Langit seakan mengerti suasana pagi dikamar Salma, cahaya yang sangat cerah menelusup masuk kesela-sela kamar Salma yang masih tertutup gorden
Roni menatap wanita didepannya, rasa haru dan bahagia kembali masuk dalam hidupnya
Paras cantik bak bangsawan ini bisa dilihatnya kembali sangat dekat"Perjalanan kita sampai disini sangat menguras tenaga ya yank, maaf! Gara-gara aku, kamu masuk disituasi yang seperti ini" Ucap Roni menyingkirkan anak rambut yang nempel diarea wajah Salma
"Eehhh" Salma menggeliat tak nyaman tidurnya terusik
Roni mengusap pelan rambut panjang Salma dengan wangi badannya yang mencandukan. Roni tersenyum mengingat dirinya tak pernah lagi memegang batangan yang pernah jadi ruginya setelah kejadian itu.
Entah apa yang membuat Salma tiba-tiba membuka mata dan terkejut melihat Roni sudah dengan tatapannya yang tak berkedip
"Ngapain sih!" Ucap Salma memunggungi
"Gapapa, kangen aja sama dekatnya jarak wajah kamu" Roni mendekatkan dirinya untuk memeluk Salma dari belakang
"Maaf yah Ca, karena aku, kamu bener-bener merasa capek dan lelah" Dalam pelukannya, Roni berkata dan mencium pelipis leher Salma yang terlihat, sepertinya Roni mendapat izin karena Salma tak menolak
"Sebenarnya aku mau ngasih kamu kejutan" Ucap Salma yang merasa Roni sudah aktif dengan indra penciumannya diarea leher
Poul dari arah kamar tamu keluar ke ruang tengah membawa barang-barangnya, karena dirasa pagi ini dia akan santai setelah tadi sarapan, Poul memilih santai di ruang tengah menunggu berkumpul dan berpamitan
"Mau kemana kamu Poul?" Tanya Farhan duduk dan diikuti Manda disebelahnya
"Mau pulang om"
"Cepet banget, nggak nunggu Salma sama Roni aja biar barengan"
"Maunya sih gitu, liburan dulu. Tapi kerjaan minggu ini lumayan menumpuk, aku kesini memastikan keadaan Roni aja sih om"
"Makasih loh kamu udah selalu ada buat Caca, terutama Roni"
"Santai aja om, mereka udah ku jadikan saudara sambung" Farhan mengangguk
"Roni belum bangun?" Tanya Manda
"Aku nggak tau tan, dikamar nggak ada, apa ditaman belakang"
"Lah? Baru aja kita dari sana"
"Atau kamar tamu satunya?" Tanya Farhan
"Iih papa gimana sih! Kan kuncinya papa ilangin, waktu itu nyuruh Kevin belikan? Tapi lupa-lupa terus"
"Oh iya! Lha terus?"
"Keknya saya tau sih om, tan"
Dari arah kamar Salma yang tak memiliki kedap suara, mampu terdengar ketika mereka berbicara keras apalagi berteriak, makin dengar dan jelas ditelinga mereka yang duduk diruang tengah
"Makanya pelan-pelan Ron!" Ucap Salma mulai terdengar dari luar kamar
"Papa!" Ucap Manda mencengkeram lengan Farhan
"Ya jangan banyak gaya" Ucap Salma
"Terus gimana?" Tanya Roni
"Berbaring" Titah Salma
".... Diam! Biar aku yang bergerak"
"Adduhh Ca! Sakit"
"Kan nggak kena yang inti"
"Aaaahhh ini enak sih yank" Ucap Roni
"SAYAANG, SAKIT" Teriak Roni"Papa!" Kini Manda memukul lengan Farhan
"Poul kamu nggak dengerkan?"
"Ha? Nggak kok om, Poul dari tadi main Hp" Ucap Poul menahan tawa
YOU ARE READING
Rumah di Perantauan
Teen FictionZaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dari hidupnya adalah musik, di mana sedari kecil salma dan gitarnya sudah pernah melegenda di kota kela...