23 - Late Sweet Dinner

87 24 2
                                    

23 – Late Sweet Dinner

Kai menghela napas berat ketika tak menemukan makanan yang normal untuk manusia. Daging mentah akan membutuhkan waktu lama untuk dimasak. Biasanya, Kai dan teman-temannya bahkan tak perlu memasak daging itu. Tapi ini Eris. Bodohnya Kai. Ini sudah waktunya makan malam. Jika Eris tidak mengisi perutnya, dia bisa sakit. Bagaimana bisa dia membiarkan Eris kelaparan? Di tengah cuaca seperti ini pula.

Kai mendecakkan lidah kesal ketika mengambil roti tawar dan selai coklat dari kulkas. Semalam, sebelum kemari bersamanya, Nero membeli roti tawar dan selai itu untuk sarapan mereka pagi tadi. Nero memang selalu berusaha melakukan segala hal senormal manusia. Dia bilang, dia harus membiasakan hidup seperti itu jika tidak ingin semakin liar. Jika mereka terus berburu dan memakan daging mentah di waktu-waktu selain bulan purnama, mereka bisa kecanduan akan itu dan akan sulit untuk merubah kebiasaan itu.

Dengan cepat, Kai mengolesi semua roti tawar itu dengan selai coklat. Ketika Kai mengembalikan selai coklat itu ke dalam kulkas, tatapannya jatuh pada kotak susu di antara kaleng-kaleng soda. Kai tidak ingat dia membeli susu. Teman-temannya juga tidak mungkin membelinya. Kai mengerutkan kening ketika mengambil kotak susu itu. Di depannya, Kai melihat post note dengan tulisan tangan Nero tertempel di sana.

Sekali-sekali, minumlah ini. Ini bisa membuat tubuhmu lebih sehat. Kau sangat menyukainya ketika kau masih kecil. Apakah kau masih minum dengan belepotan? Aku penasaran.

Kai mendengus tak percaya. Minum dengan belepotan? Yah, Kai masih ingat saat ia masih SD, ia memang suka dengan minuman ini. Seperti yang ditulis Nero, mulut Kai selalu belepotan setiap kali ia meminum susu. Ia ingat ketika ibunya selalu menyiapkan susu untuknya sebelum ia berangkat ke sekolah. Kai baru berhenti meminum susu setelah ibunya meninggal saat Kai berumur tiga belas tahun. Dan itu, adalah untuk pertama kalinya Kai berubah menjadi werewolf.

Mengusir pikiran masa lalunya, Kai menghangatkan susu putih itu untuk Eris. Meskipun dia masih kesal karena tindakan Nero itu, bagaimana pun, ia berterima kasih karena Nero menyiapkan semua ini. Makanan dan minuman untuk manusia normal. Sepertinya Kai harus mengirimkan hadiah sederhana untuk kakaknya itu nanti.

Ketika Kai kembali ke ruang tengah, ia tidak melihat Eris di sofa. Gadis itu bahkan meninggalkan selimutnya begitu saja. Kai mengerutkan kening heran. Setelah meletakkan makanan dan minuman untuk Eris itu di meja dekat sofa, Kai pergi mencari Eris. Kai melongok ke dalam kamar Selyn yang kosong, lalu ke kamarnya yang juga kosong. Ia lantas berjalan ke ruang tamu dan dilihatnya Eris berdiri di sana, mendongak untuk menatap sebuah foto berpigura di dinding ruang tamu.

Kai menatap Eris yang hanya mengenakan kemeja putihnya. Ia meringis menyadari betapa tidak pantasnya pakaian itu untuk dipakaikan pada seorang gadis di tengah cuaca seperti ini, di tempat seperti ini. Tapi Kai tidak punya pilihan lain. Pakaian Eris basah kuyup, dan ia tak bisa mencarikan pakaian ganti lain untuk Eris karena Selyn tidak pernah meninggalkan pakaian ganti di sini. Dia hanya membawa beberapa ketika mereka berlibur kemari, atau ketika malam bulan purnama.

Dan lebih tidak mungkin meminjamkan pakaian Kai pada Eris. Tidak ada jaket tebal atau kaos panjang di pondok ini. Hanya ada sleeveless hoodie, kemeja sleeveless dan kaos sleeveless. Bahkan celana yang ada pun mungkin akan kebesaran jika dipakai Eris. Dan mengingat tidak satu pun diantara kawanan Kai yang bermasalah dengan dingin, tak ada masalah jika mereka tidak memakai kaospun. Bahkan mereka sebenarnya tidak membutuhkan selimut. Karena itulah, Kai tidak bisa memberikan selimut yang lebih tebal untuk gadis itu. Ia tidak punya selimut lain selain yang ia berikan pada Eris tadi.

Tapi setidaknya, selimut itu bisa membantu menutupi kaki Eris. Karena saat ini, melihat Eris berdiri di depannya, hanya mengenakan kemejanya yang meskipun masih kebesaran di tubuh Eris, tapi tetap tak bisa menutupi lebih dari setengah pahanya, Kai merasa terganggu. Ditambah lagi, rambut panjang Eris masih setengah basah dan tampak berantakan dengan cara yang ...

Wolf and The Beauty (End)Where stories live. Discover now