Pagi ini, Roni telah bangun lebih dahulu daripada Salma
Kini balkon kamar yang menjadi tempat untuknya mengangkat telfon
"Ron, pap ngasih kabar kalau bi Irma udah sampai ditempat"
"Oke pap, terima kasih ya pap mau bantu Roni unt-"
"RONIIII" Teriak Salma
"Salma kenapa Ron?" Tanya Aris yang mendengar teriakan Salma dari telefon
"Belum tau, Nanti Roni kabari lagi"
Dengan segera Roni mematikan sambungan telfon dan berlari mendekati Salma
"Ada apa?" Tanya Roni khawatir
"Eehmm, kamu kemana aja sih? Sini!" Rengek Salma dengan tangan yang memanggil Roni mendekat
"Aku habis angkat telfon yank" Roni menaiki kasur untuk mendekati Salma
Roni bernafas lega karena teriakan Salma membuat Roni khawatir dengan perlakuannya semalam, namun ternyata pagi ini Salma baik-baik saja
"Mau peluk kamu" Ucap Salma bermanja dengan tangan yang sudah meminta dikalungkan dileher Roni
Dengan kekehan senang, Roni ikut berbaring kembali memeluk Salma dengan satu tangan yang bermain di rambut Salma untuk merapikan
Cupp! Roni mencium bibir Salma yang matanya kembali terpejam
"Sayang, kenapa kamu memilih bertahan denganku, padahal kamu bisa saja meninggalkanku" Tanya Roni dengan usapan manis dipunggung Salma takut pertanyaannya membuat Salma sensitif
Masih dengan mata yang terpejam, Salma menjawab santai
"Tujuanku menyetujui berikatan dengan seseorang itu untuk berlomba mempertahankan keharmonisan keluarga, ketika ada masalah dan titik akhirnya adalah perpisahan, ngapain memutuskan berikatan?"
"Tapi lihat konteks masalahnya juga kan yank? Kalau adanya mereka tak dihargai sama sekali, ya mereka memilih pergi"
"Makanya setiap ada permasalahan itu pelajari dulu, cari titik masalahnya, kalaupun masih bisa dipertahankan ya sudah sama-sama membenahi sikap, kalau memilih untuk berpisah, berarti itu jalan terbaik bagi mereka, kan kita udah berusaha mempertahakan tapi tetap saja terputus, itu sudah diluar kendali kita"
Salma membuka mata menatap wajah Roni dan berfokus pada netra Roni
"... Kamu tau alasan apa yang membuat aku memilih membantu membongkar masalah dan masih memberi kamu kesempatan lagi?"
Roni menggeleng tak mengerti
"... Karena aku nggak siap kalah"
Jawaban Salma membuat Roni berfikir keras
"Dari bukti, aku bisa membantu membongkar kebusukan yang telah dilakukan masa lalu kamu, tapi dia akan tersenyum menang ketika aku memutuskan hubungan dengan kamu karena dia yang menjadi alasannya"
"... Makanya aku memilih kembali bersama kamu walaupun akan ada kepercayaan yang berkurang, tapi setidaknya aku menang bisa mempertahankan kamu, memberikan perlakuan yang membuat kamu merasa beruntung memiliki aku, sampai akhirnya keputusan terakhir jatuh dipersidangan, dia kalah"
"Jangan tinggalin aku ya Ca!" Ucap Roni mengusap pipi Salma
Benar perkataan Salma, dirinya membuat Roni benar-benar tak bisa berkutik untuk beralih meninggalkannya, benar-benar merasa beruntung memilikinya
"Perasaan itu sama dengan kehidupan, sama-sama berputar, kita nggak akan tau kedepannya, tapi kalau kita saling percaya dan mempertahankan hubungan ini, bangunan ini akan kokoh, karena kehidupan setelah pernikahan itu adalah kehidupan yang sesungguhnya"
YOU ARE READING
Rumah di Perantauan
Teen FictionZaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dari hidupnya adalah musik, di mana sedari kecil salma dan gitarnya sudah pernah melegenda di kota kela...