Terdengar kabar dari Bandara bahwa tujuan Tokyo-Jakarta kembali dijalankan. Salma pagi ini sudah mengemasi bajunya dan menggeret kopernya kebawah. Terlihat punggung yang Salma kenal
"Itu Salma!" Tunjuk Reno
Roni dengan cepat menengok ke arah yang ditunjuk Reno
"Ca!" Roni berhambur ke pelukan Salma, dengan wajah datarnya dan tarikan nafasnya yang dalam Salma tak membalas pelukan Roni
"Dari kapan kamu ada disini?" Tanya Roni
"Flight ke jakarta udah dibuka, kamu kemas barangnya, aku yang pesan tiket" Ucap Salma menyingkirkan tangan dipelukannya dan berlalu ke meja makan
"Udah resiko! Selamat menanggung" Ucap Reno mengingatkan dengan kekehannya
Meja makan kini penuh karena hadirnya satu pasangan, Salma tak berniat mengambilkan makanan untuk Roni. Terlihat Reno dan Sally saling memandang
"Kamu ambil flight jam berapa Salma?" Tanya Sally disebelahnya untuk membuka kecanggungan
"Siang ini, jam 2" Masih menikmati makanannya
"Masih ada waktu 5 jam lagi, nggak mau menghabiskan waktu dengan Salju?" Tanya Reno
Yap! Salju tipis telah turun dinegeri sakura. Harusnya ada keromantisan yang terjadi
"Buat apa? Lagian keadaannya udah dinginkan terus buat apa main salju?" Ucap Salma mengundang tatapan Roni padanya
"Main sama Resa diluar?" Tanya Sally kembali
"Emang boleh umur segitu di ajak main salju?" Tanya Salma datar dan memojokkan alasan Sally, Sally hanya mengunjukkan giginya dan menggeleng
"Udah pesen tiketnya Ca?" Roni mencoba ikut mengikuti suasana
"Tadi udah kejawab kan! Ngapain ditanyakan lagi?" Ucap Salma berlalu membawa piring kotor
Roni hendak berdiri namun tangannya ditahan oleh Reno
"Kasih jeda, jangan pepet terus!"Kini Salma telah selesai urusan dapur, Salma pamit kembali keatas untuk istirahat, Saat Salma hendak melangkahkan kaki ditangga pertama, tarikan tangan membawanya kedalam pelukan
"Kamu kemana aja Ca? Kenapa ponselnya nggak aktif, maaf Ca!" Ucap Roni mengeratkan pelukan
"Cukup pastikan aku baik-baik aja! Kecuali kamu berharap aku ikut dan pulang tinggal nama" Salma mencoba melepas pelukan Roni, namun Roni semakin mengeratkan pelukannya
"Nggak gitu Ca! Aku nggak mau, Maaf Ca!"
"Aku mau istirahat"
"Ca, Dengerin penjelasan aku, please" Ucap Roni memohon
"KENAPA KAMU MENDESAK AKU AGAR MAU MENDENGAR PENJELASAN KAMU! KEMARIN-KEMARIN KEMANA? BARU KEJADIAN AJA MEMOHON-MOHON" Ucap Salma tersulut emosi
"Maaf Ca" Ucap Roni bersimpuh
"Jam 12 nanti aku minta kamu siap!" Salma kembali menaiki tangga dan beristirahat
Keduanya berpamitan pada pemilik rumah, perjalanan menuju Bandara kembali suasana asing, jendela mobil yang tertutup menambah kebekuan
Roni sibuk dengan ponselnya dan menghubungi seseorang
"Poul"
"Ha? Salma gimana?"
"Baik-baik aja! Ini gua otw Bandara flight jam 2, nanti tolong jemput gua yah!"
"Tumben mintanya baik-baik, pake ucapan tolong lagi"
"Aelah lu! Bisakan? Jangan sampe ketiduran!"
"Iyee pak!"
Sambungan telfon terputus, Roni menengok Salma yang sibuk dengan ponselnya dan menyenderkan kepalanya dijendela mobil
YOU ARE READING
Rumah di Perantauan
Teen FictionZaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dari hidupnya adalah musik, di mana sedari kecil salma dan gitarnya sudah pernah melegenda di kota kela...