BAB 34

2.1K 259 31
                                    

🍭Happy Reading 🍭

Selamat malam warga Wattpad aku udah lama ya enggak up sorry banget. Sibuk banget soalnya akhir-akhir ini.

Kangen enggak nih?

***

"Shani." Panggil Gracia. Gadis itu menoleh melihat sosok yang memanggilnya. Bibirnya tersenyum melihat siapa yang tengah berada tak jauh darinya.

"Ada apa Ge?" Tanya Shani.

"Mau ke kantin bareng enggak?" Tanya Gracia.

Shani tersenyum."Boleh."

Mereka berdua berjalan beriringan. Meski agak terlalu cangung.

"Fiony gimana Shan?" Tanya Gracia memecah keheningan.

"Dia enggak mau makan selama 3 hari Ge! Gue jadi bingung harus ngebujuk kayak gimana lagi!" Tutur Shani. Nada bicara gadis itu terdengar sangat sedih.

"Gue takut dengan kandungan nya Ge kalau makannya enggak teratur." Lanjut Shani.

"Gue ke rumah lo ya nanti. Biar gue yang bicara, siapa tau Fiony mau makan."

"Kalau Zee gimana ya Ge?"

"Lebih parah Shan. Zee sering ngelamun, enggak fokus saat pelajaran. Zee juga jarang makan." Tutur Gracia.

Shani menghela napas panjang.

"Oh iya Shan udah ada kabar belum soal Feni?"

"Belum Ge! Gue udah kerumahnya tapi katanya Feni enggak dirumah. Gue juga udah ke apartemen nya, tapi nihil."

"Ada masalah apa sih sebenarnya Feni? Sampek enggak sekolah."

"Orang tau Feni juga bingung Ge sebenarnya Feni kemana? Apa lagi enggak ada kabar sama sekali. Terlebih hampir semua brandambasador memutuskan kontrak. Karena Feni tidak ada kabar."Jelas Shani.

Mereka berdua berjalan beriringan. Memilih diam setelah banyak yang di bicarakan.

Brakkk!!

Pandangan mereka tertuju pada sumber suara di dalam. Ruangan itu terlihat ruang kelas 11. Shani dan Gracia memandang satu sama lain setelah itu masuk ke dalam. Mata mereka membulat sempurna. Melihat sosok gadis yang tersungkur. Seakan gadis itu baru saja didorong. Sampai menghantam pintu. Apa lagi bajunya begitu basah.

"Anin." Gracia mengerutkan keningnya. Saat melihat sosok gadis yang ia kenal.

Shani lebih membantu gadis yang tersungkur itu. Memakaikan jaketnya ke tubuh kecil gadis itu. Karena dalamannya terlihat jelas.

"Lo enggak papa?" Tanya Shani dengan lembut.

"Enggak papa Kak." Jawabnya.

Bisa Shani rasakan tubuhnya bergetar. Wajahnya terlihat ketakutan. Kepalanya ia tundukkan ke lantai.

Gracia yang sedari tadi melihat Anin di depannya dengan tatapan yang heran.

"Lo apain dia Nin?" Tanya Gracia. Penuh intimidasi.

Anin tersenyum miring." Urusan lo apa ya? Gue mau ngelakuin apapun bebas."

"Kok lo ngomong gitu Nin?"

"Salah gue ngomong kayak gini? Lo enggak usah sok suci kali Ge! Lo pernah ngelakuin ini bahkan lebih kejam dari ini."

"Maksud lo apa Nin?"

Anin maju satu langkah berdiri tepat di depan Gracia. Matanya menatap tajam ke arah Gracia. Berhubung tinggi badan mereka yang sama. Jadi Gracia tidak perlu mendongakkan kepalanya. Dengan cukup keras Anin mendorong bahu Gracia. Sampai Gracia terdorong kebelakang. Untung ada Shani yang berada di belakang Gracia. Shani menopang tubuh Gracia yang hampir ambruk.

𝓣𝓪𝔀𝓷𝔂 𝓓𝓪𝔂𝓵𝓲𝓵𝔂 1 𝓭𝓪𝓷 2Where stories live. Discover now