Bab 18 - Pengintaian

12.8K 1.6K 98
                                    

ALEXIS menoleh, menatap Zack sambil memegang stir mobil di depannya. "Kau siap?" Seperti biasa, gadis itu memakai baju ungu dengan gaya ala ala rock.

Zack membalas tatapan Alexis dengan percaya diri dan tersenyum miring. "Tentu saja.”

Lalu dalam sekejap, mobil hitam itu melaju kencang saat Alexis menginjak pedal gas, membuat angin mau tak mau menghantam jendela-jendela mobil mereka yang terbuka. Zack dan Alexis menjerit senang, sedangkan Rodel yang duduk di belakang langsung menutup kedua kupingnya dengan kesal.

Mobil yang kini mereka gunakan adalah salah satu harta milik keluarga Rickman. Marc dan Maxine yang juga ikut di mobil—duduk di samping Rodel—tak bisa menahan tawa, yang akhirnya meledak dengan kencang.

“Ternyata temanmu tahu juga bagaimana caranya bersenang-senang,” ucap Marc, yang langsung mendapat tatapan malas dari Rodel.

“Mereka tidak bersenang-senang. Mereka hanya ingin membunuhku,” ucap Rodel sambil menatap ke luar jendela.

“Hahaha! Ini menyenangkan!” Maxine berseru heboh, membuat Zack dan Alexis semakin bersemangat.

Mereka melewati jalanan kota di Washington. Tenggelam dalam keseruan sambil menikmati kerlap-kerlip kota malam. Trevor dan anggota lainnya menyusul di belakang, ada juga yang berusaha menyamai laju mobil yang dibawa Alexis, seperti Wally contohnya. Pria paruh baya itu tersenyum miring dengan Tom dan Todd yang heboh menyoraki Zack serta Alexis. Mereka seperti sedang beradu balapan di jalanan yang ramai itu. Trevor yang satu mobil dengan Arran serta Ed hanya bisa terdiam, mempersiapkan dirinya untuk pengintaian malam ini.

Mobil mereka pun berhenti di sebuah jalanan sepi di samping hutan-hutan. Mereka keluar dan dengan hening berkumpul di depan sang Alpha. “Bagaimana? Apa tempat ini aman?” tanya Theo pada Arran yang kini sedang memejamkan mata, berusaha mendengarkan suara-suara serta bau di hutan tersebut.

“Aman,” ucap Arran kemudian dengan nada datar.

“Tau dan Upsilon, kalian dampingi Zack, Alexis serta Rodel, lalu berjaga di jalan masuk hutan,” perintah Theo yang langsung diangguki sang Ketua Pengintai—Arran—serta kedua anak buahnya—Tom dan Todd.

Arran mengambil darah anjing dan membagikannya pada anggota lain. Mereka mengoleskan cairan merah itu ke baju, wajah, tangan serta rambut. Bahkan ada yang menambah dengan darah burung untuk menutupi bau keberadaan mereka. Semua anggota juga mempersiapkan peralatan seperti jubah, bom asap dan cadangan senjata. Terutama untuk Rodel, Zack dan Alexis.

“Kappa dan Lambda, berjaga di barisan kedua. Trevor, kau ikut dengan mereka.”

Trevor mengangguk. Barisan kedua akan diisi olehnya dan para pemburu. Sebagai seorang Ketua Pemburu, Trevor tahu Simone bisa diandalkan. Dia bijaksana dan berpengalaman soal misi lapangan. Apalagi Maxine—anak Simone—juga sudah dilatih sejak kecil oleh ayahnya. Meskipun sejujurnya Trevor ingin berada di barisan pertama, tapi ia tidak terlalu cemas, karena apapun yang terjadi, Trevor akan menyiapkan dirinya untuk menolong Rodel dan teman-temannya. Trevor hanya harus menajamkan pendengaran dan penglihatannya jika kode darurat sudah dilepaskan.

“Aku dan Beta akan berada di barisan tiga bersama Zeta dan Eta.” Theo menatap Neil yang mengangguk siap. Ed, Marc, dan Wally pun tak beda jauh. Para warrior itu sudah siap untuk melindungi barisan belakang.

“Sedangkan sisanya, menunggu di mobil,” lanjut Theo lagi yang mendapat anggukan dari yang lain. “Sekarang berpencar!”

Semua anggota termasuk Rodel dan teman-temannya mulai berlari memasuki hutan. Mereka mendapat informasi lengkap tentang keberadaan Fallon di Nevada dari Romy. Untungnya Delta dari pack Worley itu sempat mendengar markas baru Fallon dari tiga orang yang menyerangnya. Salah satu dari mereka membicarakan hal itu dalam jarak yang masih didengar oleh Romy.

City of Moroney PackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang