Bab 11

70.3K 5.5K 102
                                    

Aku mengambil berkasku yang ketinggalan dan pergi untuk meeting dengan client ku yang lain.

Ketika akan turun dari tangga, aku tidak sengaja melihat Seth tengah berbicara dengan Chaselion hingga anak itu tertawa kecil. Aku tidak tau apa yang dilakukan Seth hingga anak itu tertawa. Mungkin ini pertama kalinya aku melihat wajahnya yang tersenyum. Biasanya Chaselion pasti akan menampilkan raut ketakutan atau murung.

Seth, terlihat seperti ayah yang baik bagi anak itu. Yah, bagaimanapun Seth memang ayah angkat anak itu.

Aku melanjutkan jalanku dan tak sengaja mataku bertatapan dengan mata anak itu.

Mata polos itu, melihatku ketakutan. Dia buru-buru menunduk dan langsung bersembunyi dibelakang Seth.

Seperti dugaanku. Pasti tadi adalah kepribadian ganda Chaselion.

"Tuan muda, anda kenapa?" tanya Seth bingung.

Seth kemudian berbalik dan menatapku ketika melihat Chaselion ketakutan.

"Tuan muda, itu papa anda. Tolong jangan takut. Tidak apa-apa." ucap Seth.

Aku melihatnya tak suka. Memangnya aku monster? Melihatnya, membuat perasaanku semakin buruk. Meski aku sadar betul jika Chaselion memang selalu ketakutan melihatku.

Anak itu bahkan tidak memiliki setengah keberanian dari Ivan.

Tubuhnya yang kecil dan lemah itu membuatku jengkel. Padahal usianya sudah mau sepuluh tahun, tapi tubuhnya bak anak berusia tujuh tahun. Jika aku membiarkannya, dia pasti akan mati diluaran sana. Ivander Hatel bahkan lebih baik dari anak itu. Jika wajahnya tidak mirip denganku aku pasti ragu jika dia anakku.

"Chasel,"

suara jernih itu kembali ke telingaku.

Aku melihat Chaselion yang gemetar ketakutan langsung berbalik dan pergi mencari induknya. Melihat Lunaria, anak itu langsung memeluknya erat.

Mataku kini bertemu dengan mata Luna.

Tak ada tatapan angkuh, sombong, merendahkan, atau jijik lagi. Tatapannya lebih baik dari biasanya. Suara teriakannya yang membuat sakit kepala juga sudah tidak terdengar lagi.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Luna lembut yang kemudian memperhatikan wajah Chaselion.

Chaselion hanya diam saja dan memeluk Lunaria erat.

Luna kemudian menggendongnya dan memeriksa keningnya.

"Tuh kan makin panas. Mama kan sudah bilang kamu harus istirahat, kamu darimana aja?"

Suara itu sangat lembut.

Meski sudah mendengarnya sebanyak dua kali aku masih tak percaya, Lunaria yang selalu berbicara kasar bisa berkata selembut itu pada putra yang sangat dibencinya.

"Apa tuan muda sakit nyonya?" tanya Seth ke Lunaria.

"Tadi dia pingsan. Waktu aku bawa ke rumah sakit, Chasel merengek minta pulang. Eh, waktu aku tinggal bentar ke dapur dia udah nggak ada di kamarnya,"

"Mau saya panggilkan Dokter untuk memeriksa keadaan tuan muda?"

Lunaria mengangguk sebagai jawaban.

"Seth, ayo." ajakku seraya melangkah pergi meninggalkan ibu dan anak itu.

Aku hanya merasa tak nyaman jika harus berhadapan dengan dua manusia itu lebih lama lagi. Karenanya lebih baik, untuk tidak melihat mereka lebih lama lagi.

Tepat didepan Lunaria, aku mengacuhkan wanita itu.

"Cih, munafik. Gitu bilang mau tinggal bareng, ayah mana yang dingin begitu ke anaknya yang sakit."

Trapped in a Psycopathic NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang