"JATUHKAN HUKUMAN MATI"
Ucap Roni lantang dan bertepatan dengan palu hakim yang terketuk, secara otomatis keputusan hukuman untuk terdakwah telah diputuskan dan sidang ditutup
Dengan perasaan lega, Lita menarik nafasnya kembali, Anggis menangis haru dan memeluk momnya
Aris menepuk pundak Roni dan mengangguk setuju
Florie hanya menunduk menerima keputusan, Reno pun menghampirinya
"Maaf" Hanya itu yang bisa Reno ungkap
"Gapapa om, makasih! Aya juga minta maaf"
"RONI! SALMA PINGSAN!" Teriak Poul
Dengan cepat Roni menengok sumber suara
"CACA!" Roni bangkit dari kursinya dan berlari mendekati Poul yang sudah diketahui keberadaannya
"Gimana bisa terjadi?" Tanya Roni
"Nanti aja jelasinnya kak, sekarang bawa kak Sal kerumah sakit" Ucap Nabila yang sudah menjadi sandaran Salma pingsan
"Onttyy huaaa, onty Ca" Rayyan menangis ditinggalkan
Dengan dikemudi Poul, mobil Roni melaju dengan kecepatan penuh menyesuaikan keramaian jalanan kota Jakarta
"CEPET POUL!" Ucap Roni geram
"Sabar kak Roni, kita juga sama-sama usaha, jangan sampai ada kejadian yang tak kita inginkan lagi" Ungkap Nabila karena khawatir
"Caca! Bangun! Ca, sayang" Ucap Roni menepuk pelan pipi Salma
"... Sejak kapan kalian datang?" Tanya Roni
"Sejak pertama kali sidang dimulai" Ucap Poul yang sudah geram mengingat persidangan tadi
"Kak Salma nggak benar-benar ada job ditempat jauh, tapi dia ada disekitar Jakarta, kak Salma ada dirumah aku" Ucap Nabila
"Apa maksudnya?" Tanya Roni yang tak mengerti jalan fikiran Salma
"Salma mau tau seberapa tegas lu membela keluarga kecilnya, karena yang lu hadapi masa lalu lu"
"Yank, nggak gini caranya, bangun yuk! Aku nggak bisa tanpa kamu" Ucap Roni dengan nada lemahnya
Mobil berhenti didepan ruang IGD, Roni dengan sigap membantu pihak rumah sakit yang bertugas
"Tolong segera beri penanganan untuk istri saya" Harap Roni pada suster
"Kami hanya ada kamar VIP yang lagi kosong" Ucap kasir rumah sakit
"Saya ambil" Ucap Roni tanpa berfikir
🐟🐟🐟
Salma masih berada dibrankar rumah sakit dengan matanya yang masih terpejam, Roni mendudukkan dirinya dipinggiran brankar mengusap lembut kepala Salma dan sesekali mencium keningnya
YOU ARE READING
Rumah di Perantauan
Teen FictionZaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dari hidupnya adalah musik, di mana sedari kecil salma dan gitarnya sudah pernah melegenda di kota kela...