40 - You're The Best Thing that Ever Happenned to Me

93 21 2
                                    

40 – You're The Best Thing that Ever Happenned to Me

Eris terkesiap kaget ketika tiba-tiba seorang gadis muncul di hadapannya ketika dia baru saja membuka gerbang. Eris ternganga tak percaya mendapati kemunculan mengejutkan Selyn itu.

"Selamat pagi!" sapa Selyn seraya mengangkat kotak berwarna biru tepat di depan wajah Eris. Sepertinya bekal makanan.

"Astaga Selyn, kau mengejutkanku," omel Eris.

Selyn menyeringai, lalu ia menyodorkan kotak biru di tangannya itu pada Eris. "Kudengar kau suka roti coklat. Jadi, aku membuat roti coklat ini sendiri pagi ini. Juga, ini ..." Selyn mengangkat tangan kirinya yang sedari tadi disembunyikan di balik punggungnya.

Eris bersorak ketika melihat coklat mete kesukaannya di tangan gadis itu. "Kau benar-benar malaikatku ..." ujarnya sepenuh hati, membuat Selyn tergelak.

"Ayo, kau harus berangkat sekolah," kata Selyn seraya menggandeng Eris meninggalkan rumahnya. "Dan mereka juga sudah menunggumu," lanjutnya seraya mengedikkan kepala ke arah rombongan anak laki-laki yang berdiri di ujung jalan bloknya. Kai dan yang lain.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Eris begitu dia berdiri di depan Kai dan teman-temannya itu. Hari ini, Nyle tidak mengenakan seragam sekolah. "Kau tidak ke sekolah?" Eris menatap Nyle.

Nyle mengangguk, lalu menunjuk Selyn. Ah, hari ini gilirannya menjaga Selyn. Eris mengangguk-angguk mengerti. Ia lantas menatap Selyn, tersenyum pada gadis itu, lalu berkata,

"Terima kasih, Selyn. Aku pasti akan menghabiskan semuanya nanti."

Selyn tersenyum geli, lalu mengangguk. "Semoga harimu menyenangkan, Eris," katanya seraya melambaikan tangan.

"Kau juga," balas Eris. "Bersenang-senanglah." Eris membalas lambaian tangan Selyn, sebelum kemudian dia berangkat menuju sekolahnya bersama Kai dan ketiga temannya yang lain.

"Seandainya saja dia bisa pergi ke sekolah bersama kita," gumam Eris di tengah perjalanan mereka.

"Kurasa akan lebih baik jika kau tidak berandai-andai tentang hal-hal yang tidak mungkin terjadi," Kai menyahut.

Eris mencibir. "Adakah yang pernah memberitahumu, betapa pesimisnya kau? Baru kali ini aku bertemu dengan orang yang luar biasa sombong, tapi juga begitu pesimis," katanya sinis.

"Menghadapi kenyataan dan pesimis itu berbeda," koreksi Kai.

"Keduanya tampak sama saja. Sama-sama dilakukan seseorang ketika dia sudah putus asa," ucap Eris dingin.

Eris bisa merasakan tatapan tajam Kai saat ini. "Jadi, itukah yang kau lakukan saat ini? Putus asa?" Kai berbicara.

Eris menoleh cepat ke arah Kai. "Jangan melemparkan kesalahan padaku!" ia tak terima.

"Biar kuingatkan jika kau lupa," suara Kai terdengar begitu santai. "Kau memutuskan untuk menerima nasibmu sebagai Cinderella, ketika kau bisa menjadi seorang putri. Sebenarnya, ada cara yang lebih mudah dari itu, tapi kau berkeras bahwa itu yang terbaik. Seandainya kau mau membicarakannya dengan keluargamu, mengatakan pada mereka tentang perasaanmu yang sebenarnya, mereka pasti ..."

"Jangan membicarakan hal-hal yang tidak mungkin terjadi seperti itu," sela Eris tajam.

"Apakah kau sedang pesimis atau hanya menghadapi kenyataan, Eris?" balas Kai, menyerang Eris dengan kata-kata Eris sendiri.

Eris mendesis kesal pada Kai. "Baiklah, mulai sekarang, kau urus urusanmu sendiri, dan aku akan mengurus urusanku sendiri. Aku tidak akan mencampuri urusan keluargamu, dan kau tidak boleh mencampuri urusan keluargaku," putusnya kesal.

Wolf and The Beauty (End)Where stories live. Discover now