Bab 26 - Proses

8.2K 1.5K 110
                                    

TREVOR tersenyum miris mendapati Nora hanya terdiam. Tentu saja,  Nora pasti bingung. Dan tidak seharusnya ia berkata dengan nada memaksa seperti itu. Trevor memutuskan kembali buka suara. "Mungkin kau tak mengerti maksud—"

"Aku mengerti," potong Nora menatap Trevor dengan intens. Pemuda di depannya nampak terkejut. Sedikit tak menyangka Nora tahu istilah mate. Kemudian, keduanya larut dalam keheningan. Trevor masih menatap Nora, sedangkan gadis itu kini memusatkan pandangan pada tanah di depan mereka.

"Aku tahu ini mendadak," ucap Trevor, "dan aku tak akan memaksamu."

Nora mendongak. Tatapannya tak terbaca. Trevor berusaha keras untuk menebaknya, tapi tak berhasil.

"Kalau begitu ...," Nora menarik napas dalam, "bisakah aku melihat wujud serigalamu lagi?"

Trevor tak mengatakan apapun. Lelaki itu berjalan mendekat, membuat Nora menahan napas. Lalu dalam sekejap, Trevor berubah menjadi serigala. Jaraknya begitu dekat dengan Nora. Bulu-bulunya menyapu lembut kulit wajah gadis itu.

Nora mendongak, menemukan lagi mata serigala milik Trevor. Rasanya tak ada rasa takut meskipun ia begitu dekat dengan wujud besar itu. Sekarang tersisa kekaguman yang membuatnya ingin kembali menyentuh bulu-bulu abu tersebut.

"Apa karena aku manusia, itukah alasanmu terus menyembunyikan rahasia ini?" tanya Nora. Perlahan menggerakkan tangannya, menyapu lembut pipi Trevor.

"Karena kau mateku. Aku tak ingin kau menjauh," jawab Trevor. Suara beratnya menjadi ciri khas baru dalam pendengaran Nora. "Aku takut kau terkejut dan tak bisa menerimaku," ucap Trevor lagi.

Nora tiba-tiba menyadari satu hal yang kini membuatnya ragu. "Bagaimana aku yakin bahwa aku adalah matemu?" Gadis itu melangkah mundur.

"Aku bisa merasakannya." Trevor berjalan mendekat. "Kami, para serigala, tak akan pernah salah mengenali pasangan kami. Mungkin kau tak bisa merasakah seperti yang aku rasakan. Mungkin kau tak bisa mencium harum tubuhku berbeda dari yang lainnya. Tapi cukup percaya padaku, bahwa kau adalah mateku."

"Apa kau menerima ini?" Nora berhenti melangkah. "Saat awal pertemuan kita, apa kau bisa langsung menerima bahwa aku matemu?"

Trevor terdiam. Perkataan Nora membuatnya kembali merasakan perasaannya waktu itu. "Aku sudah lama menunggu untuk bertemu denganmu. Ketika kita bertemu, sepenuhnya hatiku mengenalimu. Jadi tak ada alasan bagiku untuk menolakmu." Trevor mengerutkan alis. "Lalu bagaimana denganmu?"

Nora termenung.

"Apa waktu yang kita habiskan selama ini bisa membuatmu menerimaku?" tanya Trevor lagi. Ia tak bisa menebak pikiran Nora. Membuatnya berakhir menunggu dengan cemas.

"Aku ...," Nora mengernyit, memikirkan semua perkataan Trevor. Namun, detik selanjutnya yang tak terduga, telinga Nora tiba-tiba berdengung. Gadis itu mundur dengan tangan yang refleks memegang telinganya.

"Nora, ada apa?" Trevor menatap khawatir gadis di depannya. Napas Trevor memburu, ia berusaha mendekat, tapi tubuhnya terlalu besar untuk sosok mungil itu.

Nora .nampak kesakitan. Dengungan yang memenuhi telinganya mulai merambat, membuat kepala Nora terasa berat. Ketika samar-samar ia mendengar Trevor berteriak memanggil namanya, Nora melirik sekilas serigala abu-abu itu, sebelum akhirnya ia tumbang di atas tanah hutan Gremler. Seketika itu Trevor melolong, mendongakkan kepalanya ke atas, memanggil siapapun dengan keras.

"Ada apa dengan Nora?" Vera bertanya dengan panik ketika melihat Trevor pulang sambil menggendong Nora. Di belakangnya menyusul Tom dan Marc.

"Pingsan." Marc yang menjawab.

City of Moroney PackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang