Bab 6

76.2K 4.9K 29
                                    

"Sebenarnya apa yang terjadi hari itu Nyonya, hingga anda memutuskan untuk tidak makan selama empat hari?"

Aku tau maksud pertanyaan itu. Kenapa aku tiba-tiba berubah.

"Aku bertanya padanya, apa sekarang dia bahagia? Dan Elard bilang iya. Aku ingin memaksa masuk bahkan mengancam akan bunuh diri didepannya namun Elard tidak peduli dan terlihat sangat mencintai istri dan anaknya." ucapku penuh kesedihan.

Tentu saja kesedihan ini bukan aku. Tapi milik Lunaria yang asli. Emosi wanita itu masih tersimpan jelas. Apalagi jika menyangkut Cavero. Aku dapat merasakan kebencian yang besar pada laki-laki itu hanya dengan mengingatnya.

"Aku hanya sadar jika aku harus menyerah sekarang. Sepertinya, Elard benar-benar sudah melupakanku dan bahagia dengan hidupnya. Sementara aku jalan di tempat. Dan entah kenapa ketika aku memilih melepaskannya, perasaanku jauh lebih tenang sekarang." jawabku dengan tersenyum.

"Saya dengar dari Chasel, anda melupakan Cendric."

"Aku tidak lupa. Aku masih mengingatnya. Mungkin semua itu hanya perasaan Chasel saja karena aku tiba-tiba berubah baik. Aku tidak membencinya. Dia putraku, aku hanya ... hanya membenci laki-laki bejat itu." ucapku dengan menahan air mataku agar tidak jatuh.

"Akhir-akhir ini aku selalu memikirkan Chasel. Aku tidak tau kenapa aku tiba-tiba memikirkannya. Hanya saja aku berandai, bagaimana jika dia tidak mewarisi wajah laki-laki itu."

Air mataku langsung jatuh.

"Aku tiba-tiba memikirkannya. Jika Chasel mirip denganku. Apa aku akan menyayanginya? Aku penasaran dan mencoba membayangkannya. Entah kenapa perasanku sedikit membaik. Rasa benci itu hilang. Aku bahkan menyiapkan mentalku dan meminum obat penenang sebelum menemuinya di sekolah. Dan itu cukup berhasil. Perasaan marahku untuk Cavero perlahan surut meski melihat Chasel. Aku berusaha menekankan, jika Chasel adalah darah dagingku ... tapi jika, sikap baikku ternyata tidak baik untuk kesehatan mentalnya. Lebih baik aku tidak mendekatinya."

Sesi bicara itu berjalan cukup lancar. Seth bahkan terlihat tidak tega ketika mendengarku.

Ketika Rhea akan pulang, aku meminta obat penenang kembali. Dan Rhea mengabulkannya. Sebelum kembali dia memberikan beberapa wejangan sebelum pulang. Setelah itu, aku masuk ke kamarku dan memikirkan rencana lanjutannya.

Sepertinya lebih baik aku menjauh dari Chasel sekarang. Mungkin akan cukup jika aku tidak perlu menyakitinya lagi. Tapi, itu artinya bendera kematianku bisa datang lebih cepat juga. Penyakit yang harusnya diketahui ketika aku mati saja sudah diketahui sekarang.

Dengan begitu, lebih baik aku mempercepat rencana kedua. Permintaan bercerai. Aku harus bercerai dan pergi dari kediaman ini dan mengubah identitasku agar tidak ada yang mengenaliku.

Aku hanya perlu mencari pekerjaan untuk menyambung hidup dan hidup dengan tenang.

Lalu, bagaimana dengan Chaselion?

Apa harus aku biarkan begitu saja?

Lagipula itu salah anak itu sendiri yang merebut kekasih orang lain. Mau bagaimana lagi, buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Lebih baik aku menemuinya besok.

Dan ketika esok harinya datang, aku tidak berani menemui Cavero.

Bayangan ingatan kekejaman Cavero membuatku gemetar takut. Aku heran kenapa Lunaria bisa tidak takut dengan laki-laki itu.

Lunaria sering berteriak dan memaki Cavero ketika tidak sengaja bertemu. Sebagai bentuk kebencian Lunaria, perempuan itu menolak untuk pergi ke tempat resmi atau umum bersama.

Trapped in a Psycopathic NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang