BAB 36

2.2K 249 15
                                    

🍭Happy Reading 🍭

Selamat Pagi menjelang siang warga Wattpad
Gimana hari ini?
Up lagi enggak nih?
Bisa yokk 200 komentar

***

"Zee lo apa-apaan sih? Main ngusir Adel gitu aja?" Fiony terlihat marah dengan Zee. Apa lagi nadanya begitu dingin.

"Fio itu bukan Adel! Tapi saudara kembar Adel namanya Aura." Tutur Zee tak mau kalah dengan Fiony.

"Gue enggak peduli akan hal itu Zee. Yang pasti gue bisa ketemu sama Adel."

"Dia bukan Adel Fio. Lo tau itu, mata lo udah ngeliat sendiri kalau tubuh Adel sudah di kebumikan."

"Emang kenapa kalau tubuh Adel sudah di kebumikan? Yang penting kembaran Adel masih di sini Zee!"

"Peran Adel enggak akan pernah ada yang bisa ngegantiin apa lagi sama kembarannya Adel. Sifat mereka beda Fio. Perlu gue jelasin ke lo?"

"Apa sih Zee? Lo ngomongin peran yang mana? Peran Adel yang mana lagi? Bukanya Adel udah meranin perannya? Gue enggak peduli ya! Mau dia kembarannya Adel yang penting dia ada disini!"

"Fiony.."

"Apa lagi? Lo mau ngelak apa lagi? Tanpa persetujuan dari keluarganya Adel. Mata itu enggak mungkin di donorin Zee. Dan lo enggak seharusnya ngusir Aura." Potong Fiony. Suaranya begitu menggebu. Nadanya di penuhi amarah.

"Lo juga tau kalau mata ini milik Adel bukan Aura. Aura hanya sebatas saudara kembar. Jadi dia enggak berhak ngasih harapan buat lo Fio."

"Ngasih harapan apa yang lo maksud? Ha?" Zee tak menjawab ucapan Fiony.

"Kenapa? Kenapa Diam? Enggak bisa jawab kan? Lo harus tau Zee, lo bisa ngeliat sekarang itu juga karena Adel. Dan Aura itu kembarannya Adel. Kalau semua keluarga setuju kecuali Aura. Enggak mungkin hari ini lo bisa lihat." Lanjut Fiony. Emosinya sudah tak bisa terkontrol lagi.

Zee seketika diam. Tanpa ada kata yang keluar dari mulut gadis itu. Hanya mendengarkan apa yang di ucapkan Fiony padanya. Perdebatan antara mereka cukup panas sebelumnya. Sama-sama mengeluarkan taring satu sama lain.

Shani membawa Fiony masuk kedalam kamar menenangkan Adik kesayangannya itu. Keadaan Fiony yang hamil membuat emosinya naik turun. Sedangkan Zee di tenangkan oleh Gracia. Gracia memberikan usapan lembut pada bahu Zee.

"Fio tenang ya!"

"Aku enggak habis pikir Kak kalau Zee bilang kayak gitu sama Aura. Padahal dia tau kalau Aura saudara kembara Adel. Bisa kan ngomong baik-baik? Enggak pake acara narik-narik kayak tadi?"

"Iya Fio. Kakak ngerti. Mungkin Zee belum bisa menerima kalau Adel punya kembaran. Kakak aja juga kaget tadi. Apa lagi kembarannya muncul pas Adel udah enggak Ada."

"Kamu harus bisa ngontrol emosi kamu. Kamu tau kan kalau kamu enggak sendiri? Kamu masih ada ini." Lanjut Shani dengan menunjuk perut Fiony. "Kasian yang ada disini! Dia juga ikut sedih kalau bundanya sedih."

"Kalau sewaktu-waktu aku main ke rumah Adel boleh?"

"Boleh tapi harus ada yang nganter."

"Makasih kak." Fiony menghamburkan pelukan pada Shani. Sang Kakak juga membalas pelukan itu. Mengusap lembut rambutnya. Memberikan kenyamanan dan juga ketenangan pada Fiony.

***

"Ayo lah Ra bantuin gue yaa?" Tutur gadis dengan masih berada di belakang gadis berambut panjang itu.

𝓣𝓪𝔀𝓷𝔂 𝓓𝓪𝔂𝓵𝓲𝓵𝔂 1 𝓭𝓪𝓷 2Where stories live. Discover now