Bab 61

20.6K 2.1K 139
                                    

Chaselion tidak peduli mau sebanyak apa para pelayan berusaha membuatnya tidak bisa menemui mamanya. Dia pasti bisa menemui mamanya nanti.

Chaselion tidak takut ancaman papanya. Dia lebih takut jika mamanya akan membencinya seperti dulu. Saat ini satu-satunya harapannya adalah mamanya. Chasel berharap mamanya akan memaafkan kesalahan Lion dan tetap menyayanginya seperti dulu.

"Ini salahmu Lion. Kalau mama sampai tidak mau bicara denganku lagi, itu salahmu!" kata Chasel pada Lion.

"Aku hanya tidak mau mama membenci kita Chasel. Kamu tau sendiri mama tidak mau bicara dengan kita lagi," jelas Lion.

"Mama hanya sibuk. Aku sudah bilang kan ke kamu, mama bukannya tidak mau bicara dengan kita. Dia hanya sedang sibuk."

"Berhenti membohongi dirimu sendiri! Kamu tau kalau mama tidak mau bicara dengan kita!" bantah Lion tidak terima.

"Lalu apa bedanya dengan sekarang? Gara-gara kamu, mama juga tidak mengingat kita kan. Papa juga melarang kita menemui mama,"

"Jangan panggil dia papa. Dia itu bajingan bejat!" seru Lion marah. "Lihat saja, kalau aku bertemu mama, akan aku adukan semua kejahatan papa."

"Oh ya, coba kita lihat sekarang, bagaimana caramu mau mengadu ke mama?" ejek Chasel.

Lion diam. Dan hal itu membuat Chasel jengkel. Sosok lain dalam dirinya sama sekali tidak membantunya mengatasi masalahnya.

Chaselion hanya bisa menghela nafas. Tepat ucapan mamanya. Tidak ada untungnya mempercayai Lion. Anak itu hanya biang onar.

Chaselion kemudian berjalan keluar. Dia tau jika mamanya berada di kamar papanya. Pertama kalinya, Chaselion kaget mengetahui hal tersebut. Seumur hidupnya baru pertama kalinya ini dia mendengar jika mamanya menginjakkan kaki di tempat yang paling najis menurut mamanya.

Chaselion jadi percaya jika ada yang aneh dengan mamanya. Jika itu mamanya yang biasanya, wanita itu pasti akan histeris hanya dengan melihat wajah papanya. Tapi ini, seluruh gosip yang mengatakan jika kemungkinan dia akan memiliki adik baru sudah tersebar.

Chaselion tidak akan membiarkan itu terjadi. Dia tidak mau memiliki adik yang bisa membuatnya membagi kasih sayang mamanya. Karena papanya sudah mencegah kebahagiaannya bersama mamanya, Chasel pastinya akan mencegah kebahagiaan papanya. Chaselion akan pastikan merebut mamanya kembali dari genggaman papanya.

Chaselion menemui Seth. Anak itu membujuk Seth agar mau menanyakan jadwal sehari-hari mamanya pada Lusi. Untungnya, Seth memang selalu ada di pihaknya. Jadinya dia bisa percaya untuk menemui mamanya.

Seperti hari ini, Chaselion tau mamanya ada di taman rumahnya. Chasel sengaja datang ke taman itu. Ketika dia hendak menemui mamanya, seketika keberanian dirinya hilang. Dia takut jika mamanya akan membencinya ataupun menyebutnya anak monster karena sudah menyakitinya. Chasel takut.

Pada akhirnya Chaselion tidak berani menemui mamanya. Anak itu hanya bisa menghela nafas kasar. Anak itu kembali ke kamarnya dengan gontai.

Ketika Seth datang dan bertanya apa Chasel sudah bertemu mamanya, Chaselion hanya bisa menggeleng lemah seraya menangis.

Seth yang melihatnya terkejut. Laki-laki dewasa itu kemudian memeluk Chaselion dan menghiburnya. Seth tau, jika anak yang ada di pelukannya sekarang sedang khawatir.

Ketika Seth menghiburnya, Chaselion diberitahu jika teman-temannya datang mengunjunginya. Chasel bergegas menemui mereka. Ada Cendric, Xavier, dan Leona.

Cendric dan Xavier bertanya dengan khawatir keadaan Chaselion. Dan Chaselion menenangkan mereka. Anak itu tersenyum seolah tak ada masalah yang mengganggunya.

Trapped in a Psycopathic NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang