Kini pijakan kaki Salma sudah berada di salah satu tempat keinginannya, penginapan yang Roni pilih menatap indahnya hamparan luas banda neira
Connecting Room yang Roni pilih, untuk memudahkan keduanya berkoordinasi. Salma menyapa banda neira dengan bola matanya di balkon penginapan. Menelisik dan mengamati ketidak percayaan yang telah Roni kabulkan.
"Kak Sal?" Sapa Nabila, Salma tersenyum menatap
"Bahagia selalu ya kak" Salma mengernyitkan dahi
"Kenapa?" Entah mengapa Nabila merasa sedih, Nabila memeluk Salma, Salma dengan memberikan kasih sayangnya membalas pelukan itu
"Kak, Nabila mengucapkan terima kasih banyak, aku benar-benar merasa punya kakak yang sedarah, kakak ngajarin aku banyak banget, mulai dari bisnis, cara berfikir, gimana kita menghadapi orang-orang disekitar kita. Aku benar-benar banyak belajar dari kak Salma"
Mendengar hal itu, Salma mencium pucuk kepala Nabila dengan hangat.
"Nab! Kamu itu adek aku, sedarah atau nggak, aku juga berterima kasih sama kamu karena selalu searah"
Mereka berdua berpelukan hangat dengan memandang keindahan di depan matanya.Diseberang balkon dua lelaki bujang sama halnya dengan mereka, sedang memandang takjub hamparan luas didepannya.
"Poul, makasih banyak lu udah membantu"
"Sama-sama Ron, semoga besok acaranya lancar, movienya juga lancar. Gimanapun, Nabila udah anggap Salma kakak kandungnya, dimanapun dan kapanpun Nabila, di situ ada cerita tentang Salma. Kalau Salma tau gua membantu lu, bisa jadi restu dia turun"
"Ck, tenang, kalau restu dia nggak turun gua gelitikin biar turun!"
"Wahaha, bisa aja lu, mau makan nggak?"
"Oh iya, boleh!"
Roni hendak mengetuk pintu connecting namun kalah cepat dengan knop pintu yang terbuka. Menampakkan Salma dan Nabila rapi dengan tas dipundaknya
"Loh, mau kemana?" Tanya Roni
"Cari makan, mau ngajakin kalian"
Roni menarik Salma kedekapannya, Nabila dan Poul hanya saling melirik
"Kok kamu tau sih yank" Roni mencium pucuk kepala Salma "aku tadinya juga mau ajak makan"
"Ya udah ayo jalan, gak usah pake drama pelukan, nambah ciuman lagi!" Poul mengatakan dengan menarik tangan Nabila meninggalkan Salma dan Roni yang tertawa.
Tempat makan yang mereka pilih tak jauh dari penginapan dengan view masih sama. Acara makan malam selesai, Roni menambah pesanan untuk dibawa ke penginapan.
"Poul, ajak mereka berdua balik dulu deh, gua nunggu pesenan dulu" Ucap Roni menatap Nabila dengan wajah lelah dan Salma yang sering menguap
"Lu gapapa Ron?" Roni mengangguk sebagai balasan
"Ayo Nab, Sal!" Nabila berdiri namun Salma tetap dalam posisi kepalanya yang menyentuh meja
"Kalian duluan aja, gua nunggu di sini, paling bentar lagi selesai"
Roni mengusap punggung Salma dan ikut meletakkan kepalanya dimeja sejajar dengan tatapan matanya
"Kamu ikut aja yank, istirahat" Meja makan bergerak karena gelengan Salma. Ronipun mengisyaratkan keduanya untuk kembali duluan.
Roni menggeser duduknya mendekati badan Salma. Sembari mengamati pesanan yang dibuat, tangan Roni memeluk pundak Salma, mengusapnya pelan seakan-akan menidurkan.
Roni mengintip mata Salma dari balik kerudung yang menutupi
"Mata kamu merah banget yank, nahan ngantuk kan? Kenapa nggak ikut mereka aja tadi?"
YOU ARE READING
Rumah di Perantauan
Teen FictionZaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dari hidupnya adalah musik, di mana sedari kecil salma dan gitarnya sudah pernah melegenda di kota kela...