Bab 36

45.7K 3.9K 96
                                    

Author pov..

Chaselion tidak tau apa yang terjadi. Semuanya terjadi begitu cepat dan tanpa aba-aba. Perhatian mamanya yang begitu besar kini tiba-tiba kembali hilang. Membuat perasaannya sangat terluka.

Mamanya benar-benar berubah seperti dulu. Kini, mamanya tidak lagi menemaninya makan bersama ataupun menemaninya tidur. Mamanya tidak menemaninya bermain ataupun menghabiskan waktunya untuk mengobrol. Mamanya seolah kembali ke versi mamanya yang sakit dulu. Bedanya, kali ini mamanya tidak berteriak ketika melihatnya.

Meski begitu, perasaan Chasel sangat sakit. Mamanya tidak berbicara padanya ataupun mau melihatnya.

Chaselion berpikir. Sebenarnya, siapa yang salah disini. Apa yang dikatakan keluarga papanya ke mamanya. Kenapa mamanya tiba-tiba kembali mengabaikannya lagi.

Kenapa mamanya membencinya. Apa dia nakal? Apa karena dia tidak mau menurut ketika kembali. Jika begitu, Chaselion akan meminta maaf.

Chaselion pergi mencari mamanya di kamarnya. Akhir-akhir ini mamanya selalu berdiam diri di kamarnya kadang pergi keluar meninggalkannya sendirian.

"Lusi, mama dimana?"

"Nyonya sedang pergi keluar tuan muda, apa ada sesuatu yang bisa saya bantu?"

"Tidak ada. Tolong beritahu aku jika mama pulang,"

"Baik, tuan muda."

Chasel meremas jemarinya erat kemudian berlalu pergi dari mansion para pelayan.

"Tuan muda," panggil Lusi.

Chasel berhenti dan menatap Lusi.

Lusi tersenyum seraya memberikan beberapa bungkus permen coklat.

"Tolong tersenyum tuan muda, tuan muda terlihat tampan jika tersenyum. Saya menemukannya di kamar nyonya, saya rasa ini hadiah untuk tuan muda,"

"Be-benarkah?"

"Iya. Karena itu, tolong tersenyum tuan muda Chasel," ucap Lusi lembut.

"Terimakasih Lusi," balas Chasel seraya tersenyum. "Tapi Lusi, kenapa mama tiba-tiba berubah lagi? Kenapa mama benci dengan Chasel lagi?"

"Nyonya tidak membenci anda tuan muda. Nyonya sangat menyayangi anda."

"Lantas kenapa mama menghindariku Lusi?"

"Itu hanya perasaan tuan muda saja."

"Tapi mama tidak lagi menemaniku makan ataupun tidur. Mama... Hisk, mama tidak lagi mau bicara ataupun menatapku lagi. Apa Chasel nakal terus mama benci dengan Chasel?" tanya Chaselion dengan wajah yang penuh air mata.

Kulit putih Chaselion terlihat jelas memerah karena menangis.

"Tuan muda tidak nakal. Tuan muda pintar kok. Nyonya Luna hanya sedikit lebih sibuk karena Nyonya Silas sedang sakit. Karena itu, nyonya lebih sering keluar rumah, dan ketika pulang Nyonya kelelahan. Sebentar lagi, nyonya pasti akan kembali ke semula tuan muda. Nyonya pasti akan menghabiskan waktu dengan tuan muda,"

"Benar begitu Lusi?"

"Tentu tuan muda. Percaya saja pada saya,"

Chaselion mengusap air matanya kembali.

"Nah, kalau begini kan tuan muda terlihat sangat tampan." puji Lusi.

Cashelion mencoba tersenyum. "Terimakasih Lusi,"

"Sama-sama tuan muda. Sekarang, tuan muda mau kemana? Mau saya temani bermain?"

"Tidak perlu Lusi. Aku mau ke paman Seth."

Trapped in a Psycopathic NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang