Bab 7 - Pengubah Wujud

14.4K 2.3K 89
                                    

Trevor tersenyum miring. Seperti yang ia duga, Rodel termasuk Pengubah Wujud seperti dirinya. Di dunia mereka, Pengubah Wujud memiliki tingkatan tersendiri. Altro untuk mereka yang bisa berubah ke bentuk hewan maupun manusia lain. Metalos, mereka hanya bisa berubah ke bentuk manusia, tapi memiliki jangka waktu yang lebih lama dari Altro. Lalu Treis, mereka hanya bisa berubah ke bentuk hewan, namun bisa lebih dari satu hewan. Sedangkan Delfour, mereka tunggal, hanya bisa berubah ke satu hewan sepanjang hidupnya.

Trevor tak tahu, apakah Rodel masuk ke dalam Pengubah Wujud jenis Delfour sama seperti dirinya, Treis atau bahkan Altro, yang jelas lelaki itu bukan anjing biasa.

"Kenapa kau berada di dekat Nora?" tanya Trevor langsung pada tujuannya. Ia bahkan mengabaikan sapaan Rodel setelah berubah tadi.

Lelaki berambut abu-abu itu melipat kedua tangannya di depan dada. "Bukankah seharusnya aku yang bertanya begitu? Apa tujuanmu mendekati Nora? Kau pikir aku bodoh tidak menyadari tatapanmu itu!"

Trevor tak menjawab, hal iti justru menambah kekesalan Rodel. "Aku peringatkan padamu! Jika kau sampai menyakiti Nora, sepupu majikanku, jika kau sampai menyentuhnya sedikit saja, aku pastikan kau akan—"

"Tunggu."

Rodel mengernyit aneh melihat Trevor berdiri kaku dengan tatapan lurus padanya. Ekspresi lelaki itu masih datar dan tenang. "Kenapa?!" tanya Rodel dengan nada tinggi.

"Kau ... tidak pakai baju."

Rodel ikut terdiam, lalu pandangannya turun menatap ke bawah. Sekarang dia telanjang. "Memangnya kenapa?!" Rodel malah bertanya dengan santai. Lelaki itu melipat tangan dengan posisi bergaya, seolah tubuh tanpa busana itu membuatnya nyaman.

"Menjijikan."

"A-apa? Apa kau bilang?!!" Sontak saja mata Rodel melotot tak percaya. Wajahnya memerah karena marah. "Hey, kau mau ke mana?! Kemari dan lawan aku! Berani-beraninya dia mengatai tubuh atletisku?!"

Sedangkan Trevor yang dipanggil tak mengindahkan teriakan Rodel. Ia sibuk mencari sesuatu untuk menutupi tubuh yang katanya menjijikan itu. Lalu matanya menangkap celemek yang ada di atas meja dapur. Ia segera mengambil benda itu, kemudian melemparnya ke arah Rodel. "Pakai ini!"

"Apa?! Celemek?!" Rodel menatap Trevor seolah mengatakan kalau lelaki itu sudah gila.

"Tidak ada yang lain. Sudah pakai saja itu!" Trevor melipat tangan di dada, menunggu Rodel memasang celemek tersebut. Setidaknya benda itu bisa menutupi bagian depan tubuh Rodel.

Terpaksa, lelaki bermata biru itu memasang celemek bermotif bunga tersebut. Sungguh, rasanya sekarang harga diri Rodel jatuh begitu saja. Dia bukan tipe pria yang akan senang jika memakai benda berwarna pink itu. Apalagi dirinya tidak memakai baju. Kombinasi itu cocok sekali untuk membuatnya malu.

"Ekhem!" Rodel berdehem untuk mencairkan suasana. Ia menatap Trevor dengan mata tajam. "Baiklah, kembali pada pembahasan kita sebelumnya."

"Tunggu." Trevor langsung menyela.

"Apa lagi?!"

"Kau bilang Nora adalah sepupu majikanmu?" Trevor mengernyit, berusaha memahami dua kata itu.

"Ya, kenapa?" Nada suara Rodel terdengar bangga. "Nora adalah sepupu Paige, majikanku. Jadi aku tak mungkin membiarkan makhluk bau sepertimu mendekatinya." Mata sinis Rodel menatap Trevor dari atas sampai bawah, dengan pandangan jijik. Sedangkan lelaki yang sedang dipandangnya justru menganggukkan kepala dengan kedua alis terangkat.

Trevor mengerti sekarang. Ternyata Rodel hanyalah anjing sepupu Nora, bukan peliharaan gadis itu yang Trevor kira mempunyai maksud tertentu berada di dekat Nora. Fakta itu cukup untuk Trevor. Ia tak ingin bertanya lebih lanjut lagi.

Di sisi lain, Rodel yang merasa diabaikan mulai menggeram marah. Mata birunya menatap nyalang lelaki di depannya. "Kau bahkan bertanya tentang sekolah dan jurusan Nora, dasar serigala penguntit! Sebenarnya apa maumu?!"

Trevor langsung mendelik tajam. Hal itu sempat membuat Rodel mundur dengan waspada.

"Kenapa? Ingin berkelahi?! Ayo sini!" Rodel mengepalkan tangannya, berusaha berani meskipun sebenarnya nyalinya menciut.

"Aku bukan penguntit! Dan aku tidak mungkin menyakiti Nora," tegas Trevor masih berdiri tanpa ekspresi.

Posisi Rodel terlihat lebih santai sekarang, tapi mata birunya terus melayangkan tatapan tajam yang sama. "Lalu kenapa kalian pindah ke Lacey?"

"Sekarang kota ini menjadi wilayah kekuasaan kami."

Lelaki berambut abu-abu itu berdecak kesal. "Bukankah kalian sudah punya tempat tinggal sebelumnya?”

“Ya, di San Francisco," jawab Trevor dengan santai. Tak berselang lama ia melihat raut wajah Rodel seperti sedang berpikir. Saking seriusnya membuat Trevor bisa menebak apa yang akan dikatakan lelaki itu.

“Tunggu, tunggu!" Rodel mengernyit dengan serius. "Jika tempat tinggal kalian sebelumnya di San Francisco, itu artinya kalian ... yang melakukan pembunuhan akhir-akhir ini! Benar, kan?” Rodel melotot terkejut. Ia masih ingat berita yang di tontonnya kemarin.

“Bukan kami, tapi pack lain."

Rodel menyipitkan matanya curiga. Namun Trevor terlihat biasa saja seolah menegaskan bahwa yang dikatakannya memang benar.

"Mereka lebih berbahaya dan ganas," lanjut Trevor. "Kau tenang saja, kami menjadikan kota ini hanya sebagai tempat tinggal.”

“Kalau begitu jauhi Nora.” Rodel kembali melipat tangan di depan dada. Tatapannya angkuh. Jujur saja, Rodel tak ingin Trevor dekat-dekat dengan Nora. Bukan karena dia suka atau sebagainya pada Nora, tapi dirinya tak terlalu suka dengan kaum serigala. Apalagi mengingat berita akhir-akhir ini.

Trevor hanya tersenyum miring. Tanpa menjawab, lelaki itu melangkah pergi menuju pintu belakang. Menurutnya, ia tak punya urusan lagi dengan Rodel. Jadi lebih baik segera mengakhiri obrolan tersebut yang kini menjadi tak penting untuknya.

"Hey kau mau ke mana? Woi! Serigala penguntit!" Rodel berteriak marah. Ia belum selesai bicara, tapi Trevor pergi begitu saja. Apalagi sekarang lelaki yang sudah membuka pintu itu kini melambaikan tangan tanpa menoleh, membuat Rodel semakin kesal. "Sialan! Kemari kau hewan jelek!!" Dan Rodel segera berubah menjadi anjing husky, lalu menyusul Trevor ke halaman belakang.


—Bersambung—

Part ini pendek ya? Wkwkwk 😂 jangan lupa vote dan comment :) terima kasih 😘

Salam fiksi, Saelsa White

City of Moroney PackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang