35 - My Amazing Girl

103 24 3
                                    

35 – My Amazing Girl

Eris menoleh ke belakang dengan resah ketika Kai dan teman-temannya belum juga kembali saat bel pulang sudah berbunyi. Eris berusaha bersikap sesantai mungkin ketika Hana menanyakan keadaannya, lagi. Ia bahkan tersenyum pada Hana untuk menenangkannya ketika gadis itu pamit pulang lebih dulu.

Begitu Hana pergi, Eris kembali menoleh ke belakang. Buku-buku masih berserakan di dua meja itu. Tapi kenapa mereka belum juga kembali? Ke mana mereka pergi? Apakah sesuatu terjadi? Mungkin Selyn ... apakah sesuatu terjadi padanya?

Eris menyampirkan ranselnya di bahu dan bergegas pergi ke kelas Adriel dan Xander. Jika mereka belum pulang, Eris bisa bertanya apa yang terjadi. Murid-murid di koridor menatap Eris heran ketika gadis itu berlari melawan arus murid-murid yang berjalan menuju gerbang. Beberapa dari mereka bahkan berhenti untuk memperhatikan Eris. Mengabaikan mereka, Eris mulai berlari kini. Semoga saja kedua anak itu belum pulang.

Eris tersengal kehabisan napas ketika ia tiba di kaki tangga, hendak naik ke kelas XI IA 3. Ketika salah seorang murid turun dari atas, Eris bertanya, dia dari kelas mana. Anak itu menjawab dia dari kelas XI IA 3, kelas yang sama dengan Xander dan Adriel. Eris menanyakan tentang kedua anak itu, dan mendapati bahwa hari ini Xander tidak masuk. Tapi Adriel masuk dan dia masih di atas.

Eris menarik napas lega. Ia lantas mulai menaiki tangga itu. Ketika ia tiba di lantai atas, ponselnya berdering. Eris mendapati nomor baru muncul di layar ponselnya. Tapi toh, ia tetap menjawab panggilan itu.

"Eris?" suara di seberang sana membuat Eris terkesiap. Suara ini ... ia mengingat pemilik suara ini adalah ...

"Selyn?" suara Eris hanya terdengar seperti bisikan.

"Ya, ini aku. Dengar, Eris, aku tidak punya banyak waktu. Bagaimana pun caranya, hari ini kau harus menemui Kai. Dia ... kurasa dia pasti merasa bersalah padamu. Dia mungkin akan menghindarimu karenanya. Aku tahu kau sudah tahu tentang kami, tapi ... bisakah aku meminta tolong padamu? Aku tahu ini terlalu banyak, tapi setidaknya ... tolong bantu aku kali ini saja. Tolong temui Kai dan katakan padanya bahwa kau baik-baik saja," suara Selyn sarat permohonan.

Eris mengerutkan kening bingung. "Aku ... kenapa aku harus mengatakan hal-hal seperti itu padanya?"

"Eris kumohon, katakan saja seperti itu, bahkan meskipun kau sedang tidak baik-baik saja. Kai sedang menyalahkan dirinya sendiri karena ... melibatkanmu terlalu jauh. Dia sangat mengkhawatirkanmu sejak kejadian minggu lalu. Karena itu ... kumohon ..." Selyn kembali memohon.

Eris menggigit bibirnya. Kenapa Kai mengkhawatirkannya? Apa Kai khawatir Eris akan memberitahukan tentang siapa mereka sebenarnya pada orang-orang? Di tengah kebingungannya itu, Eris mendengar suara Xander memanggil Selyn dari kejauhan.

"Eris, aku harus pergi. Xander sudah mencariku. Aku mohon padamu ... kali ini saja ... kumohon ..." kata gadis itu lagi, sebelum kemudian menutup teleponnya.

Begitu sambungan terputus, tangan Eris terjatuh lemas di sisi tubuhnya. Bagaimana bisa dia menemui Kai jika laki-laki itu masih marah padanya, dan terus menghindarinya? Apa Selyn tidak tahu bahwa Kai sangat marah pada Eris?

Di tengah keraguan Eris, suara tawa dari arah kelas Adriel menarik perhatiannya. Ketika Eris menatap ke depan, dilihatnya Gavin membuka pintu, Nyle mengkuti di belakangnya, lalu berikutnya Kai keluar bersama Adriel. Kai mengarahkan tinju ke arah Adriel, dan Adriel menangkisnya, lalu Adriel membalas dengan pukulan yang diarahkan ke bahu Kai, tapi Kai juga berhasil menahannya. Berikutnya, Kai bergerak lebih cepat, mendaratkan tangannya di bahu Adriel, lalu mendorong tubuh anak itu. Jika Kai tidak memeganginya, Adriel pasti sudah terjatuh.

Wolf and The Beauty (End)Where stories live. Discover now