Setelah terjadinya Salma, Roni dan Rayyan berenang, kini badan Salma benar-benar demam, dirinya hanya mampu berbaring karena larangan Roni yang menyuruhnya turun dari kasur
Dan sialnya, Roni menaruh CCTV yang dipasang dikamar mereka, hingga Salma benar-benar tak berkutik
Siang ini, Roni dengan ditemani Poul telah sampai ditoko tempat dirinya berbisnis,
Roni masuk dan langsung disambut hangat oleh karyawannya"Selamat siang pak Roni"
"Siang, Tolong panggil pimpinan kalian, saya tunggu diruangan" Jawab Roni
"Baik pak" Ucap salah satu karyawan
Roni duduk dikursi miliknya sedang Poul menunggu disofa yang tak jauh tempatnya
"Gak kurang gede tuh foto" Ejek Poul melihat foto Salma dan Roni yang terpajang
"Harusnya sih kurang gede"
"Gilak, nggak sekalian aja lu pampang didepan toko"
"Jatuhnya jadi gua sama Caca donk yang dijual,hahaha"
Tok Tok Tok
"Masuk" Ucap Roni berganti wajah datar
"Permisi pak Roni, pak Poul" Poul menganggukkan kepala
"Duduk" Ucap Roni dingin
"... Saya lihat perkembangan toko mulai stabil dan lumayan melonjak, saya mau kamu pertahankan itu"
"Baik pak"
"... Saya suka cara kerja kamu, tapi tetap jaga tingkah laku kamu, jangan sampai semena-mena sama karyawan lain, karena saya nggak mau ada kabar yang tidak mengenakkan"
"Baik pak"
"... Dan satu lagi yang harus kamu ingat! Kalaupun kamu pimpinan dan cara kerja kamu bagus serta bernilai baik, ketika kamu semena-mena sama karyawan lain saya tidak akan segan mengeluarkan kamu dari sini, mengerti?" Ucap Roni penuh penekanan, Poul hanya memandang Roni yang berucap tegas pada orang didepannya
"Mengerti pak"
"Oke, silahkan kembali bekerja" Ucap Roni cepat
"Baik, permisi pak Roni, pak Poul"
Lagi-lagi Poul mengangguk
Setelah terdengar pintu tertutup, Poul kembali menatap Roni yang sudah sibuk dengan laptop kantor
"Jangan kaku gitu lah bos!" Ucap Poul
"Kayak gak tau gua aja" Jawab Roni sambil mengetik
"Huh! Iya deh bos yang tegas, gua juga bos kalik"
"Beda jenis" Jawab Roni sedikit enggan menjawab
Dering ponsel Roni berbunyi nyaring, tertanda nama Salma dilayarnya
"Iya sayang?" Jawab Roni halus
Reflek Poul menatap Roni dengan senyuman dan gelengan kepala
"Sama pawangnya aja yang beda" Ucap Poul
Roni menampilkan kepalan tangan kedepan wajahnya dan mengarah pada Poul
"Kenapa sayang? Ada yang mau dibantu?" Tanya Roni
"Barusan aku dapat telfon, mom nggak bisa jemput Ian karena ada urusan sama ibuk-ibuk yang lain, kamu bisa jemput Ian disekolah nggak?"
"Bang Satya?"
"Masih ada urusan diluar kota, nanti malam baru bisa jemput, kamu kan nantinya searah"
"Ya deh, yang punya anak siapa, yang repot siapa"
YOU ARE READING
Rumah di Perantauan
Teen FictionZaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dari hidupnya adalah musik, di mana sedari kecil salma dan gitarnya sudah pernah melegenda di kota kela...