38 - Heart to Heart

102 22 2
                                    

38 – Heart to Heart

"Hai," suara Eris itu membuyarkan bayangan buruk Kai. Gadis itu menatap Kai, itu berarti dia berbicara dengannya. Dan tak bisakah otak Kai berfungsi dengan normal di depan gadis itu? Tampak bodoh di depan gadis yang ia cintai sama sekali tidak keren, omong-omong.

Kai menatap Eris yang sore itu mengenakan kaos biru muda dan jeans tiga perempat. Gadis itu tampak santai berdiri di samping Selyn seperti itu, padahal minggu lalu ...

"Aku datang untuk bertemu dengan Selyn," kata Eris lagi.

Kai menatap Selyn yang masih tak menatapnya. Tentu saja. Ia bahkan mungkin tak akan bisa menjelaskan alasan akan keberadaan Eris di sini, di dekat Selyn, dalam jangkauan taringnya, astaga!

"Apakah kau ... tidak keberatan?" suara Eris, lagi-lagi memecah perhatian Kai.

Kai menatap Eris, mengangguk, lalu ia menepi, membiarkan Eris dan Selyn masuk ke dalam rumah. Kai menyipitkan mata melihat tangan Eris yang menggandeng tangan Selyn. Sekilas, benar-benar hanya sekilas, Kai sempat melihat Selyn berjengit. Apa yang sebenarnya terjadi di sini?

Kai mengikuti Eris dan Selyn masuk ke dalam rumah, masih memperhatikan kedua gadis itu lekat. Sampai dia menangkap gerakan teman-temannya. Kai kini mengalihkan tatapan untuk melihat reaksi teman-temannya, yang kurang lebih sama. Mereka berdiri dengan ekspresi terkejut dan mulut ternganga tak percaya.

"Hai, aku ... datang untuk mengunjungi Selyn," Eris menerangkan alasan keberadaannya di sini. Oh, seolah alasan itu cukup untuk bisa dipercaya.

Kai curiga karena Selyn tak mengatakan apa pun. Sedari tadi hanya Eris yang memberikan alasan tentang kenapa mereka bertemu di sini. Siapa yang mengatur rencana untuk bertemu di rumah ini? Jika itu Eris, Kai tak tahu kenapa gadis itu melakukannya. Tapi jika Selyn yang mengundang Eris kemari ... Kai bisa memikirkan beberapa alasan. Hanya saja, tak satu pun alasan itu yang membuat Kai cukup senang.

Pada akhirnya, alasan apa pun yang dipakai Selyn untuk membawa Eris kemari, tetap memiliki resiko yang tidak kecil. Jika sampai Selyn lepas kendali ... hanya satu goresan saja ... dan Eris akan ...

"Kami akan naik ke atas," akhirnya Selyn berbicara, tapi Kai langsung berkata,

"Tidak."

Eris dan Selyn kini menatap Kai yang sedang menatap Selyn tajam.

"Kau tidak bisa melakukannya, Selyn. Kau bisa ..."

"Dia tidak akan mencelakaiku," Eris menyela tajam.

Kai menatap Eris tak percaya. Bagaimana gadis itu bisa berkata seyakin itu ketika ...

"Berhentilah memandang dia sebagai binatang buas. Saat ini, dia hanya Selyn. Aku akan baik-baik saja bersamanya. Selama dia tidak marah, dia tidak akan berubah, kan? Dan aku bisa menjamin, aku tidak akan membuat Selyn marah. Jadi, berhentilah menganggapnya sebagai ancaman bagiku." Eris bahkan tak sedikit pun terdengar ragu ketika mengatakannya.

Kai menatap mata jernih Eris, dan tak mendapati apa pun selain kesungguhan dan tekad kuatnya. Keras kepala. Gadis ini benar-benar ...

"Aku tidak akan menyakitinya, Kai ..." gumam Selyn, pelan, tapi penuh kesungguhan.

"Kalian tidak tahu apa yang kalian bicarakan," ucap Kai kasar.

"Kai, aku tahu. Aku tidak bodoh, dan aku sudah melihat sendiri. Aku juga sudah mencari tahu tentang kalian, entah itu hanya mitos atau memang kejadian sebenarnya. Tapi aku tahu, hanya perlu satu goresan kecil, sedikit saja racun bercampur dalam darahku, dan aku bisa berubah menjadi salah satu dari kalian, menjadi seperti kalian. Aku tahu apa yang kuhadapi, dan aku tahu apa yang aku lakukan," tegas Eris.

Wolf and The Beauty (End)Where stories live. Discover now