"Dimana kamu Ca?" Tanya Roni pada langit
Sesuai perintah mereka, Roni mengejar Salma yang berlalu agak jauh, Roni tidak mengerti kemana lagi harus mencari, waktu sudah menunjukkan tengah malam dan Roni disini hanya berlibur yang belum mengetahui banyak tempat.
Roni duduk diatas bagian mesin mobil, Roni bersandar menghadap langit-langit.
Drrtt! Drttt!
Roni melihat nama pemanggil, tertera nama mama Manda
"Iya tante?"
"Kamu dimana Ron? Balik dululah, ini udah hampir tengah malam"
"Roni masih belum ketemu Caca tante!"
"Caca masih menenangkan, kamu balik dulu ke penginapan yah!"
"Tante! Roni sayang Caca, Roni merasa bersalah melakukan ini!"
"Caca hanya ingin menenangkan Ron! Kamu pasti akan bisa menemui dan menjelaskannya, kamu balik dulu yah"
Satu helaan nafas Roni "Iya tante"
Sambungan telfon terputus, Roni melirik jam tangannya pukul 23.49
Dengan berjalan sempoyongan, Roni kembali masuk mobil dan duduk di kursi sebelah kemudi"Gimana Ron?" Tanya Poul
Roni bersandar pada jendela mobil "balik ke penginapan Poul"
Poul melajukan mobilnya ke arah penginapan mereka. Setelah sampai parkiran, Roni berjalan mendahului dan diikuti Poul dibelakangnya. Tempat parkir mobil ramai dengan mobil kru dan orang tua mereka.
Poul melirik Roni yang tak sadar dengan keadaan disekitarnya, Poul tetap mengikuti Roni dari belakang, perkiraan perjalan Poul mungkin akan tepat waktu
24.00
Roni memutar knop pintu, dan menekan lampu penginapan
"SURPRIISEEEEE!!! HAPPY BIRTHDAAY!" Teriak mereka bersamaan
Roni terkejut dengan keadaan ini, Poul dibelakangnya bertepuk tangan untuk dirinya karena berhasil tepat waktu.
Roni tersenyum senang meneliti orang-orang yang hadir, namun senyumnya sedikit demi sedikit pudar karena orang yang di tunggu tak berada diantara mereka.
Seketika ruangan kembali sunyi, Roni mencoba berjalan mendekati kue dan lilin yang mamanya bawa. Menghela nafas untuk menetralkan kondisinya, berdo'a dan meniup lilinnya.
"Happy birthday ya bang! Sehat selalu, bahagia selalu" Mama lita mencium kening Roni dan diikuti beberapa dari mereka untuk mengucapkan selamat dan memberikan do'a yang terbaik.
"Jangan sedih lah bang! Ini hari bahagia abang loh!" Ucap Anggis
"Kebahagiaan abang ada di Caca Nggis!"
Dari arah belakang seseorang sedang membawa kue dan lilinnya, telah mendengar jawaban Roni.
"Punyaku lilinnya nggak ditiup nih?"
Roni mengangkat kepalanya, suara yang Roni kenal. Roni memutar badannya dan melihat Salma sedang merentangkan tangan dengan tangan kanannya memegang kue.
Roni berlari menghampiri, berhambur ke pelukan Salma, dengan sigap Nabila meraih kue yang dibawa Salma.
"Utututu Sayang" Salma mengusap pelan punggung Roni, Salma mencium pipi Roni yang membuat pelukan di dirinya semakin erat.
"Udah ah, malu diliatin banyak orang!" Salma berucap namun Roni masih dalam pelukan. Tanpa malu Roni mahardika menangis sesenggukan dipelukan Salma.
Salma yang menyadari langsung membelalakkan matanya dan menahan senyum.
YOU ARE READING
Rumah di Perantauan
Teen FictionZaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dari hidupnya adalah musik, di mana sedari kecil salma dan gitarnya sudah pernah melegenda di kota kela...