27 - My Very Own Cinderella

77 26 1
                                    

27 - My Very Own Cinderella

"Berjanjilah, kau tidak akan pernah kembali ke hutan ini, apa pun yang terjadi," Kai berkeras. "Hutan ini berbahaya untukmu."

Eris menatap Kai seolah laki-laki itu sudah kehilangan akal sehat. Ini hutan umum. Dan ini hanya hutan. Eris juga pasti akan segera menghafal jalan keluar dari hutan ini jika dia sering berjalan-jalan kemari. Selama ia bisa menemukan jalan keluar, hutan ini tidak akan berbahaya lagi untuknya. Lagipula, Eris tidak mungkin bisa menghindar jika Elin memberikan tugas-tugas konyol dan gila padanya yang berhubungan dengan hutan ini. Dan Eris tidak selemah itu untuk menyerah pada apa pun yang harus dihadapinya.

"Aku tidak bisa, Kai," kata Eris. "Bahkan di masa mendatang, aku yakin aku akan lebih sering datang ke hutan ini."

Kai menatap Eris marah. "Kenapa kau harus begitu keras kepala?"

Eris menggeleng. "Tidak seperti itu, hanya saja ..."

"Apa kau harus sekarat dulu karena tersesat di hutan ini, baru kau sadar betapa berbahayanya hutan ini untukmu?" suara Kai meninggi.

Eris benar-benar tak mengerti kenapa Kai bersikap seperti ini, tapi ia tidak bisa menerima jika Kai berteriak, membentaknya, dan bahkan mengaturnya. Eris tahu Kai sudah menyelamatkan nyawanya, tapi ...

"Aku akan menghafal jalan keluar dari hutan ini. Jadi aku tidak akan tersesat lagi," kata Eris dingin. "Dan aku tidak akan merepotkanmu lagi, tentunya."

Kai tampak lebih marah lagi, dan Eris bisa melihat perubahan di mata Kai. Mata itu ...

Tiba-tiba Kai melepaskan Eris dan berbalik memunggunginya. Eris menatap Kai dengan bingung. Ada apa dengannya? Kenapa mendadak ia bersikap seaneh ini?

"Jangan pernah datang lagi ke hutan ini," suara Kai terdengar seperti geraman.

Sampai kapan Kai akan membuat Eris bingung, dan semakin bingung lagi? Laki-laki itu mendadak melarang Eris untuk pergi ke hutan ini, tanpa alasan yang jelas. Lagipula, di sisi lain hutan ini, banyak para turis lokal maupun asing yang lewat untuk mendaki.

Eris memperhatikan Kai menegakkan tubuhnya, lalu mengambil napas dalam, beberapa kali, sebelum kemudian berbalik dan menatap Eris dengan tatapan dingin.

"Jika kau berkeras untuk tetap masuk ke hutan ini di masa mendatang, aku akan memberitahukan pada ommu bahwa semalam kau tidur denganku," ucap Kai tanpa ragu.

Eris terbelalak kaget. Ia tak menyangka, Kai akan mengancamnya seperti ini hanya agar Eris menjauhi hutan. Ada apa sebenarnya dengan hutan ini?

"Kai, dengar. Aku tak tahu kenapa kau jadi sekonyol ini hanya karena aku memasuki hutan ini. Tapi bahkan meskipun aku mau saja untuk tidak kembali lagi ke sini, tapi aku tidak bisa. Akan ada situasi di masa mendatang, lebih banyak situasi, yang mengharuskanku masuk ke hutan ini. Aku ..."

"Situasi apa?" sela Kai tak sabar.

Eris menggigit bibir, ragu. Apakah dia harus mengatakan ini pada Kai? Tapi ini masalah keluarganya. Tidak seharusnya Kai ...

"Beri aku alasan yang jelas atau aku akan mengatakan pada ommu apa saja yang sudah kita lakukan semalam," ancam Kai.

Eris tampak luar biasa kaget ketika menatap Kai lagi. "Apa maksudmu dengan 'apa saja yang sudah kita lakukan semalam'?" wajah Eris memucat.

Kai mendengus kasar, lalu menatap ke depan dan kembali berjalan, meninggalkan Eris yang dengan panik mengejarnya.

"Kai, tunggu, tunggu," panik Eris seraya memeluk lengan Kai dalam upayanya menahan laki-laki itu.

Wolf and The Beauty (End)Where stories live. Discover now