54 - My Dear Girl

91 23 2
                                    

54 – My Dear Girl

Ia ingin membuka matanya. Ia ingin mengatakan sesuatu, ingin menjawab orang-orang yang berbicara padanya. Tapi ia tak bisa. Seluruh tubuhnya seolah lumpuh. Betapa pun ia berusaha, ia tidak bisa bergerak. Ia sudah terlalu lama terjebak di sini, di tubuhnya sendiri, tanpa bisa melakukan apa-apa. Dan yang lebih parah, ia bahkan tak tahu siapa yang selalu berbicara padanya itu, dan bahkan menangis untuknya.

Ia tak tahu sudah berapa lama tepatnya ia terjebak di sini, tapi dari orang-orang itu, ia tahu namanya adalah Eris. Masih banyak hal lain yang berkelebatan dalam benaknya, ribuan tanya yang bahkan tak bisa ia ucapkan karena tubuhnya menguncinya di sini.

Ia tak tahu kenapa orang-orang ini mengucapkan maaf tanpa akhir padanya, menceritakan masa lalu mengerikan seorang gadis bernama Eris, yang entah bagaimana, adalah dirinya. Dan jika memang kehidupan mengerikan itu adalah miliknya, tidak seharusnya orang-orang ini meminta maaf padanya. Mereka benar tentang Eris yang sudah membunuh orang tuanya sendiri.

Tapi ia mendapati bahwa meskipun dia telah melakukan kesalahan besar di masa lalu, orang-orang ini masih begitu peduli padanya, menunggunya, merindukannya, menangis untuknya. Ia penasaran, siapa dirinya, orang seperti apa dia, hidup macam apa yang ia jalani sebelum ia terjebak di sini?

Kenapa ... tak satu pun hal tentang itu bisa diingatnya dalam kepalanya?

Tapi beberapa waktu lalu, ia mendapati hal aneh terjadi padanya. Ia tahu ada seseorang yang berada di dekatnya, siapa pun dia, yang membuat jantungnya berdegup kencang. Ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya, dan ia yakin orang itu juga tidak pernah datang sebelumnya. Ia tak tahu siapa orang itu, tapi entah bagaimana, tubuhnya bisa merasakannya.

Satu lagi tanya yang memenuhi kepalanya kini; siapa orang itu, yang tiba-tiba datang padanya dan membuat jantungnya bereaksi seperti ini?

***

Kai mengamati perubahan ekspresi Gavin saat ia berbicara dengan seseorang yang baru saja meneleponnya itu. Siapa yang meneleponnya?

Gavin mengucapkan terima kasih kepada peneleponnya, lalu menutup sambungan telepon dan menatap Kai lekat.

"Om Bram menelepon, mengabarkan ada perkembangan kondisi Eris. Dua jam lalu, tiba-tiba frekuensi detak jantungnya meningkat. Ia hanya memastikan, apakah tadi aku datang, karena beberapa perawat mengenaliku. Sejak Eris dirawat di rumah sakit itu, aku selalu menyempatkan diri menjenguknya, hanya untuk memastikan sendiri bahwa ia masih di sana, bernafas.

"Setelah sembilan tahun koma, ini adalah reaksi pertamanya. Om Bram berkata, mungkin Eris akhirnya merasakan kehadiranku. Atau mungkin, ia akhirnya bisa merasakan keberadaan Selyn yang terus berada di sisinya. Tapi kurasa, kita semua tahu, siapa yang bisa membuat Eris bereaksi seperti itu," urai Gavin.

Kai tertegun, berusaha mencerna kata-kata Gavin. Eris ... merasakan kehadiran Kai? Apa yang dia pikirkan tentang Kai? Apakah dia marah karena Kai baru muncul sekarang? Apakah dia membenci Kai karena Kai tidak pernah ada di sampingnya saat gadis itu koma, dan itu karena Kai?

"Om Bram memintaku datang ke rumah sakit besok. Apa kau akan ikut?" tanya Gavin kemudian.

Kai menarik napas dalam. "Jika dia bangun nanti, dia pasti akan sangat membenciku. Aku tak tahu, bagaimana aku bisa menghadapinya setelah ini. Aku ... tak sanggup melihatnya seperti ini. Dia harus mengalami ini karenaku, dan aku bahkan tak ada di sisinya saat dia membutuhkanku. Aku ..."

"Mungkin akhirnya, dia akan bangun untuk meneriakkan kebenciannya padamu," sela Nyle.

Kai tercekat. Begitukah? Haruskah seperti ini kisah mereka? Jika Kai pergi, Eris mungkin tidak akan pernah bangun. Tapi jika Kai kembali, gadis itu mungkin akan bangun dan membenci Kai. Mungkin memang seharusnya begini, mengingat apa yang telah Kai lakukan pada Eris. Kai, selalu menyakiti Eris. Padahal gadis itu selalu peduli pada keluarganya, tapi Kai selalu saja menyakitinya. Mungkin ini hukuman untuk Kai. Jika memang Eris akan membencinya selamanya, Kai akan hidup dengan itu. Selama itu berarti, Eris juga hidup di bawah langit yang sama dengannya.

Wolf and The Beauty (End)Where stories live. Discover now