BAB 23

2.2K 263 8
                                    

🍭Happy Reading 🍭

Hallo warga Wattpad selamat pagi menuju siang.
Gimana kabarnya hari ini?
Pada sehat semua kan?
Oke kita mulai ya episode 23 nya.

Sebelum itu kenala dulu dong

"Gadis manis dengan sejuta puisi. Hallo aku Ervi."

***

"Kita harus segara bubarin mereka." Ujar Feni. Anggota Calla yang memantau kantin dadakan itu dari jauh.

"Mereka udah keterlaluan Shan. Berani-beraninya mereka buka kantin dadakan." Kompor Siska.

"Iya Shan. Justru itu akan membuat siswa-siswi di sini makin ngelunjak." Kini ganti Christy ya berbicara.

"Kita enggak coba hancurin aja Shan?" Tanya Marsha.

Shani diam, matanya yang masih tertuju melihat kantin dadakan yang di adakan oleh Adel dan Zee. Apa lagi Gracia juga turut andil dalam hal itu. Gracia tampak begitu bahagia. Gracia juga nampak begitu sangat antusias.

"Kita kesana sekarang." Titah Shani.

Seketika anggota Calla tersenyum menang. Engga biasanya Shani setuju dengan apa yang mereka usulan. Apa lagi ini menyangkut Gracia.

Langkah mereka menghampiri kantin dadakan itu. Tatapan tajam mereka begitu sangat mematikan. Pastinya mereka tujukan pada siapa yang sudah memulai. Shani dengan angkuh melipat kedua tangannya di depan dada. Langkahnya memang lembut. Apa lagi dengan wajah tegasnya, semua orang akan terpesona dengan kecantikan gadis ini. Begitupun yang lainnya. Tak heran kalau mereka seakan sedang beradul visual.

"Wahh selamat datang Kakak-kakak." Sapa Adel dengan senyum

Mereka berdiri tepat di depan kantin itu. Semua siswa-siswi mundur seketika. Tak ingin mendapat masalah kalau mereka tak memundurkan badannya.

"SEMUA LIAT KE BAWAH." teriak Feni. Memerintahkan seluruh siswa-siswi menundukkan kepalanya.

"KALIAN ITU RAKYAT JELATA, YANG HARUS TUNDUK DAN PATUH DENGAN PUTRI RAJA." Bukan, bukan Feni yang berbicara melainkan Shani.

Gracia yang mendengar itu langsung pandangannya ia arahkan ke Shani. Tak percaya bisa-bisanya Shani berbicara seperti itu.

"Mundur Del. Biar gue aja." Ujar Gracia. Kini ia majukan badannya satu langkah. Tepat di depan Shani. Kepalanya ia dongakkan karena memang Shani lebih tinggi dari Gracia.

"Kalau lo kesini cuma ngerecokin kantin dadakan yang gue sama temen-temen gue buat. Mending lo pergi!"usir Gracia. Menatap mata tajam gadis itu.

"Tamparan yang semalem belum membuat lo cukup ya Ge?" Ujar Shani tak kala tajamnya mata itu.

"Ohh jadi lo Kak yang nampar Kak Gege?" Tanya Adel. Sedikit maju tepat di samping Gracia.

"Kayaknya bukan hanya Gracia yang harus gue tampar. Tapi kalian berdua juga."Ucap Shani.

Zee tersenyum miring." Gue ngehargai lo, karena lo Kakak sahabat gue. Tapi kalau sampek lo nyentuh Adel sama Kak Gege, gue enggak akan segan-segan buat ngehancurin lo." Ancam Zee.

"Kak Rere yang gue enggak kayak gini." Ujar Adel.

Shani terkejut dengan ucapan Adel. Apa lagi Adel tau nama panggilnya di rumah. Dan yang hanya memanggil dia adalah hanya teman-teman kecil adiknya dulu. Ingatan Shani berputar dimana dia pernah mendengar suara itu.

𝓣𝓪𝔀𝓷𝔂 𝓓𝓪𝔂𝓵𝓲𝓵𝔂 1 𝓭𝓪𝓷 2Where stories live. Discover now