Bab 50 - Membuka Identitas

2.7K 395 69
                                    

Oke sebelumnya, saya lupa apakah Nora udah tahu siapa Rodel atau belum #parah 😢 tapi seingat saya sih belum, so maaf kalau ada kekeliruan yaa 🙏

HAPPY READING

NORA menatap tempat tidurnya dengan mata memicing serius. “Baiklah. Ini pasti mudah.” Lalu ia menggerakan satu tangannya terulur ke atas secara perlaha. Dan ranjangnya pun melayang sedikit demi sedikit. Nora tersenyum senang. “Aku bisa merasakan energinya, wow hahaha … ini mudah!”

BRUGH!

Mendadak ia kehilangan kendalinya dan membuat ranjang kayu itu menubruk langit-langit kamar, kemudian jatuh ke lantai berkarpet dengan sangat keras. “Ups!” Nora meringis ketika mendengar teriakan Dylan dari bawah yang mengomeli dirinya. “Maaf!” balas Nora sambil berteriak.

“Kenapa di saat genting saja aku bisa mengendalikan kemampuanku?” Gadis itu mengacak rambutnya frustrasi. “Bagaimana aku bisa menunjukkannya pada Gideon?”

Tiba-tiba saja terdengar suara jendelanya yang diketuk. Nora menoleh dan melhat seekor burung gagak sedang mengetuk jendela kamar menggunakan paruhnya. Ia segera mendekat dan membuka jendela tersebut. Seketika gagak itu terbang sambil membawa-bawa sebuah kain panjang berwarna hitam yang mirip seperti jubah.

“Hey!” Nora berteriak kaget saat gagak itu masuk dan berhenti di tengah kamar. Namun yang lebih membuatnya kaget, ia melihat gagak tersebut berubah menjadi seorang lelaki dengan rambut abu-abu dan mata biru.

Nora melotot tak percaya. “Siapa kau?!” Ia segera mengambil lampu tidurnya yang memiliki gagang cukup panjang, sangat pas ia gunakan seperti tongkat baseball. Dengan cepat ia menodongkan lampu tidur itu.

Rodel tersenyum miring. “Maaf tidak memperkenalkan diriku. Aku Rodel.”

Nora terdiam beberapa saat, mencerna perkataan Rodel dengan alis mengkerut. “Rodel? Seperti nama anjing Paggie.”

“Yap! Itu memang aku.” Rodel tersenyum bangga sambil berkacak pinggang.

Namun Nora tiba-tiba menatap sengit. “Jangan mengada-ngada dasar pencuri gila!” Nora berteriak, lalu berlari hendak memukul Rodel menggunakan lampu tidurnya. Sedangkan Rodel segera menghindar dan berakhir tersudutkan di pintu.

“Tunggu dulu!” Rodel mengangkat kedua tangannya, tanda menyerah dan menyuruh Nora untuk berhenti. Nora otomatis menghentikan aksinya. Namun ia masih mengangkat lampu tidur itu tinggi-tinggi. “Aku benar-benar Rodel. Aku seorang Altro.”

Nora mengernyit. “Altro?” Ia perlahan menurunkan benda yang sejak tadi menjadi ancaman untuk Rodel. “Maksudmu Pengubah Wujud yang bisa berubah ke bentuk hewan dan manusia?”

Rodel cepat-cepat mengangguk.

“Kalau begitu buktikan. Berubah jadi Rodel dan aku percaya.” Nora melipat kedua tangannya di dada.

“Apa ini sudah lima menit?” tanya Rodel sambil melihat jam dinding di kamar Nora. “Aku tidak bisa berubah dengan cepat dari satu bentuk hewan ke hewan lainnya.”

Nora memutar mata malas. “Berarti kau bukan Rodel.”

Rodel jadi gemas sendiri, rasanya ia ingin mencubit pipi Nora. “Baiklah. Lihat sendiri.” Ia mulai mempersiapkan dirinya. Rodel pun perlahan berubah menjadi seekor anjing husky berwarna abu-abu putih.

“Anjingnya Paggie!” Nora terkejut. “Jadi kau benar Rodel?”

Rodel menggonggong sebagai jawaban.

“Paggie harus tahu ini!” Nora berjalan cepat ke arah meja belajar dan mengambil ponsel putih miliknya.

Rodel seketika berubah ladi ke wujud manusianya. “Jangan!” teriaknya panik. “Identitasku harus tetap dirahasiakan dari manusia lain!” Wajahnya jadi pucat pasi.

Nora melirik Rodel dan akhirnya terkekeh. Ternyata aktingnya bagus juga. “Aku hanya bercanda,” ucap Nora lalu meletakkan kembali ponselnya di atas meja. “Lalu kenapa kau membuka identitasmu di depanku?”

“Karena kau bukan manusia biasa. Kau punya darah Pengubah Wujud.” Rodel melihat Nora terdiam mematung. “Kau Atrega.”

“Bagaimana kau bisa tahu?” Nora mulai cemas karena semakin lama semakin banyak yang tahu soal identitasnya.

“Aku ada di hutan ketika Trevor hampir saja bertarung dengan pengawalmu, siapa namanya?”

“Jagger,” jawab Nora yang langsung diangguki Rodel.

“Dan aku juga kenal dengan Gideon. Kita punya nasib yang sama.”

Nora duduk di pinggir kasur. “Semakin banyak yang tahu identitasku,” gumamnya mengacak rambut frustrasi.

“Ya, karena kau hidup berdampingan dengan para Pengubah Wujud. Jalan satu-satunya adalah berhenti menggunakan kemampuanmu.”

Nora menatap Rodel kesal. “Tapi aku harus membantu Trevor!”

Rodel tersenyum miring. “Itu juga yang aku harapkan.”

“Benarkah?” Mendadak Nora jadi semangat lagi.

“Kemampuanmu hampir bisa menandingi para Noprous. Ya … tinggal melatih fisikmu agar bisa berlari dan menghindar,” ucap Rodel sambil mengusap dagunya dan melihat Nora dari bawah ke atas seperti sedang menilai.

Nora menganggukan kepalanya seperti murid yang mendengarkan gurunya. “Aku harus banyak olahraga mulai sekarang.”

“Lakukanlah. Karena fisikmu juga harus kuat untuk menampung kemampuanmu itu,” ucap Rodel sambil menjelajahi kamar Nora.

“Tapi Gideon masih mengurungku.”

Rodel sontak menoleh. “Mengurungmu?”

“Ya, sebagai hukuman.”

“Jadi kau tak bisa keluar dan bertemu Trevor?” tanya Rodel lagi memastikan.

“Ya, begitulah.” Nora menjatuhkan tubuhnya di kasur dan menghela napas panjang. Ia jadi malas melakukan apapun.

“Aku pergi dulu.” Rodel berjalan cepat mendekati jendela.

“Kemana?” Nora sontak merubah posisinya menjadi duduk.

“Memberitahu Trevor.” Kemudian lelaki itu berubah menjadi burung gagak dan terbang keluar jendela.

–BERSAMBUNG–

Maaf pendek dan kalau ada typo. Tadinya mau dipanjangin bab ini, tapi kondisi kesehatan saya lagi ga memungkinkan. So, enjoy guys ❤

Salam Fiksi, Saelsa White

City of Moroney PackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang