43

9.6K 444 46
                                    

Hari ketiga setelah surat permohonan itu turun, Roni masih berusaha menghubunginya, hingga dua hari lalu Salma memutus informasi dengan memblokir kontaknya.

Salma mengajak Dikta bertemu, Dikta mengatakan untuk menjemputnya Didepan rumah, sembari menunggu kedatangannya Salma masih menatap pesan yang dikirim dari Anggis

Salma mengajak Dikta bertemu, Dikta mengatakan untuk menjemputnya Didepan rumah, sembari menunggu kedatangannya Salma masih menatap pesan yang dikirim dari Anggis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lalu Salma harus apa?
Memang banyak resiko yang akan terjadi ketika Salma melayangkan surat permohonan itu

"Dek?" Suara Kevin bersama Gia
Kevin menjemput Gia dan mengajaknya pulang kerumah papa

"Hemm?"

"Gimana kau ini? Sebenarnya kau penyanyi apa pebisnis?" Ejek Kevin karena berhasil menuntaskan dunia bisnis

"Kalau dua-duanya bisa emang kenapa?" Tanya Salma mengulang pertanyaan yang pernah didengarnya, dejavu.

"Iya bukan adek gua lah!" Salma mendengar jawaban dan nada yang sama namun dari orang yang berbeda

"Mas, kalau kak Gia aku kasih toko cabangku disini boleh nggak? Biar aku nggak bolak balik"

Kevin menengok ke arah Gia "kalau aku terserah kamu"

"Emang kenapa dek? Kan ngontrol aja bisa"

"Iya kan setidaknya ada yang bisa pegang kendali buat disini, boleh nggak?"

"Kamu mau nggak?" Tanya Kevin pada Gia

"Oke, aku mau"

"Yess, makasih kak, tapi nanti ya biar selesai dulu urusan ini" Gia mengangguk

"Terus mau kemana?"

"Kantor polisi"

"Ngapain?"

"Menyerahkan diri! Ya ngurusin pelaku lah!"

"Ohhh hahaha gua kira mau numpang mandi"

"Apaansih mas, mau jadi bapak ada aja kelakuannya"

"Ya lu dulu"

"Mas Kevin dulu lah"

Saat keduanya bergurau, mobil merah terlihat dan memisah pertikaian adek kakak itu
"Adek berangkat, bye" Ucapnya berlari kecil menghampiri mobil

"Heh! Udah izin mama papa nggak?"

"Udah!" Jeda Salma menutup pintu mobil
"Nanti"

"Heh! Dasar lu! Buat rencana sendiri"

Dikta pun melajukan mobilnya, tak lupa menyapa Kevin dengan klakson mobil

" hati-hati"

Sesampainya di kantor polisi tak lupa Salma menceritakan dan membawa bukti yang sudah mereka meetingkan waktu itu

Dikta juga dimintai keterangan terkait sudut pandangnya kepada Davin. Yang jelas, Davin dan keluarganya terjebak dalam permainannya karena sebuah ancaman

Rumah di PerantauanWhere stories live. Discover now