41 - Cukup dengan Kau di Sampingku

82 19 3
                                    

-12-

I'm a Wolf, You're the Beauty

No matter how much I love you

I'm a wolf, and you're the beauty

There's no way for us to be together

41 - Cukup dengan Kau di Sampingku

"Kau yakin kau tidak ingin mencoba?" Kai sudah mengucapkan pertanyaan yang sama sebanyak empat kali dalam satu jam terakhir. Eris melirik Kai, mengangkat alis. Apakah Eris harus menjelaskannya lagi?

Saat ini, mereka sedang berada di dalam mobil sport merah Kai, menatap balapan di depan sana, sambil menunggu giliran pertandingan balap Kai. Beberapa minggu lalu mereka baru selesai menempuh Ujian Nasional, dan hari-hari ini menjadi hari kebebasan mereka sebagai murid tahun terakhir di sekolah mereka. Itulah kenapa akhirnya Kai mengajak Eris ke lintasan balap liar malam ini.

Sebelum ini, Kai juga pernah ikut balap liar sesekali, tapi di tahun terakhir sekolah mereka, Kai sudah berhenti ikut balap liar. Dan beberapa hari lalu, tiba-tiba ia tertarik untuk melihat Eris beradu cepat di jalanan. Awalnya Kai hanya menantang Eris untuk balapan dengannya, tapi Eris menolak. Hingga akhirnya, Kai memutuskan dialah yang akan ikut balapan, dengan Eris yang harus menemaninya.

Tapi sejak mereka datang tadi, Kai terus bertanya apakah Eris mau mencoba berpartisipasi dalam balapannya, yang selalu Eris jawab dengan jawaban yang sama; tidak. Balapan hanya mengingatkannya pada hari kematian orang tuanya. Tapi Kai berkeras bahwa itu bukan salah Eris, dan Eris harus mulai berdamai dengan itu.

"Untuk apa kau mengatakan semua omong kosong tentang melupakan masa lalu pada Selyn, ketika kau bahkan tak bisa menjalaninya," dengus Kai kemudian. "Kau sudah bisa meyakinkan Selyn untuk terus menatap ke depan, meninggalkan masa lalunya dan menjadi Selyn yang baru, Selyn yang ceria lagi, seperti yang kita lihat sekarang. Tapi kenapa kau tidak bisa melakukan itu untuk dirimu sendiri? Kenapa kau terus berkutat dengan masa lalumu? Itu hanya kecelakaan dan itu bukan salahmu. Kau hanya ..."

"Menyia-nyiakan segala yang kumiliki," Eris menyela. "Terkadang, berbicara memang lebih mudah, kan?" Eris tersenyum geli pada Kai. "Tapi setidaknya, aku sudah tidak lagi bermimpi buruk tentang kejadian itu."

Kai menghela napas berat. "Aku pernah mengungkit tentang kejadian itu, tanpa tahu pengaruhnya padamu. Kau ... maaf, dulu aku tidak tahu jika kejadian itu bisa mempengaruhimu seperti itu. Mimpi buruk itu ... maaf ..." sesalnya. "Aku benar-benar menyesal, Eris."

Eris tersenyum. "Bukankah tadi sudah kukatakan, aku tidak lagi bermimpi buruk tentang itu? Aku tidak tahu kenapa, tapi ... kurasa itu sudah cukup membuktikan bahwa aku sudah bisa berdamai dengan masa laluku."

"Jika memang begitu, berhentilah merasa bersalah," keluh Kai. "Kau tidak seharusnya membiarkan tante dan sepupumu berbuat semaunya padamu. Ingin rasanya aku mengatakan pada ommu apa yang mereka lakukan padamu, tapi kau ..."

"Kai, aku baik-baik saja," sela Eris geli. "Sekarang aku justru menikmatinya. Tante dan sepupuku itu, terkadang mereka sangat menggelikan. Lagipula, tugas-tugas aneh mereka itu juga menyenangkan. Kau tahu? Terkadang ada saat-saat di mana aku merindukan mereka saat mereka tidak ada."

Kai mendengus. "Aku tak percaya kau pernah menjadi ketua geng yang mengerikan di masa lalu. Kau begitu baik pada Hana, lalu Selyn, lalu pada tante dan sepupumu yang jahat itu, dan juga ..."

"Itu juga ... di luar kendaliku," Eris menyela. "Peduli pada orang-orang itu juga ... di luar kendaliku. Ketika aku pindah ke kota ini, aku bertekad untuk berubah. Aku tidak ingin lagi bersikap buruk dan semauku sendiri pada orang lain, meskipun akhirnya itu gagal karena Gea datang kemari dan mengatakan semua keburukanku di masa lalu.

Wolf and The Beauty (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang