21 - Closer

100 26 1
                                    

-7-

She's Mine

Tak ada yang perlu kau khawatirkan

Aku akan melindungi milikku

Dari apa pun, dan siapa pun

21 – Closer

Kai menghentikan langkahnya ketika menyadari bau Eris semakin tertinggal jauh di belakangnya. Kai berbalik dan terkejut ketika melihat Eris meringkuk di bawah sebuah pohon yang berada sepuluh meter di belakangnya. Kai berlari ke tempat gadis itu meringkuk dan mendapati gadis itu memejamkan matanya. Kai menatap bibir Eris yang sudah membiru, bergetar karena dingin.

Kai mengutuk dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia lupa, tubuh manusia Eris pastilah tidak kebal akan dingin seperti tubuhnya. Dan saat ini, Eris pasti sangat kedinginan. Kai mengulurkan tangannya, menyentuh pipi Eris, lalu mata gadis itu membuka perlahan. Sorot matanya menatap Kai lemah. Kai merasakan sesuatu yang menyakitkan di dadanya ketika melihat sorot lemah dan putus asa di mata gadis itu.

"Kau membeku," Kai berkata.

Eris mengangguk dengan susah payah, membuat dada Kai semakin terasa sakit. Kai tak mengatakan apa pun ketika menyelipkan tangannya di belakang punggung dan di bawah lutut gadis itu, lalu mengangkat gadis itu dengan mudah.

"Kai ..." suara gadis itu terdengar begitu lemah dan bergetar karena dingin.

"Jangan bicara lagi," kata Kai tajam. "Kau akan merasa lebih hangat jika memelukku."

Eris mengerutkan kening bingung. Tapi kemudian, perlahan, tangan gadis itu bergerak ke bahu Kai.

"Tubuhmu ... hangat ..." ucapnya lemah.

Kai tidak mengatakan apa pun untuk menanggapinya, tapi kemudian dia semakin mengeratkan pegangannya, membuat tubuh Eris semakin merapat padanya. Dingin sekali. Bisa-bisa gadis ini mati kedinginan jika Kai tidak segera membuatnya hangat.

"Berpeganganlah," perintah Kai pada Eris. "Cepat!" desak Kai, membuat Eris akhirnya mengalungkan lengannya ke leher Kai.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Kai berlari menembus hujan. Di tengah larinya, Kai tak bisa berhenti berpikir, apa yang membawa gadis itu ke hutan ini? Kai tadinya sedang memeriksa hutan ini, mencari anjing hutan, atau binatang lain yang bisa dijadikan mangsa saat ia dan kawanannya akan berburu saat malam bulan purnama beberapa hari lagi karena teman-temannya sedang ingin berburu. Lalu di tengah pencariannya itu, ia mencium bau tubuh Eris. Jantung Kai seolah berhenti berdetak saat ia melihat tubuh Eris jatuh terguling tadi. Jika Kai terlambat sedikit saja, gadis itu pasti sudah celaka.

Kai meringis kecil ketika merasakan perih di punggungnya. Iapun mempercepat larinya, berharap bisa segera melihat separah apa patahan dahan tadi menusuk dan merobek punggungnya. Tapi setidaknya, bukan Eris yang terluka. Ia benar-benar bersyukur karenanya.

***

Eris menarik kemeja putih yang kebesaran itu untuk menutupi pahanya, tapi akhirnya ia menyerah ketika kemeja itu tak bisa menutupi lebih dari setengah pahanya. Meski begitu, ia heran juga karena kemeja Kai itu membuatnya tenggelam seperti ini. Kai bilang ini adalah kemejanya kemarin malam, belum dicuci, tapi hanya ini yang bisa dipakai Eris malam ini. Kai berkata bahwa pakaian Kai lainnya adalah sleeveless hoodie, kemeja sleeveless, kaos sleeveless, dan tidak mungkin Eris memakai itu.

Tapi jika Eris mengingat bisep Kai tadi, ia sama sekali tak heran jika Kai tak merasa malu memamerkan lengannya. Ternyata pikirannya tentang stelan Kai kemarin malam salah. Stelan itu tidak dibuat untuk bisa pas di tubuh Kai yang Eris pikir masih memerlukan beberapa tahun lagi untuk pas dengan stelan itu. Tubuh Kai memang sudah pas dengan stelan itu, karena sekarang Eris mendapati dirinya tenggelam dalam kemeja yang dikenakan Kai kemarin malam.

Wolf and The Beauty (End)Where stories live. Discover now