BAB 17

2.3K 272 7
                                    

🍭Happy Reading 🍭

Hallo selamat malam warga Wattpad.
Gimana malam ini?

***

Adel yang sendiri melewati koridor sekolah. Suasana sekolah memang sepi. Karena semua siswa-siswi sudah memulai pelajar. Adel berjalan santainya. Gadis dengan rambut pendek dan kacamata bening itu dengan santai berjalan. Niat hati ingin menuju ke kelas.

Langkah Adel terhenti saat sosok laki-laki dengan perawakan kekar. Berdiri tepat di depannya. Adel hanya tersenyum miring. Siapa lagi kalau bukan Aksa.

"Ngapain lo di sini kak? Ganggu jalan gue aja!" Ketus Adel.

"Lo siapa sih sebenrnya?"

"Informan lo kurang canggih sampek lo langsung tanya gue?"

"Kenapa? Capek nyari info tentang gue?"

"Lo Vany ya?" Tanya Aksa.

"Gue Vany atau bukan, bukan urusannya lo Kak!"

"Bakal jadi urusan gue kalau itu nyangkut Shani. Lo udah ambil Gracia dari dia."

"Lo tenang aja Kak, pacar lo enggak akan kenapa-napa kok. Mungkin lo sama temen lo ati-ati aja." Jelas Adel.

"Maksud lo apa?"

"Lo enggak lupa kan kak? Sama yang namanya life or daeth. Lo yang mulai duluan Kak bukan gue. Gue cuman nerusin."

Mata Aksa langsung membulat. Mendengar apa yang baru saja Adel katakan. Kata-kata yang dulu pernah ia ucapkan kepada Zee.

"Gue yakin lo pasti Vany temennya Zee!

Adel tersenyum miring." Kalau gue Vany kenapa kak? Loe mau bunuh gue juga?"

"Gue enggak ngebunuh sahabat lo ya." Tukas Aksa dengan menunjuk Adel.

"Gimana ya perasaannya Kak Shani kalau dia tau pacar kesayangan ini pernah bunuh orang? Dan yang paling keji saat temennya melakukan pelecehan seksual dia diam aja." Adel tertawa geli.

"Lo pasti tau lah Kak, Fiony itu siapa? Enggak perlu gue kasih tau kali ya? Atau mau gue ingetin lagi? Fiony Syahara Andrea. Takutnya lo lupa."Lanjut Adel dengan masih terkekeh geli.

"Gue enggak tau apa-apa soal itu. Lo jangan asal tuduh."

"Ups sayangnya rekaman cctv itu ada. Memperlihatkan kakak diam aja saat Fiony di perkosa gimana dong?" Ujar Adel dengan nada uang dibuat-buat.

"Dan lo udah menghajar habis-habisan sahabat gue." Kini suara Adel berubah 190 derajat. Karena berubah dingin dan kaku.

"Zee duluan yang menghanjar Angga."

Adel terkekeh."Bahkan lo saat ini masih belain tuh temen lo Kak! Wajar Zee ngelakuin hal itu. Angga udah bikin sahabat gue hamil lo inget itu." Adel menunjuk laki-laki itu. Tatapan nya tajam. Seakan emosinya memuncak. Namun Adel bisa menahan emosi itu.

"Gue balikin lagi kata-kata yang pernah keluar dari mulut lo. Life or daeth!" Ujar Adel dengan senyum miringnya.

"Lo tinggal pilih. Mau pilih yang mana? Gue bisa dua-duanya." Lanjut Adel. Meninggalkan Aksa terdiam di tempat. Laki-laki itu diam membisu. Tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya.

Aksa menepuk pudak Adel namun reflek Adel memberikan perlawanan. Sehingga tangan laki-laki itu terpelintir ke belakang. Aksa mengaduh kesakitan karena gerakan cepat dari Adel.

"Aksa." Panggilan itu membuat Adel melepaskan pelintirannya.

Adel melihat siapa yang memanggil Aksa. Matanya tertuju pada gadis dengan rambut panjangnya. Pakaiannya begitu rapi dengan rok berwarna abu-abu dan baju berwarna putih. Di leher bertengger dasi dengan warna senada dengan rok. Kulitnya begitu putih bersih. Kakinya begitu jenjang.

𝓣𝓪𝔀𝓷𝔂 𝓓𝓪𝔂𝓵𝓲𝓵𝔂 1 𝓭𝓪𝓷 2Kde žijí příběhy. Začni objevovat