Pagi ini keluarga Roni bersiap sarapan bersama, kabar buruk yang terjadi semalam membuat keheningan di meja makan, hanya ocehan Rayyan yang meramaikan
"Om, onty Ca mana?" Tanya Rayyan
"Lama loh Ian nggak ketemu onty?"
"Pasti onty Ca beliin Ian mainan"
"Teman buat Ian mana om? Katanya mau dibuatin"Seketika aktifitas makan terhenti, bukan hanya Roni yang terpojok dan merasa malu, dengan kondisi seperti ini, pembahasan tentang kehamilan bukanlah hal yang tepat
"Kak Ian makan dulu, nanti saja bicaranya yah" Ucap Adel, Rayyan pun mengangguk
"Omnya Salma mengundang makan siang, papa minta Roni dan Anggis bisa menemani papa untuk menghadap"
"Tanpa disuruh pun aku ikut" Ucap Anggis kesal
Setelah makan pagi selesai, Roni kembali ke kamarnya, nuansa kamar yang dulu sangat Roni sukai sekarang menjadi tempat suramnya
"Bang!" Anggis masuk kedalam kamar Roni
"Heh! Ketuk pintu dulu kek"
"Iya maaf! Abang gimana sama kak Sal?"
"Dia nggak bales pesan abang, Poul di blokir Nabila dan Salma" Anggis duduk disebelah Roni
"Apapun keputusan kak Sal, aku mohon abang terima resiko" Roni mengangguk
"Kamu tau keadaan kantor mulai kapan?"
"belum waktunya terjun kedunia bisnis sih, cuma waktu itu papa terlihat murung banget tapi ketutup sama keceriaan keluarga, apalagi datengnya kak Sal yang mengundang tawa dan selalu bisa mencairkan suasana. Isenglah aku main kekantor"
*flashback on*
"Non Anggis?" Sapa Renata, Sekretaris Aris
"Hai mbak Renata, bagaimana kabarnya?"
"Baik Non" Ucap Renata mengangguk
"Suasana kantor kaku amat mbak? Ada apa?"
"Ehmm?" Gugup Renata, Anggis mulai heran
"Kenapa?"
"Sebenarnya kami takut untuk mengatakan mbak, cuma bagaimana yah saya berbicaranya?" Anggis mulai merasa bingung dan mengerutkan dahinya
"Sebentar, papa kemana?"
"Bapak hari ini nggak kekantor non"
"Ya sudah mbak ikut saya ke ruang papa"
Anggis dan Renata memasuki ruang Aris
"Ada apa mbak?" Sebenarnya para staff belum gajian 3 bulan lalu"
"3 bulan?" Kaget Anggis
"Ada beberapa yang sudah gajian namun gaji yang keluar tidak sesuai dengan kesepakatan para staff sebelumnya"
"Kenapa sampai ada kendala seperti ini?"
"Kata Bendahara perusahaan, kantor lagi ada masalah keuangan dengan investor jadi untuk sementara gaji akan dilipat gandakan ketika keadaan kantor sudah stabil"
YOU ARE READING
Rumah di Perantauan
Teen FictionZaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dari hidupnya adalah musik, di mana sedari kecil salma dan gitarnya sudah pernah melegenda di kota kela...