Bab 30

55.5K 4.9K 169
                                    

Hai guys.. Ini sebenernya aku bukan mau double up. Cuma ada yang mau aku sampein ke kalian, jadi yaudah aku double up aja buat bonus karena kalian mau baca ini. Takutnya ada beberapa dari kalian yg ga follow aku. Jadi aku ga bisa ngasih informasi ini.

Aku boleh minta tolong ga?

Sebenarnya aku bukannya ga nerima kritik atau saran. Aku terima bgt. Aku suka bacain komentar kalian meski kadang ga aku bales. Pokoknya makasih buat kalian yg bantu aku benerin tulisanku. Soalnya, aku nulisnya juga kadang sampe ketiduran jadi ya wajar aja kalo ada typo atau salah kata.

Ada satu akun yang menganggu aku bgt. Kebetulan aku di blokir sama akun itu. Dan akun itu rusuh bgt sampai debat dengan readers aku yang lain. Aku ga suka aja lihatnya. Jadi, daripada kalian buang-buang energi tanggapin dia. Lebih baik kalian abaikan saja dia. Aku lupa nama akunnya tapi kalian bisa lihat di bab 1 akun itu. Kalau bisa aku mau minta tolong ke kalian buat report akun itu kalau nggak sibuk. Mungkin bisa dilaporkan karena konten tidak pantas atau yg lain. Terimakasih.

Oh ya, aku baca dari komentar sebelumnya yang tanya tentang keadaan mamanya Lunaria yg labil gitu kan ya, kondisi jiwanya mama luna sebenarnya ga baik-baik saja namun dia harus kuat untuk satu-satunya putrinya.

Mamanya Luna itu benci banget sama Chaselion. Dan dia beneran nggak sudi untuk menganggap Chasel bagian dari keluarganya. Dan karena dia tau seluruh kegiatan dirumah itu termasuk gosip Luna tidur dengan Cavero dan ingin cerai, mamanya Luna berpikir untuk memanfaatkan hal itu agar surat perjanjian itu kembali dan dia bisa segera berkumpul dengan putrinya lagi. Karena prioritas mamanya Luna itu, ingin membebaskan Lunaria. Selayaknya seorang ibu yang memperjuangkan kesalamatan anaknya.

Dan untuk Luna, kenapa dia lebih memihak ibunya meski dia sayang sama Chasel, itu dikarenakan Luna nggak bisa mengendalikan tubuhnya. Kayak jiwanya Lunaria yang asli itu masih disana dan lebih milih untuk menuruti ibunya.
.
.
.
.

Happy reading...
.
.
.
.

Pasca kepergian mama, aku hanya bisa menghela nafas kasar. Apalagi yang harus aku lakukan sekarang? Aku bahkan tidak bisa melakukan apa yang aku mau.

Aku bergegas masuk kedalam rumah kembali. Tiba-tiba Chaselion sudah ada didepanku lagi. Wajah anak itu masih memerah karena tangis.

"Mama," panggilnya lagi.

"Kok kamu disini? Mama tadi suruh kamu masuk ke kamar kan?"

Chaselion menunduk ketakutan dan penuh rasa bersalah.

"Jangan tinggalkan Chasel. Mama sudah janji dengan Chasel," cicitnya pelan.

Air matanya masih jatuh dan nafasnya tersengal-sengal.

Reflek tanganku berusaha menghiburnya namun aku urungkan. Aku masih ingat dengan ucapan mama. Pasti ada mata-matanya disini.

Ya tuhan.... Aku bingung. Aku harus melakukan apa.

Bagaimana caraku membuat mama lunaria menyukai cucunya sendiri.

Tangis Chasel semakin keras.

Aku terkejut melihatnya. Aku tidak tau jika Chasel melihatku mengurungkan tanganku yang hendak menyentuhnya. Anak itu mengira bahwa dia sudah tidak di inginkan lagi.

"Huaa... Hisk, haa..."

Chaselion semakin meraung-raung. Anak itu tantrum di tempat.

Aku panik melihatnya.

"Chasel berhenti nangis," suruhku.

"Mama jahat. Mama nggak sayang Chasel lagi. Mama jahat!" isaknya.

Trapped in a Psycopathic NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang