Bab 31 - Teka-teki

7.8K 1.4K 63
                                    

NORA masuk ke dalam rumah setelah berbicara sebentar dengan Trevor di depan pagar. Ia masih tak menyangka Lucas yang dulu dikaguminya adalah seorang Pengubah Wujud. Fakta itu memang tak membuat dirinya beranggapan jelek, hanya saja ia berpikir Lucas adalah manusia biasa dengan ketampanan dan kemampuan yang membuat wanita tergila-gila.

Nora sadar satu hal. Dunia yang dia tempati ternyata juga dihuni oleh para Pengubah Wujud. Dan ia tak tahu siapa lagi orang di sekitarnya yang hidup dengan menyembunyikan identitas mereka.

"Jika yang dikatakan gadis itu benar, ini bukan masalah antar pack lagi."

Nora menghentikan pergerakan tangannya yang sedang mengambil gelas. Kepalanya menoleh, matanya sontak melirik ke atas, tepatnya ke arah lantai dua.

"Tapi apa hubungannya Fallon dengan mereka?"

Suara yang berbeda terdengar. Nora yakin telinganya tak salah dengar. Jelas-jelas ia mendengar suara dari lantai dua.

"Ayolah, Zack. Fallon mungkin saja para pengikutnya."

"Kalau Pengubah Wujud dan hubungannya dengan AMTD aku masih mengerti. Tapi bagaimana dengan Atrega?"

"Kalau aku tahu jawabannya, kita mungkin sudah bergerak sejak kemarin."

Tangan Nora terulur, mengambil sapu di belakangnya. Ia mulai berjalan perlahan menuju lantai dua. Menaiki tangga selangkah demi selangkah tanpa menimbulkan suara.

Percakapan itu masih terdengar. Begitu ribut dan sepertinya tak menyadari kedatangannya.

Awalnya Nora berpikir Dylan sudah pulang dan membawa temannya. Namun ia ingat, lelaki itu sedang mengikuti kencan buta di sebuah cafe dekat sekolahnya. Jadi tidak mungkin itu Dylan. Lalu bagaimana dengan Meera dan Charles? Oh itu tidak mungkin mereka. Suaranya jelas-jelas berbeda.

Jika memang penyusup, Nora sudah siap melawan mereka, meskipun hanya dengan senjata sapu. Dan sambil meneguk ludahnya dengan gugup, Nora terus melangkah mendekati kamar tamu yang terbuka. Telinganya masih mendengarkan percakapan para penyusup itu.

"Tapi omong-omong, aku masih tak mengerti. Kenapa di zaman secanggih ini, kita tidak juga menggunakan ponsel?"

"Mungkin kita terlalu bodoh untuk menggunakan benda itu."

"Kau pikir Pengubah Wujud tidak punya otak? Aku bisa menggunakan ponsel karena sering melihat Paige memainkannya setiap hari!"

Nora mengernyit. Paige? Ia heran kenapa nama sepupunya disebut-sebut?

Sambil mengeratkan pegangan tangannya pada sapu, Nora bersembunyi di balik tembok, samping pintu. Jantungnya berdetak tak karuan. Rasa gugup seolah berusaha menenggelamkannya. Namun dengan sekali gerakan, Nora mengambil knop pintu dan menariknya!

"Siapa kalian?!" Dengan mata setengah menutup, Nora mendengar suara kepakan tepat ketika ia berteriak. Dan saat Nora membuka matanya lebar-lebar, ia tak menemukan apapun. Hanya sehelai bulu berwarna hitam jatuh ke lantai, di depan jendelanya yang terbuka.

Nora cepat-cepat berlari ke arah jendela, menengok kanan dan kiri. Namun tak ada siapapun di sana. Bahkan halamannya pun sepi. "Aneh."

Kepalanya kemudian menunduk, menatap bulu hitam yang berada di samping kakinya. Nora mengambil bulu itu, menatapnya dengan mata menyipit.

"Jelas-jelas aku mendengar pembicaraan soal Pengubah Wujud," gumam Nora masih terus menyelidiki bulu itu. "Lalu bulu apa ini? Burung?" Kernyitnya kembali menatap ke arah pemandangan di luar.

"Aku tak mungkin salah dengar. Ada Pengubah Wujud yang tadi berada di sini. Tapi siapa?"

***

City of Moroney PackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang