Bab 37 -Atrega

7.3K 1.2K 152
                                    

INI seperti sesi konsultasi dengan seorang dokter. Nora bahkan tak ingat pria yang dibawa ayahnya itu pernah bertemu dirinya saat kecil. Namun semuanya terasa tak masuk akal. Gideon terus saja menekannya dengan berbagai pertanyaan yang tidak ia mengerti. Seperti, apa akhir-akhir ini ia mendapat kejadian aneh? Apa telinganya sakit atau kepalanya pusing? Bahkan Gideon menanyakan tentang teman-teman atau orang yang baru-baru ini dikenalnya. Tentu saja Nora menjawab dengan kebohongan. Ia tak mungkin membongkar identitas Moroney di depan orang yang tidak ia kenal. Nora bahkan tak habis pikir bagaimana bisa ayahnya pulang cepat dari pesta pernikahan hanya untuk mempertemukannya dengan Gideon?

Ketika Gideon pergi untuk berbicara dengan ayahnya di ruang tamu, Nora bisa merasakan kelegaan. Sejak tadi ruangan kerja ayahnya terasa begitu menyesakkan. Apalagi ketika melihat Gideon menguasai sepenuhnya kursi kerja milik Charles. Saat Nora keluar, ia mendengar percakapan sang ayah dengan pria asing itu. Hal tersebut membuat kaki Nora perlahan mendekat.

“Dia tak ingin jujur. Tapi jika yang kau katakan benar, dia mengalami efek dari runtuhnya Dinding Pembatas, jalan satu-satunya adalah membuat Dinding baru.” Terdengar suara Gideon yang begitu serius.

“Kau yakin itu akan berhasil?” tanya Charles nampak khawatir.

“Aku ragu, apalagi jika sudah banyak yang dia lihat dari dunia kita.”

Nora mengernyit. Ia memutuskan untuk keluar dari persembunyiannya. “Apa maksud kalian?!”

Gideon dan Charles menoleh dengan terkejut.

“Apa sebenarnya yang terjadi padaku?!” tanya Nora sambil menatap tajam.

“Kau harus lebih dulu memberitahuku apa yang terjadi padamu.” Ekspresi Gideon berubah datar. Pria itu terlihat tak main-main.

“Kita sepakat untuk tidak memberitahu Nora!” Charles segera mencegah.

Gideon menoleh, menatap sahabatnya dengan lekat. “Dinding itu tak bisa dibangun lagi. Tidak pada Nora.”

Nora lagi-lagi tak mengerti dengan percakapan mereka.

“Sekarang beritahu aku, jika kau memang ingin tahu siapa dirimu.” Gideon melangkah dan duduk di sofa ruang tamu. Kakinya disilangkan sambil satu alisnya terangkat ketika menatap Nora.

Jujur saja, Nora merasa jengkel ketika melihat pria paruh baya itu. Namun ia tak punya pilihan lain. Dengan terpaksa, Nora menceritakan semuanya. Mulai dari pendengarannya yang semakin tajam, penglihatannya yang semakin jelas, sampai kejadian batang pohon yang melayang ketika dirinya berteriak. Gideon nampak tak terkejut sama sekali. Hal itu membuat Nora menduga bahwa pria di depannya bukanlah manusia biasa.

“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi padaku?!” Nora menatap Gideon lekat-lekat. Rasa penasarannya tak terbendung ketika Nora hampir saja tak mengenali dirinya sendiri.

Gideon menghela napas. Ia menatap Nora dengan ekspresi datar. “Kau … adalah Atrega.”

Nora terdiam. Satu kata itu jelas pernah didengarnya di antara Pengubah Wujud. Namun itu bukan sesuatu yang bisa ia pahami. Hingga Gideon kembali mengatakan kebenaran tentang dirinya.

“Atrega adalah anak-anak yang lahir dari Pengubah Wujud dan Manusia. Kau adalah salah satunya.”

Nora tersenyum tak percaya. “Kau bercanda? Aku manusia.”

“Ya, kau manusia. Tapi kau adalah Atrega. Bahkan semenjak kau lahir, kau sudah menjadi Atrega.” Gideon merubah posisi kakinya seperti biasa. Ia mendekatkan tubuhnya ke arah Nora. Mereka dibatasi sebuah meja persegi panjang. Charles yang ada di sana, memilih beranjak menuju halaman depan.

City of Moroney PackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang