Bab 56

32.1K 3.2K 191
                                    

"Apa kalian membuat kesalahan, hingga aku harus membunuh kalian?" tanya Cavero lembut.

Nada suara lembut itu terdengar sangat dingin hingga membuat orang merinding.

Ketiga saudaranya hanya bisa diam. Terlebih Dara dan suaminya. Kedua orang itu tidak berani membuka mulutnya.

"Hentikan omong kosong ini! Aku sudah tau kalau ini ulahmu! potong William penuh emosi.

"Anda yang hentikan omong kosong ini! Sudah aku katakan aku tidak terlibat apapun. Berhenti menyalahkanku tua bangka."

Perdebatan semakin sengit ketika Cavero memaki ayahnya habis-habisan. Chaselion yang melihatnya sangat terkejut karena ia tidak menyangka ayahnya yang sangat sangar dan penuh wibawa itu bisa memaki kakeknya hingga seperti itu.

Hubungan keduanya memang terkenal jelek. Dan yang Chaselion tau, papa dan kakeknya tidak saling bicara. Namun ini, adalah pertama kalinya dia melihatnya. Chaselion tidak tau, bahwa dia melalui sosoknya yang lain juga alih memaki ayah kandungnya sendiri.

Pertemuan itu berakhir dengan adegan saling membanting piring. Chaselion mengikuti papanya untuk pulang sebelum diceramahi oleh kakeknya akibat sikap tidak sopan Cavero.

Meski Chaselion anak yang pendiam dan cenderung tidak melakukan apapun hal yang membuatnya salah, tapi karena wajahnya yang bak pinang dibelah dua dengan Cavero, anak itu mendapat kebencian dari sisi manapun.

Tak ada yang tau kondisi itu, bahkan jika itu Seth. Chaselion selalu menahan dirinya dimanapun dia berada agar tidak terlalu mendapat kebencian.

Sementara Cavero akan tetap melakukan rencanannya yaitu membunuh ketiga saudaranya yang lain, agar saudaranya itu mau menurut dan bisa dijadikan contoh. Siapapun yang mengusik Cavero dia akan menerima akibatnya. Meski sekarang hanya berdiam diri saja, Cavero tetaplah Cavero.

Sampai di rumah, Chaselion pergi ke kamar mamanya kembali. Dia sangat merindukan mamanya dan ingin memeluknya dengan sangat erat. Tapi, Chaselion sadar jika hal itu tidak mungkin terjadi.

"Aku pingin ketemu mama," ucap Chasel pelan seraya memperhatikan foto mamanya yang tergantung.

Foto itu tidak lama diambil. Sebelumnya tidak pernah ada foto mamanya di rumah ini.

Tanpa terasa, Chaselion ketiduran di kamar tersebut. Sementara, Cavero tengah duduk diam menatap potret Lunaria yang dia ganting di ruang rahasianya.

Cavero selalu melakukan ini dulu, tapi entah sejak kapan, dia mulai berhenti melakukan kegiatannya. Dia muak dengan istrinya. Dan pada satu waktu, istrinya seperti bukan istrinya karena tiba-tiba mau mendekatinya. Dan saat, Cavero merindukan istrinya itu.

Cavero ingin ada di rumah sakit. Memegang tangan istrinya dan menyemangatinya.

Namun, hal itu seolah sangat di tentang oleh tuhan. Dia tidak bisa melakukannya karena ibu Lunaria yang ada disana. Cavero tidak ingin menunjukan bahwa dia sangat mencintai Lunaria karena itu, bisa dimanfaatkan. Alhasil dia hanya bisa mendoakan wanita itu dan menatap potretnya diam-diam.

"Kapan kamu bangun? Aku merindukanmu sayang," bisik Cavero lirih.

****

Tanpa kapok mencoba, Chaselion akhirnya berhasil masuk ke ruangan mamanya. Kali ini tidak ada neneknya yang berteriak lagi.

Chaselion menatap mamanya penuh kerinduan dan kesedihan. Kapan mamanya bangun sebenarnya. Kenapa orang-orang menyebut mamanya sakit, padahal mamanya terlihat seperti sedang tertidur seperti biasanya.

Trapped in a Psycopathic NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang