25 - Beautiful As She is

103 28 2
                                    

-8-

Cinderella

Since you're my lady

I would treat you like one

Cause I'm your man

Definitely

25 – Beautiful As She is

Eris menatap dress santai biru sepanjang lutut dengan motif imut yang ia kenakan kini dan meringis. Ia menggenggam ujung lengan panjang dress itu seraya mengingat-ingat. Seingatnya, tadi Selyn memakai kaos biasa dan celana jeans, tapi kenapa dia meminjamkan pakaian seperti ini pada Eris? Eris merasa aneh ketika merasa ada yang aneh dengan bau pakaian ini.

Berusaha menyingkirkan pikiran negatifnya, Eris merapikan dress itu, lalu merapikan rambutnya, yang entah bagaimana, tampak lebih rapi daripada semalam. Eris hanya perlu merapikan rambutnya sedikit agar tampak lebih rapi, sebelum keluar dari kamar mandi dan menuruti kata-kata Kai tadi; duduk di sofa untuk menunggu Kai. Eris baru saja duduk ketika tiba-tiba, teman-teman Kai muncul dari ruang tamu. Kelima anak itu mengawasi Eris dari atas ke bawah, membuat Eris sedikit risih. Ia menarik ujung dressnya dengan gugup. Mereka tidak mungkin berpikir macam-macam tentang Eris dan Kai, kan?

Tapi yang membuat suasana semakin canggung adalah karena kelima anak itu sama sekali tak mengatakan apa pun. Bahkan, gadis bernama Selyn itu tampak bersembunyi di belakang Nyle. Apakah dia takut pada Eris, atau bagaimana?

"Pakaian apa yang kau pakai itu?" suara Kai menyentak Eris, yang kemudian langsung berdiri ketika Kai menghampirinya.

"Ini ... pakaian yang kau berikan padaku tadi," jawab Eris.

Kai mengerutkan kening, lalu menoleh untuk menatap teman-temannya. "Aku tidak pernah ingat Selyn punya pakaian seperti ini," sengitnya.

Adriel berdehem sebelum menjawab, "Kami membelinya sambil belanja makanan semalam. Kami khawatir Eris tidak akan mau memakai pakaian Selyn." Adriel bahkan terdengar ragu di kalimat terakhirnya, membuat Kai mendengus.

"Aku tidak keberatan meminjam pakaiannya," Eris berkata cepat. Sekarang ia tahu bau aneh apa yang ia cium ketika memakai pakaian ini tadi. Bau pakaian baru.

"Aku tahu," balas Kai. "Tapi mereka tidak akan membuat ini mudah untuk kita." Setelah mengatakan itu, Kai meninggalkan Eris untuk masuk ke kamar Selyn, dan tak lama kemudian, dia keluar dengan membawa selimut tipis yang dipakai Eris semalam. Kai melemparkan selimut itu ke sofa, tanpa mengatakan apa pun, sebelum kemudian kembali ke dapur.

Eris merasa tidak enak. Apakah Kai marah padanya? Eris tahu betapa merepotkannya dirinya sejak semalam, tapi ...

"Kau bisa duduk, omong-omong," Eris mendengar Gavin berbicara.

Eris menatap Gavin sekilas, hanya mengangguk, mengingat Kai tidak mengijinkannya bicara dengan anak-anak itu. Eris duduk di sofa dan merapikan selimut yang dibawakan Kai tadi, untuk kemudian digunakannya untuk menutupi kakinya. Eris melongok ke arah dapur, penasaran apa yang sedang dilakukan Kai di dapur. Tapi ia tahu, jika ia nekat pergi ke sana dan mencari tahu, Kai akan semakin marah padanya.

Eris mendesah berat seraya menyandarkan tubuhnya di sofa, menatap langit-langit pondok dengan bosan.

***

Kai tak mengerti apa yang ada dalam pikiran teman-temannya itu. Kenapa mereka membeli pakaian seperti itu untuk Eris? Mereka beruntung Eris tidak mengamuk pada mereka karena pakaian itu. Tampaknya teman-temannya punya obsesi melihat Eris mengenakan dress lagi setelah mereka melihat Eris di pesta pembukaan hotel waktu itu.

Wolf and The Beauty (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang