Bab 16 - Pendatang

10.2K 1.8K 106
                                    

NORA menyadari sesuatu. Beberapa hari ini ia tidak mendengar lolongan serigala lagi setiap malam. Ia menduga serigala di hutan Gremler sudah pergi. Waktu itu sebenarnya Nora ingin memberitahu orang tuanya tentang serigala di hutan belakang rumah mereka. Tapi ia terlalu takut dan menganggap semua itu mimpi. Lagipula ia tak pernah mendengar manusia diserang oleh serigala di sekitar sini. Jadi semua tetap aman.

"Hari ini kuliah online lagi?" tanya Meera yang sedang sibuk mondar-mandir dari dapur ke ruang tamu.

Nora hanya mengangguk sambil memberi makan Rodel sereal anjingnya, kemudian ia sendiri kembali melahap roti selai yang tinggal setengah.

"Mom pergi dulu. Jangan lupa kunci pintu." Meera mengingatkan dengan serius. Kemarin Nora memberitahu ibunya perihal pencurian yang terjadi pada rumah Paige. Meskipun itu sepenuhnya tidak bisa dibilang pencurian, karena tak ada barang apapun yang dicuri.

Lagi-lagi Nora hanya mengangguk dan menikmati sarapannya. "Kau ingin jalan-jalan, Rodel?" tanya Nora sambil menunduk menatap anjing husky yang sedang makan di samping kursinya.

Rodel menggonggong dengan semangat tanda setuju. Nora pun segera beranjak mengambil jaketnya dan mengajak Rodel jalan-jalan di sekitar halaman belakang.

Tiba-tiba Trevor muncul dan menatap Nora dari balik pagar rumah Rickman. "Tidak bisakah kau menyingkirkan anjing itu?"

Nora mengernyit. “Memangnya kenapa?”

“Dia …," jeda Trevor, "terlihat menyeramkan," lanjutnya lagi yang membuat Rodel menggeram dan menggonggong galak.

"Tidak, dia tidak menyeramkan," sanggahan Nora membuat Trevor mengernyit tak suka. "Aku suka anjing husky," ucap Nora lagi membuat Rodel menggoyangkan ekornya dengan senang.

Trevor berjalan keluar halaman, kini berhadapan dengan Nora. "Kenapa?"

"Karena mirip serigala."

"Kau suka serigala?" Trevor mengangkat kedua alis, menunggu jawaban Nora dengan harap-harap cemas.

"Em ... ya?" jawaban Nora terdengar tak menyakinkan. "Lagipula aku tidak membenci hewan itu."

Nora tersenyum tipis. Jadi teringat serigala yang ditemuinya malam itu. Tanpa sadar matanya melirik jauh ke arah hutan.

"Ada apa?" tanya Trevor yang penasaran.

Nora menggeleng. "Aku hanya teringat hewan yang juga mirip Rodel. Bulunya sama, abu-abu, putih dan hitam. Tapi kau tahu, dia lebih besar."

Trevor mendadak terdiam. Tak berselang lama, ia kembali bertanya, "Kau pernah melihatnya?"

Seketika tawa canggung terdengar. "Aku hanya melihatnya di tv, hahaha," bohong Nora.

Trevor tak membahas lebih lanjut. "Ingin berjalan-jalan di hutan?"

"Kau ingat semua jalan di sana? Yakin tidak akan tersesat?" Nora terkadang bingung seberapa besar keberanian Trevor dan tetangganya yang lain. Bahkan Vera dan Reese pun nampak beberapa kali Nora pergoki berjalan memasuki hutan.

"Ikut saja." Trevor berjalan lebih dulu.

Ketika Nora hendak menyusul, gadis itu berhenti dengan wajah terkejut. "Aku lupa mengirim file hari ini." Ia menepuk jidatnya sendiri. "Tunggu di sini. Aku akan melakukannya dengan cepat. Aku titip Rodel."

Nora dengan secepat kilat berlari memasuki rumah, melesat menuju lantai dua kamarnya. Setelah kepergian Nora, Rodel langsung saja berubah menjadi manusia.

"Apa katamu? Menyeramkan? Apa kau tidak dengar? Warna bulumu dan buluku sama! Berarti kau juga menyeramkan!” Lelaki itu langsung saja memprotes. Menatap Trevor dengan mata birunya yang sengit.

Trevor menatap malas. “Aku lupa kalau kau meniru rasku. Apa kau tidak bisa berubah ke bentuk lain? Bagaimana kalau anjing cihuahua?”

Rodel seketika menggeram kesal. “Jika aku tahu ada orang semenyebalkan dirimu, aku juga tak ingin memilih bentuk seperti ini!”

“Dia datang,” kata Trevor sambil menatap ke arah belakang, sontak membuat Rodel berubah ke bentuk anjing.

"Oh, ternyata bukan," ucap Trevor dengan santai.

Dalam hati Rodel ingin sekali memakan Trevor sekarang juga. Ketika anjing itu hendak berlari menggigit pantat Trevor seperti acara barbekyu seminggu lalu, kehadiran Nora terpaksa menghentikannya.

"Ayo." Nora menatap bergantian Rodel dan Trevor yang sama-sama terdiam. Saat mereka sadar, keduanya langsung berjalan lebih dulu memasuki hutan. Nora mengernyit bingung dan segera menyusul.

Pagi itu Nora dan Trevor mengobrol dengan nyaman. Tak ada kesan canggung seperti pertama kali mereka bertemu. Pandangan Nora terhadap Trevor pun berubah. Dulu ia mengira Trevor aneh. Tapi ternyata lelaki itu terkadang lucu dan menyenangkan. Apalagi ketika sikap polos Trevor datang. Terkadang Trevor tak tahu hal-hal yang populer dan akan kebingungan sendiri.

"Aku terkadang aneh, kenapa kau selalu muncul di hadapanku? Di kampus atau seperti tadi di halaman belakang. Kehadiranmu beberapa kali mengejutkanku."

Trevor tersenyum. “Kehadiranmu juga mengejutkanku.”

“Benarkah?” Gadis di sampingnya tertawa.

Saat mereka sedang asik berjalan dan saling mengenal pribadi masing-masing, mendadak terdengar bunyi tubrukan yang sangat keras. Sontak mereka menoleh ke asal suara. Di kejauhan, Nora melihat sesuatu yang besar berbulu cokelat, hanya saja sosoknya tidak terlalu jelas karena tertutup pepohonan.

Trevor seketika memeluk Nora. Menutup kepala gadis itu dengan jaketnya. Rodel yang mengerti segera menarik Nora untuk pergi dari tempat tersebut. Lalu Trevor dengan cepat berubah menjadi serigala dan melolong dengan keras.

Nora yang mendengar lolongan itu, sontak menoleh ke belakang. Ia ingat dan yakin bahwa suara itu adalah lolongan yang sama yang selalu ia dengar setiap malam. Nora jadi khawatir jika ternyata sekarang Trevor sedang menghadapi serigala yang ia lihat malam itu. Belum lagi tadi Nora mencium bau darah saat terdengar tubrukan keras di hutan. Ketika ia hendak kembali ke tempat Trevor, Rodel tiba-tiba menghalangi dan menyerang Nora membuat gadis itu terjatuh ke tanah. Dengan sengaja Rodel menjilat pipi Nora membuat Nora merengek dan berusaha menyingkirkan anjing itu. Rodel dengan terburu-buru menarik lagi celana Nora ketika gadis itu sudah berdiri. Mereka pun kembali ke rumah dengan berbagai pertanyaan di kepala Nora.

.

.

—Bersambung—

Saya kembali. Siapa yang penasaran dengan bab selanjutnya? 😆😆😆 vote dan commentnya saya tunggu.

Salam fiksi, Saelsa White

City of Moroney PackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang