Bab 44 - Terang-terangan

7K 923 87
                                    

Silakan dibaca lagi bab sebelumnya wkwkwk happy reading #maafauthorgakpeka

---

SETELAH pulang dari hutan, Nora tiba-tiba menghampiri Jagger dan berkata, "Ajari aku bagaimana mengendalikan kemampuan ini. Kali ini aku akan serius!" Dengan mata penuh tekad. Jagger penasaran apa yang gadis itu bicarakan dengan Trevor, tapi bertanya berulang kali pun, gadis itu tetap bungkam. Di sisi lain, Jagger tak bisa menolak. Karena memang sudah tugasnya untuk mengawasi Nora dan mengajarinya cara untuk mengendalikan kemampuan tersebut.

***

"Kau tak bisa membatasi ruang gerak kami." Trevor melangkah ke dalam ruang kerja Theo setelah sang Alpha mengizinkannya masuk. Ryder yang ikut di belakangnya, menunggu di ambang pintu sambil menyandarkan punggung ke tembok.

"Jika Fallon tidak bisa menjangkau kita, mereka akan membunuh satu persatu anggota Moroney yang menghalangi. Jadi percuma kau menyuruh kami hanya diam berlindung di sini," ucap Ryder dengan tenang.

"Lalu bagaimana kalian menghadapi mereka jika sewaktu-waktu bertemu bangsa Noprous?"

Trevor terdiam, begitu pun dengan Ryder. Namun tak lama, Ryder menjawab dengan santai, "Kalau aku, hanya harus menghindari mantra mereka dan menyerang ketika mereka lengah. Benar bukan?" Ia menatap Trevor.

Trevor segera mengangguk setuju. "Seperti yang dia katakan."

Helaan napas kemudian terdengar. Theo menyimpan bolpoinnya dan bersandar pada sandaran kursi. "Baiklah. Tapi ketika kalian berhadapan dengan bangsa Noprous, kalian harus segera memberi sinyal pada kami, Moroney. Bagaimana pun juga, mereka bukan lawan yang bisa dihadapi sendirian."

Trevor tersenyum lebar. "Itu mudah" Di belakangnya, Ryder hanya mengangguk-anggukkan kepala.

***

Dylan bersenandung, memutar mutar kunci motornya ketika memasuki halaman rumah. Ia kemudian membuka pintu dan terkejut mendapati kekacauan di ruang tamunya.

"Ada apa dengan semua tempat minum ini?!" Matanya melotot ke arah tempat minum kertas-biasa digunakan untuk kopi-dan orang yang berada di antara barang barang tersebut, siapa lagi kalau bukan Nora. "Apa kau berganti haluan ke jurusan bisnis? Atau kau sedang membuat proyek ramah lingkungan?" Nora malah memutar mata malas. "Lihatlah semua benda ini? Dan semua uang yang kau hamburkan."

Nora berusaha tak mempedulikan adiknya yang sekarang berjalan sambil menggeser-geser tempat minum itu dengan kakinya. Tak lama, Jagger datang dari dapur sambil membawa sekardus barang yang sama.

"Dan kau juga ikut-ikutan?" tanya Dylan tak percaya. "Kakakku ini gila, harusnya kau membawa dia ke rumah sakit-"

Satu tempat minum melayang ke wajah Dylan. Lelaki itu mengaduh kesakitan dan menatap Nora. "Apa yang kau lakukan?! Melemparku dengan benda itu."

Sejujurnya Nora menggunakan kemampuannya untuk memukul Dylan, hanya saja adiknya itu tak tahu dan menganggap ia melempar tempat minum itu menggunakan tangannya.

"Agar kau berhenti bicara. Sekarang pergi atau aku jadikan kamarmu seperti ruang tamu ini," ucap Nora tegas, berkacak pinggang menunggu Dylan yang terbengong.

"Baiklah, aku pergi." Dylan mengalah. "Jangan coba-coba masuk ke kamarku! Atau kau ...." Ia melanjutkan ucapannya dengan menggerakkan ibu jari di antara lehernya. Mengisyaratkan bahwa ia akan membunuh Nora dengan kejam. Dan Nora kembali membalas adiknya itu dengan tatapan malas.

***

Sore itu, Rodel masuk terburu-buru diikuti Zack dan Alexis ke rumah kediaman Rickman. Wajah Rodel terlihat panik. Ia mendapati beberapa anggota Moroney di sana. "Selanjutnya ...," Semua pandangan beralih padanya, "pack Goodwin."

City of Moroney PackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang