Bab 13 - Teman Rodel

12.2K 1.8K 39
                                    

PAIGE menghentikan mobil di depan rumah bercat biru. Ia segera keluar dan membukakan pintu mobil untuk Rodel. Anjing itu langsung berlari senang menuju halaman rumah. "Makan siangmu sudah ada di tempat biasa. Jangan buat kegaduhan, nanti bibi July marah!" teriak Paige seolah Rodel akan mengerti. Meskipun sepenuhnya memang seperti itu.

Saat Paige sedang sibuk mengambil belanjaan menuju dapur, Rodel berlari ke lantai dua, menuju kamar tamu dan masuk ke dalam lemari. Ia kemudian berubah wujud menjadi manusia, lengkap dengan pakaian yang sengaja disembunyikannya di sana. Beruntung kamar tamu itu tak pernah dipakai. Sebenarnya ada banyak baju, dari pakaian lama Paige sampai beberapa baju kakaknya yang sudah menikah.

Rodel segera berdiri di depan cermin yang tepat berada di pintu kanan lemari, menyisir sebentar rambutnya dengan jari sebelum membuka jendela dan segera keluar karena ia mendengar Paige melangkah menaiki tangga.

Rodel turun menuju halaman belakang dengan sangat mudah. Ia begitu hapal mana yang harus dijadikan pijakan atau genggamannya tanpa menimbulkan kegaduhan sedikit pun. Setelah sukses mencapai tanah, ia berlari lalu meloncat melewati pagar halaman tetangganya, kemudian bersiul.

Tak berselang lama terdengar suara berisik dari rumah di depannya. Lalu jendela samping kanan rumah itu terbuka, nampaklah sosok pria berambut coklat yang sedang kesusahan memakai baju.

"Rodel? Kau kah itu?" tanya pria tersebut setelah berhasil mengeluarkan kepalanya yang tenggelam oleh sweeter.

Rodel melambaikan tangan tinggi-tinggi masih dengan kepala mendongak. "Ya! Cepatlah turun!"

"Rodel!" Tiba-tiba terdengar suara gadis berambut hitam dengan sedikit warna ungu berlari menghampirinya dari halaman depan. Gadis itu langsung menerjangnya, memeluk dengan sangat erat.

"Alexis! Sudah kubilang jangan memelukku seperti ini!" Rodel mengerang frustrasi. Ia berusaha melepaskan gadis tersebut dengan sekuat tenaga. Alexis jika sudah memeluknya akan seperti lem yang merekat erat.

"Aku datang menyelamatkanmu Rodel!" Tiba-tiba terdengar teriakan dari lantai dua. Lelaki berambut coklat yang tadi berbicara dengan Rodel mulai melewati jendela kamar. Melihat itu, Rodel seketika melotot terkejut, begitu pun dengan Alexis. "Bersiap-siaplah!"

Kemudian tanpa bisa mereka cegah, lelaki itu melompat turun, langsung jatuh menimpa Rodel dan Alexis. Suara berdebum terdengar diikuti teriakan nyaring yang memilukan.

"Bagaimana? Apa dia sudah lepas darimu?" tanya lelaki berambut coklat itu sambil bangkit berdiri. Ekspresinya tidak menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.

Rodel dan Alexis yang terkapar di tanah mulai menatapnya tajam. "ZACK!" teriak Alexis murka. Gadis tomboy itu berdiri dan mulai meregangkan otot-ototnya. Terdengar suara tulang ketika ia menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri. "Kau mau cari mati?!"

Zack mundur dengan was-was. "Ke-kenapa? Aku hanya membantu Rodel."

Lelaki yang disebut langsung berdiri. Rodel beberapa kali menepuk pakaiannya. Beruntung ia tidak mengalami patah tulang akibat ulah Zack. "Alexis, hajar dia," ucap Rodel dengan pandangan datar.

Zack seketika melotot. Ia merasa dikhianati. "Aku padahal sudah menolongmu!" pekik Zack berlebihan. Lelaki itu sampai menunjuk-nunjuk Rodel yang kini menyandarkan tubuhnya di pagar rumah.

Alexis tiba-tiba tertawa dengan seram. "Sudah kubilang, Rodel hanya memihakku. Dia lebih memilihku daripada dirimu, Zack."

Zack mengumpat pelan, "Sialan."

Di sisi lain, Rodel mengernyit. Dia tak menyangka dua orang itu masih memperebutkannya, padahal mereka bertiga sudah berteman sejak lama. Ketika Alexis hendak menjitak kepala Zack, Rodel segera menghentikannya. "Oke, sudah cukup! Aku tak ada waktu melihat perkelahian kalian."

City of Moroney PackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang