BAB 46

1.8K 244 15
                                    

🍭Happy Reading 🍭

🍭Happy Reading 🍭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




***

"Lama banget sih Del?" Keluh Ashel. Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Seakan gadis itu sedang marah dengan sosok Adel.

"Tuh jajan, dimakan Shel. Bukan buat pajangan dong. Ngoceh juga butuh tenang kali Shel."Ujar Adel. Lalu gadis itu mulai menyalakan mobilnya. Gadis itu meminum minuman yang tadi sempat tak jadi ia minum.

"Lo ngomongin apa sama Kak Anin?" Tanya Ashel memecah keheningan.

"Ngomongin lo."

Ashel mengerutkan keningnya."Kenapa gue? Sorry ya gue enggak ada masalah apa-apa sama lo atau kak Anin."

Adel diam, gadis itu justru fokus ke depan dan mengunyah rotinya. Ashel yang melihat akan hal itu justru memukul lengan Adel.

"RACHEL!" Teriak Adel. Karena gadis itu memberikan pukulan yang cukup keras di lengan Adel.

"Abisnya lo di tanya enggak jawab malah diam aja!"

"Ya tapi jangan mukul juga Ashel, sakit." Keluh Adel.

"Badan doang kaya laki, tapi di pukul gitu aja sakit!" Sindir Ashel dengan memberikan lirikan tajam kepada Adel. "Sakitan mana, gue pukul atau dipukul Zee sama Kak Shani?" Lanjut gadis itu dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Itu beda Ashel."

"Bedanya apa? Sama-sama mukul kan?"

"Kalau Zee sama Kak Shani itu mukulnya pake perasaan, kalau lo enggak!"

"Perasaan apanya? Perasaan marah maksud lo?" Serka Ashel.

Ashel mampu membuat Adel terdiam. Gadis itu tak lagi menjawab.

"Lo laper enggak?" Adel mengalihkan pembicaraannya.

"Jangan ngalihin pembicaraan Adel." Tegas Ashel.

"Enggak siapa juga! Gue emang mau nawarin lo, laper enggak?"

"Berhenti di depan, kita makan di tempat langganan gue." Ujar Ashel. Suaranya terdengar dingin. Apa lagi gadis itu, menampilkan wajah dinginnya. Baru kali ini Adel melihat wajah serius Ashel. Meski beberapa kali bertemu dan melihatnya, Ashel tak pernah menampilkan wajah itu. Selalu dengan mata teduh dan wajah cantiknya. Apa lagi dengan senyum di bibir yang selalu membuat Adel ingin melihatnya.

Mereka sudah duduk di sebuah tempat makan, dan memesannya. Ashel memikirkan tempat kaki lima. Mereka menyediakan pecel lele, ayam bakar, bebek, dan lain sebagainya. Gadis itu memesan untuk mereka berdua dan teman-temannya di rumah.

"Lo banyak banget pesannya?"

"Kenapa? Takut uang ko abis? Katanya enggak bakal abis sampek tujuh turunan?" Sindir Ashel sambil melirik sinis ke arah Adel. Adel yang di sindir otomatis enggak akan terima-terima gitu aja.

𝓣𝓪𝔀𝓷𝔂 𝓓𝓪𝔂𝓵𝓲𝓵𝔂 1 𝓭𝓪𝓷 2Where stories live. Discover now