BAB 41 ( CHRISTY )

1.9K 214 6
                                    

🍭Happy Reading 🍭

🍭Happy Reading 🍭

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।


***

"Aagggkkkkk sakit! Ampunnn!!! Keluh Jinan. Christy sedang menjambak rambut panjang Jinan. Teriakan Jinan yang semakin mengerang memohon untuk di lepaskan. Bukan melepaskan justru Christy malah memperkuat tarikan itu. Sehingga Jinan juga mengerang kesakitan.

Bagi Christy teriakan Jinan adalah musik pengantar tidur yang indah. Sedangkan rasa sakit adalah obat buat Christy.

"Agggkkkkk sakit Christy!" Keluh Jinan lagi. Christy tersenyum miring mendengar teriakan dari Jinan.

"Kenapa sih Nan? Sampah kayak lo enggak pantes di sekolah ini. Apa lagi lo anak beasiswa! Sampah masyarakat."

"Gue salah apa sama lo?"

"Lo salah karena lo miskin! Lo juga salah karena lo ada di sekolah ini!"

"Agggkkk Christy sakit."

Christy semakin menarik kuat rambut Jinan. Sampai gadis itu mendongak ke atas. Ringisan terlihat di wajahnya. Matanya mgeluatkan cairan bening seketika.

Brakkk!!

Christy seketika menghantamkan kepala Jinan di tembok. Sampai mengeluarkan suara. Pusing yang Jinan rasakan. Tangannya memegang kepala yang pusing itu. Merasakan sakit di kepala.

Jinan tersungkur di bawah. Duduk bersimpuh dan tangan itu masih memegang kepalanya. Christy jongkok tepat di depan Jinan. Bibirnya terangkat miring. Tangan Christy terulur kembali menarik rambut Jinan. Agar wajah gadis itu melihat wajah Christy. Bisa Jinan lihat kalau Christy sedang tersenyum miring kepadanya.

"Sakit? Gue akan lebih nyakitin lo, karena mulai sekarang ini bukan sekolah tapi neraka buat manusia seperti lo."

Christy menghempaskan kepala Jinan. Seketika Christy memegang lengan Jinan secara paska agar gadis itu berdiri. Christy membawa Jinan masuk ke salah satu kamar mandi. Dan menguncinya di salah satu kamar mandi itu. Teriakan Jinan terdengar sempurna di telinga Christy. Gadis itu mengedor-gendor pintu agar dibukakan sama Christy. Namun tak ada jawaban dari luar. Tangisa terdengar juga di dalam kamar mandi itu. Bukan membuka malah Christy pergi dengan wajah angkuhnya.

"Tolong buka!" Suara Jinan terdengar lirih.

Tubuh Jinan seakan sudah lemas. Bajunya yang basah karena siraman dari Christy tadi membuat tubuhnya dingin. Percuma juga teriak karena sekolah hampir malam. Apa lagi semua orang sudah pulang. Tapi Jinan terus berusaha untuk mengedor-gendor pintu berwaran putih itu. Meski hasilnya tetap nihil.

"Anjing!" Umpat Jinan. Gadis itu sudah kesal karena frustasi. Tubuhnya ia dudukkan di lantai toilet. Ia senderkan punggungnya di sekat-sekat toilet. Napasnya sudah memburu. Matanya ia pejamkan sejenak. Kepalanya pusing karena bau yang tidak enak menyeruak di hidung Jinan.

𝓣𝓪𝔀𝓷𝔂 𝓓𝓪𝔂𝓵𝓲𝓵𝔂 1 𝓭𝓪𝓷 2जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें