Terlihat pagi ini cuacanya cerah, terdengar siulan burung dicelah-celah berisiknya kendaraan.
Kedua laki-laki dalam satu kamar ini sudah berpakaian rapi dan bersiap menyambut kelas pagi. Nampak Roni duduk manis di sofa yang berhadapan dengan pintu kamar Poul, sibuk dengan Ipadnya.
"Ron??"
"Ha?" Jawabnya tanpa memalingkan wajah menghadap Poul
"Kemarin anginnya kenceng banget ya?" Ucapnya sambil menempatkan pantatnya tepat di sofa depan Roni
Kini Roni menghentikan aktifitasnya dan menatap sang penanya.
"Kenapa?"
"Nggak papa, cuma kemarin gua denger dari kamar kek ada suara braak!!! Gitu? Kalo suaranya sih kek pintu ketutup"
Wajah Roni langsung menghadap langit-langit ruang tengah, menutup mulutnya dengan tangan agar Poul tak bisa melihat senyum dibalik tangannya.
Roni ingat perilakunya tadi malam, ia mencoba inisiatif tapi ketika teringat kenapa rasanya malu banget yah!
".... Padahal seingat gua, pintu-pintu gua cek udah kekunci, apa ada yang kelupaan yah?" Tambah ungkapan Poul tanpa mencurigai teman didepannya
"Iyyaaa... Lo lupa nutup jendela... Balkon!"
"Apa iya? Perasaan jendela Balkon tutup permanen!"
DAMN!!! alasan apalagi ya?
"Poul, Lu udah siapkan? Ke bawah yuk cari sarapan, laper banget gua, cacing-cacing gua udah pada disko" Ucap Roni menyimpan Ipadnya dan menarik tangan Poul
"Lu udah ngabarin CS.nya nggak?"
"Udah, udah Otw orangnya"
Diruang tengah kamar seberang, terlihat dua gadis cantik sedang menikmati sarapan dan bersiap menyambut kegiatannya hari ini.
Nabila selesai sarapan lebih cepat dari Salma.
"Kak, aku berangkat dulu ya"
"Oke, hati-hati bawa mobilnya"
YOU ARE READING
Rumah di Perantauan
Teen FictionZaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dari hidupnya adalah musik, di mana sedari kecil salma dan gitarnya sudah pernah melegenda di kota kela...