Bab 19

66.4K 5.1K 33
                                    

Luna pov...

Aku terkejut melihat Cavero yang tiba-tiba pulang. Suasana di meja makan yang ramai kini tiba-tiba hening. Terlebih ketika dua anak itu mulai akrab hingga saling berbisik.

Aku memperhatikan wajah Cavero yang mengerut tidak senang ketika melihat Cendric. Aku tidak tau apa yang di pikirkan laki-laki itu, tapi tiba-tiba dia duduk disampingku dan meminta diberikan piring.

Cavero tanpa banyak kata mengambil menu makan yang sama dengan Chaselion. Aku melihatnya takjub. Like dad like son. Sepertinya ungkapan itu nyata sekarang.

"Tumben sudah pulang," kataku kini.

"Tidak banyak pekerjaan," jawab Cavero singkat.

Meski aku tidak terlalu dekat dengan Cavero namun aku cukup tau jika pekerjaan Cavero sangat banyak hingga laki-laki itu sering lupa tidur dan makan. Mengurusi Oliver's Grup dan bisnis gelapnya membuat laki-laki itu memforsir tubuhnya lebih keras, belum musuh-musuhnya diluar dan didalam keluarga sendiri. Pada akhirnya Cavero meninggal dalam usia yang cukup muda. Ia tiada di usia kurang dari 50 tahun karena dibunuh oleh musuhnya bersama Wilhelm.

"Siapa anak itu?" tanya Cavero akhirnya.

"Itu Cendric, teman Chasel," jawabku.

"Hmmm, teman?" tanya Cavero tak percaya. "Apa itu benar Chasel?"

"I-itu benar papa," jawab Chasel.

Cavero hanya diam saja. Aku tidak tau apa yang ia pikirkan tapi kurasa itu pasti tentang hubungan dekatku dengan Cendric dulu.

"Mama, besok masakin lagi ya. Chasel mau makan masakan mama tiap hari," ucap Chasel antusias.

"Mama coba kalau nggak malas," jawabku.

Enak aja aku disuruh masak tiap hari. Ya males lah. Terus apa gunanya para pembantu itu?

"Kamu masak?" tanya Cavero terkejut.

"Iya, enak?"

Cavero menganguk dan menghabiskan masakan itu hingga habis. Laki-laki itu bahkan beberapa kali mengambil nasi dan lauk seolah ia tidak pernah makan selama ini. Entah kenapa moodnya yang tiba-tiba jelek kembali bagus.

Cendric dan Chasel baru saja selesai makan.

"Cendric, tante udah izin ke orangtua kamu. Kamu bisa nginap disini. Mbak, bawa mereka ke kamar ya, suruh sikat gigi dan cuci muka. Habis ini saya kesana nemanin mereka belajar,"

"Baik nyonya,"

"Jangan lama-lama mama,"

"Iya, mama temani papa dulu,"

Cendric dan Chasel mengikuti pelayan itu.

Aku sendiri masih harus menemani Cavero. Ya kali suami pulang kerja aku tinggalin begitu saja. Betapa tidak berbaktinya diriku ini.

Ketika aku kembali fokus ke Cavero, laki-laki itu berhenti dan tidak melanjutkan makannya. Ia menatapku tajam seolah ingin membunuhku detik itu juga.

"Ada apa?"

"Kamu menghubungi Elard?" tanya laki-laki itu dengan wajah masam.

Entah kenapa, aku tiba-tiba merinding.

"Kenapa diam?" tanyanya semakin kesal.

Remasan di sendoknya juga semakin menguat. Aku bingung, kenapa dengan laki-laki ini?

"Aku harus minta izin biar-"

Tak

Aku tersentak dan menelan salivaku takut. Sepertinya aku sempat hilang akal beberapa saat.

Trapped in a Psycopathic NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang