BAB 13

2.4K 250 6
                                    

🍭Happy Reading 🍭

Hallo warga Wattpad maaf banget nih kemari malam enggak sempet up.
Sorry banget ya.
Gimana kalau gantinya
Aku hari ini up 2 episode?

*

***

Plakkk!!

Plakkkk!!!

Tamparan di pipi terdengar mengemah di ruangan persegi empat itu. Semua menatap kearah Shani yang menampar Feni dan Angga. Kaget pasti, namun mereka hanya diam. Terlihat di wajah Shani yang ia tunjukkan adalah amarah.

"Lo gila ya Shan?" Ujar Feni dengan memegang pipinya yang terasa panas. Pipinya yang putih terlihat merah.

"Lo yang gila Fen."

"Kalian berdua yang udah ngelaporin Adel ke polisi?"lanjut Shani nada dingin.

"Iya emang kenapa? Gue laporin itu juga buat Gracia. Dia udah ngelukin pelecehan seksual sama Gracia. Lo tau itu." Jelas Feni tak mau kalah dengan Shani.

"Emang lo ada bukti kalau Adel pelakunya? Gimana kalau salah tangkap?" Pertanyaan Shani sukses membuat mereka melogo. Pasalnya Shani bukan orang yang mau memaafkan pelaku yang menyangkut Gracia.

"Buktinya gue Shan sama temen-temen lo ini. Angga juga udah dapet rekaman cctv dari Bar itu."

"Gue mau lihat rekaman itu." Pinta Shani. Tatapan Shani mengarah ke mereka berdua. Namun mereka membisu.

"Kenapa diam? Atau jangan-jangan rekaman itu enggak ada?" Tanya Shani dengan memicingkan matanya.

Terlihat Angga dan Feni yang gugup. Namun kegugupan itu bisa mereka kendalikan.

"Ada nanti gue liatin rekamannya." Ujar Angga dengan yakin.

"Gue tunggu." Shani pergi meninggalkan ruangan itu di ikuti oleh Aksa.

Shani berjalan menyusuri korido sekolah. Langkahnya benar-benar cepat kali ini. Pikirannya mengarah ke Adel dan Gracia. Gadis itu sedari tadi tidak terlihat. Entah kemana si Gracia. Namun langkah Shani terhenti saat pergelangan tangannya dicekal secara lembut.

Shani menoleh, terdapat laki-laki dengan tubuh besar. Memiliki mata yang indah. Bibir yang tipis. Dan yang Shani suka adalah hidup laki-laki ini. Begitu sempurna.

"Aksa."

"Sayang tenang dulu ya."titah Aksa.

"Tapi Aksa. Feni sama Angga udah keterlaluan. Gimana kalau tuduhan itu salah?"

"Kita enggak ditempat kejadian sayang. Mereka yang ada di sana. Mereka tau betul tentang itu. Kamu tenang dulu. Baru juga sembuh. Masa mau marah-marah."

Shani cukup tenang kali ini. Amarahnya tak se panas tadi. Aksa yang mengetahui hal itu memeluk tubuh Shani. Memberikan sebuah semangat dan ketenangan di sana. Shani hanya diam, justru Shani memeluknya dengan erat. Mencari ketenangan dengan mendengar detak jantung Aksa. Shani juga merasakan aroma maskulin dari tubuh Aksa. Dipadukan dengan Aroma mint yang khas.

"Besok kerumah sakit ya!"pinta Shani.

"Kenapa emang? Kamu waktunya kontrol?"

"Enggak mau meriksain kamu!"

"Kok jadi aku?" Heran Aksa

"Jantung kamu soalnya berdetak lebih kencang dari biasanya." Ujar Shani terkekeh geli.

𝓣𝓪𝔀𝓷𝔂 𝓓𝓪𝔂𝓵𝓲𝓵𝔂 1 𝓭𝓪𝓷 2حيث تعيش القصص. اكتشف الآن