Bab 18

67.2K 5.5K 76
                                    

Kedatangan Cendric yang tiba-tiba membuat Owen sang Kepala Pelayan kediaman Oliver bingung. Cendric adalah anak yang disayangi oleh Lunaria. Dan Chaselion membenci keberadaannya.

Owen mengalami krisis berat. Antara mengusir anak ini pergi atau harus menjamunya. Jika Cendric mengadu ke Lunaria bahwa ia melarang anak itu masuk, kemungkinan besar majikannya itu akan mengamuk mengingat bahwa kemarin saja mereka habis menghabiskan waktu bersama. Sementara Chaselion, Owen tidak akan lupa apa yang terjadi semalam pasca kedatangan Cendric.

Cendric melenggang masuk begitu saja tanpa mengatakan apapun pada Owen. Sampai diruang tengah, ia melihat Chaselion tengah berlatih piano. Cendric mendekatinya dengan usil. Ia tau jika Chasel belajar main piano karenanya.

Cendric mengejek Chasel yang berhati sempit dan gampang iri. Chaselion yang melihat Cendric mengamuk. Ia menyuruh Cendric pergi namun Cendric menolaknya karena ingin bertemu Lunaria.

Chaselion semakin emosi dan membuang brownies coklat yang dibawa oleh Cendric. Cendric yang tidak terima mendorong Chaselion yang berakhir kedua anak itu bertengkar hebat.

"Hah," desah Lunaria lelah.

Ia dapat melihat wajah Chaselion yang memerah menahan tangis dan jemari kecilnya yang mengepal kuat seolah menahan berbagai macam emosi yang ada. Sementara Cendric menunduk seolah merasa bersalah.

"Kalian berdua, saling minta maaf." suruh Luna akhirnya.

"Tidak mau!" tolak Chasel kuat.

"Cendric akan minta maaf tante. Chasel maafkan Cendric ya sudah memukul Chaselion." ucapnya dengan mengulurkan tangannya.

Chasel menatap ekspresi Cendric yang tersenyum meremehkannya. Chasel tau Cendric tidak tulus minta maaf. Karenanya, ia menampik tangan itu kasar.

"Chasel," tegur Luna. "Apa-apaan itu, minta maaf ke Cendric. Jangan kasar begitu!"

"Tapi ... Ukh, dia nggak tulus mama. Cendric cuma pura-pura," ucap Chasel tak terima.

"Hmm,"

"Chasel ... Cendric cuma pura-pura mama. Chasel tidak mau minta maaf,"

"Chaselion,"

Chasel menggigit bibirnya kesal.

"Tidak apa-apa tante. Chasel mungkin kesal sama Cendric, tante jangan marah ke Chasel," ucapnya lembut dengan meraih gaun Luna malu-malu.

Chasel yang melihatnya semakin marah. Ia segera mendorong Cendric kasar.

"Menjauh dari mamaku! Pergi sana!" teriak Chasel histeris.

"Chaselion cukup." ucap Lunaria tegas.

"Tapi ... Tapi,"

"Minta maaf ke Cendric. Jangan kasar ke teman."

"Dia bukan temanku!"

"Chaselion," peringat Luna.

Chaselion diam. Anak itu terlihat sangat keras sedang menahan tangisnya.

"Tidak apa-apa tante," ucap Cendric lembut. "Cendric yang salah. Harusnya Cendric tidak perlu main kesini. Padahal tadi Cendric berniat main bersama tante dan Chasel. Cendric kira kita bisa akrab. Maaf tante, jika kedatangan Cendric membuat kacau," ucap Cendric penuh rasa bersalah. Anak itu bahkan meneteskan air matanya.

"Berhenti pura-pura ke mamaku! Kamu sama sekali nggak berniat akrab sama aku!" ucap Chasel marah seraya menunjuk Cendric. "Mama jangan dengarkan dia. Cendric berbohong. Jangan dengarkan dia." mohon Chaselion.

Luna menghela nafas. Ia kemudian berjongkok meski pinggang dan kakinya masih terasa sakit. Rasanya, Luna ingin memarahi Chasel namun jika ingat kondisi psikis Chasel, Luna harus menahannya.

Trapped in a Psycopathic NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang