Bab 13

66.1K 5.2K 17
                                    

Hubunganku dengan Chasel memiliki kemajuan sejak hari itu. Kini Chasel lebih berani memanggilku dan lebih bersikap manja. Tanda-tanda Mysophobia nya juga lumayan membaik. Hanya saja, Chasel melarang ku menjemputnya sekolah karena khawatir aku bertemu dengan Cendric dan menjalin hubungan yang baik.

Beberapa kali aku menjemputnya memang, dan selalu bertemu Cendric. Cendric sering mengajakku pergi makan bersama namun hal itu langsung digagalkan oleh Chaselion yang mengajakku pulang.

Akibatnya, sekarang Cendric datang menemuiku dengan membawakanku sekotak brownis coklat.

"Terimakasih Cendric, maaf tante merepotkan mu," ucapku hangat.

"Sama-sama tante." ucap Cendric tenang.

"Lusi, siapkan ini dan panggil Chaselion."

Aku berfikir, apa sebaiknya aku membuat hubungan kedua musuh masa depan itu akur?

Kami berpindah ke taman. Chaselion yang berjalan dengan riang menghentikan senyumnya ketika melihat Cendric.

Langkahnya terhenti dan menatapku dengan .... entah, tatapan tidak percaya sepertinya.

"Chasel," panggilku.

Chasel langsung mendekatiku. Seketika wajahnya pucat.

Sepertinya anak ini ketakutan jika aku akan lebih menyayangi Cendric lagi daripada dirinya sendiri.

"Chasel, Cendric datang nemuin kamu bawain brownies nih," ucapku seraya tersenyum.

Chasel tak tersenyum. Dia hanya diam saja dan menatap nanar sajian didepannya.

"Chasel," panggilku lembut.

Chasel kemudian menatapku penuh kesedihan.

"Sayang, kenapa?" tanyaku lebih lembut.

Perasaan Chaselion ini sangat lembut, dan gampang terluka. Aku sampai harus lebih berhati-hati untuk bersikap dihadapannya.

"Ayo di coba brownisnya, enak tau."

"Benar Chasel itu kesukaan mamamu," jawab Cendric tenang.

Aku menyuapkan sesendok brownies itu dan Chasel menerimanya.

"Enak?"

Chasel menganguk. Anak itu kini memegangi tanganku seolah takut kehilangan aku.

Melihat wajah paniknya, aku kemudian memangkunya hingga wajah murungnya berjingkat kaget. Chasel menatapku.

Ketika aku tersenyum, Chasel kemudian tersenyum. Sepertinya perasaannya lebih tenang.

Cendric menatapku dan Chasel penuh kecemburuan.

Hah, aku bingung sekarang.

"Hubungan tante sama Chasel sudah membaik ya? Padahal sebelumnya, tante membenci Chasel." ucap Cendric dengan nada tak sukanya.

"Tante selalu menyayangi Chasel kok, kan Chasel satu-satunya anak tante," ucapku.

"Lantas bagaimana dengan aku tante?"

"Ya?"

"Tante bilang ingin punya anak sepertiku, apa tante sudah tidak ingin punya anak sepertiku?"

"Tentu saja ingin. Cendric sangatlah manis dan perhatian. Bagaimana ada orangtua yang tidak ingin punya anak seperti Cendric?"

Senyum di wajah Cendric merekah.

Aku tidak tau jika Chasel akan sangat cemburu dengan ucapanku.

Acara minum teh sore itu cukup berjalan lancar menurutku. Kecuali wajah Chasel yang lebih di tekuk. Cendric menunjukan sikap sopan dan baik hatinya meski ia menunjukan beberapa kecemburuan jika aku bersikap lembut pada Chasel.

Trapped in a Psycopathic NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang