Prolog

7.5K 349 2
                                    

Hallo warga Wattpad selamat pagi yang bacanya pagi, selamat siang yang bacanya siang, dan selamat malam yang bacanya malam.

Aku akan bawa cerita baru lagi, enggak tau pengen aja. Meski banyak yang belum selesai. Karena aku enggak mau menyelesaikan sesuatu dengan cepat hehehe.

Tungguin aku sampai cerita ini selesai ya. Meski aku tau menunggu enggak enak.

🍭Happy Reading 🍭

🍭Happy Reading 🍭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

"Rakyat Jelata." teriak seorang laki-laki

"Woi lo tuli."

Adel menghentikan langkahnya. Berbalik menatap segerombol cowok dan cewek.

"Pecundangnya SMA ADREAS ternyata." desis Adel begitu keras.

Adel berdiri di depan lima cowok gagah. Mata sinisnya tertutup di lensa bening itu. Seringainya ia tunjukkan kepada mereka. Tangannya mengepal. Tubuhnya seakan panas. Tatapan tajam tapi cute itu bisa Adel tunjukkan kepada musuhnya. Dengan itu dia akan tertipu.

"Lo bisa kan manggil orang pakai nama?" Ujar Adel santai.

"Kenapa? Lo enggak suka?" Tanya cowok bernama Keandra dengan memajukan badannya satu langkah. Nada bicaranya begitu tinggi.

"Iya gue enggak suka! Kenapa? Dia punya nama. Dengerin baik-baik-- ucapan Adel sedikit tertahan. Ia memajukan badannya. Melangkahkan kakinya ke arah Keandra. Mengarahkan kepalanya ke telinga cowok itu. ---Lo itu cupu yang beraninya di depan cewek doang Tama." Lanjut Adel dengan menekankan kata Tama.

Cowok bernama Keandra membulatkan matanya. Otaknya sedikit berputar. Karena yang tau panggilan kebesaran nya hanya orang terdekat. Kenapa gadis yang baru masuk ini bisa tau nama kebesaran nya. Pasalnya dia hanya anak baru. Seluruh sekolah pun tak tau. Keempat temannya heran dengan perubahan Keandra.

Adel mundur kembali ke tempatnya. Matanya masih tajam namun cute. Muka judesnya dia perlihatkan lagi. Mata Adel tetap dia tujukan pada kelima cowok itu. Namun ia alihkan ke arah lima gadis yang berada di samping cowok-cowok itu. Kelima gadis yang sedari tadi memberikan tatapan yang tajam kepada Adel. Namun Adel justru memberikan senyum manisnya.

"Kalian ber-lima masih mau pacaran sama cowok pecundang dan brengsek seperti mereka?" Pertannyaan itu muncul dari mulut Adel. Dengan menampilkan senyum seringainya.

"Apa sih yang kalian lihat dari mereka? Bisanya nindas dong kan?" Adel menatap tajam kepada lima cowok itu. Dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Upss gue lupa, kalau kalian itu sama. Sama-sama tukang nindas. Iya kan?" Adel dengan mengarahkan tangannya di depan bibir. Sedikit nada yang mengejek kelima gadis itu. Kelimanya hanya diam membisu. Meski tatapan mereka penuh amarah tapi mereka tahan.

"Cocok kalian itu."Lanjut Adel.

"Dasar pecundang."desis Adel yang di dengar kelima cowok itu dan kelima gadis itu.

Semua mata menatap Adel bukan hanya mereka tapi di seluruh kantin. Adel yang di tatap hanya biasa aja. Dengan satainya dia berbalik membelakangi mereka. Mengarahkan kakinya kepada gadis yang baru saja dia tolong.

"Lo enggak tau kita siapa?" Suara barito cowok bernama Angga mengemah di seluruh penjuru kantin. Langkah kaki Adel terhenti.

"Tau, Gue tau betul malah. Kalian itu siapa!" Ujar Adel tanpa membalikkan badannya.

"Mungkin... kalian itu cowok yang hanya bersembunyi di balik punggung orang tuanya!" Lanjut Adel. Dengan posisi yang sama.

"Brengsek." Umpat Angga dengan melangkahkan kakinya. Namun di tahan oleh Barra cowok dengan sejuta misteri. Cuek namun peduli. Apa lagi dengan teman dan kekasihnya. Barra menatap gadis itu dengan penuh intimidasi.

Adel terkekeh geli." Benar-benar pecundang ternyata."

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝓣𝓪𝔀𝓷𝔂 𝓓𝓪𝔂𝓵𝓲𝓵𝔂 1 𝓭𝓪𝓷 2Where stories live. Discover now