WARNING!!!
Baca pelan-pelan buat teman menunggu sahur. 🤗❌❌❌
"Powl, coba lu telfon Nabila lagi"
"Ron! Mau seberapa keras sih gua bilang? Ini udah hampir 3 minggu lu nyuruh gua telfon Nabila"
"Mungkin aja kan?, hari ini bakal tersambung"
"Dan selalu jawaban itu yang gua dengar"
Roni menghela nafas,
"Sebenarnya apa mau lu Sal, baru juga gua bilang nyaman, kenapa lu tiba-tiba menghilang? Apa iya lu menghindar" Dalam lamunan Roni, yang Poul lihat beberapa minggu ini
Roni bangkit dari duduknya, dan berjalan kearah kamar
"Gua tenangin diri dulu deh"
Dalam kamar, Roni sedang mengemasi barang-barangnya sebagian. Mencoba mengalihkan fikiran dengan menyibukkan dirinya ditempat lain. Setelah di rasa cukup barang yang akan dibawa, Roni keluar kamar.
"Lah? Mau kemana lu?"
"Coba ngalihkan pikiran" Ucap Roni membuat fikiran Poul Negthink
"Ya kemana dulu Ron?" Poul menutup akses keluarnya Roni
"..... Dandanan lu Rapi gini, hemm parfum lu wangi banget lagi, jangan-jangan ..."
"Gua mau pulang kerumah, jelek mulu pikiran lu" Poul membulatkan mulutnya mendengar jawaban Roni
"Oh iya Poul, ponsel gua lemot amat kenapa yah?"
Tanpa disadari, keluhan Roni, sama nasibnya dengan ponsel Salma yang tertinggal di apartemennya
Heeem???"Memori ponsel lo mungkin penuh, kan lu masih nyimpen gambar-gambar opsi, buat isi dalam proyek, kayaknya juga nggak akan dihapus sebelum ketemu pawangnya!"
Ucapan Poul tak di indahkan Roni, ia memilih berjalan meninggalkan, tanpa mengatakan pamit.
Sampai di lobby apartemen, Roni melihat papanya Nabila sedang berbincang dengan salah satu karyawannya. Roni mencoba mendekati setelah dilihat karyawannya berjalan menjauh, harapan Roni semoga akan ada jawaban lain dari pertanyaannya.
"Permisi Om?"
"Hai Roni, apa kabar?"
"Baik om, om sendiri bagaimana kabarnya?"
"Baik juga, duduk dulu Ron?" Ucap papa Nabila mempersilahkan
"Terima kasih om, sepertinya kali ini belum bisa, Roni buru-buru soalnya... Eeh... "
Roni mencoba meyakinkan diri untuk bertanya
"Oh iya om, Roni lihat, Nabila jarang kesini?" Roni mencoba berbasa basi
"Iya, lagi persiapan ujian akhir, Nabila kalo udah mau menghadapi ujian, dari satu bulan yang lalu udah menutup akses apapun dan siapapun. Sama papa mamanya aja hanya sekedar, selebihnya dia gunakan buat belajar. minggu depan ujiannya baru dimulai" Ucap papa Nabila panjang lebar
"Oh pantes susah dihubungin!" Pertanyaan difikirannya terjawab satu
"Kenapa? kamu ada perlu, biar nanti saya sampaikan"
"Tidak ada om, cuma nyari kabar Salma aja, soalnya dari beberapa minggu kemarin Salma juga nggak ada kabar!"
"Kamu juga nggak kontekan sama Salma?"
"Saya coba menghubungi, tapi nggak ada balasan"
"Oh iya om baru ingat!" Mata Roni berbinar, pasti ada jawaban lain
YOU ARE READING
Rumah di Perantauan
Teen FictionZaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dari hidupnya adalah musik, di mana sedari kecil salma dan gitarnya sudah pernah melegenda di kota kela...