"Huaaaa mamii, mamii, mami mana?"
Salma terperanjak bangun setelah mendengar tangisan Rayyan, tangan Roni yang berada dilingkaran perut Salma terlepas
"Ian? Kenapa?" Salma berpindah mendekati Rayyan
"Maaamiii, mami nggak sayang Ian" Ucap Rayyan dalam tangisnya
"Kenapa? Ian mimpi?"
"Hiks, hiks, hiks" Tangisnya mereda, hanya terdengar sesenggukan
"Ian tenang yah, ada onty" Ucap Salma memberi ketenangan dalam dekapannya
"Mami mana?"
"Mami masih berjuang buat adek, Ian berdo'a semoga lancar dan keduanya selamat"
"Mami nggak sayang Ian ya Onty?"
"Kok nanyanya gitu? Pasti sayanglah"
"Tapi kenapa Ian disini? Mami ninggalin Ian yah?"
"Ndak sayang, mami dirumah sakit, adek Ian butuh bantuan"
"... Ian seneng nggak punya adek"
Rayyan menggeleng
Mungkin untuk saat ini Salma memaklumi jawaban Rayyan, tapi dirinya harus berhasil membuat Rayyan bangga memiliki saudara
"Ian mau dimasakin apa?"
"Ian ndak laper, Ian mau Mami" Tetesan air mata kembali terjatuh
"Nanti yah setelah Ian makan, kalau Ian ndak mau makan, onty akan melarang om mengantar Ian ke mami"
Rayyan semakin menunjukkan wajah rengeknya
"... Eeeh nggak boleh nangis"
Larangan adalah perintah bagi anak kecil
"Huaaaaa" Tangis Rayyan kembali pecah
Roni benar-benar tak sadar dengan keadaan sekitarnya, masih dalam keadaan pelor!
"Bangun nggak!" Ucap Salma jengkel dengan memukul pantat Roni
"Ron! Bangun! Bener-bener nih orang, RON!" Teriak Salma diakhir kata
"HAH! IYAH!" Roni terduduk karena bangunnya ikut terkejut
Teriakan Salma membuat Rayyan juga kembali diam, air matanya diusap
"Aku mau bikin sarapan, ajak Ian main"
Dalam rasa lemasnya setelah bangun tidur, Roni menjawab mengangguk
"Matanya lebarin dulu" Salma membantu membuka kelopak mata Roni
"Iya sayaang, udah bangun ini aku"
Salma melirik Rayyan yang tertunduk
"Ian, onty mau buatin sarapan, Ian main dulu sama om"
Dengan mulut yang masih cemberut, Rayyan mengangguk
Pintu kamar tertutup, Salma berjalan menuruni anak tangga, sampai dipertengahan tangga terdengar kembali tangisan Rayyan
"RONIIIIIII!"
"IYAAAH UDAAAH"
🐟🐟🐟
YOU ARE READING
Rumah di Perantauan
Teen FictionZaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dari hidupnya adalah musik, di mana sedari kecil salma dan gitarnya sudah pernah melegenda di kota kela...