BAB 30 (Revisi)

2.7K 347 46
                                    

🍭Happy Reading 🍭

Hallo warga Wattpad hari ini udah masuk episode 30 yaa hehehe.
Gimana sampai sini? Masih mau lanjut atau selesai?
Bay the Way kalau boleh tau kalian dari mana aja sih?
Kalau aku dari Kediri.

Jangan lupa klik bintang dan tinggalkan jejak oke. Satu lagi follow aku juga yaa.


***

Dokter Ella keluar dari ruangan. Menghampiri Flora. Dengan segera Zee melepaskan pelukan dan menghampiri Ella.

"Gimana El?" Tanya Flora.

"Adel pengen ketemu sama Lo. Tapi sebelum itu gue mau minta izin dulu sama lo. Adel harus segera di operasi. Untuk mengangkat kanker itu." Ujar Ella.

"Gue tunggu jawab lo setelah ketemu Adel." Ella menyentuh lembut lengan Floran lalu pergi.

Flora memasuki ruangan itu. Flora bisa melihat sosok adik yang tangguh kini terbaring lemah. Sosok adik yang biasanya tersenyum lebar dan manis kini hanya tersenyum tipis. Sosok adik yang jahil kini hanya bisa diam.

Flora dengan begitu tegarnya duduk di tempat duduk yang sudah di sediakan. Adel terlihat senyum kepada Flora.

"Kak Flo!"Panggil Adel suaranya begitu lirih.

"Iya Del."

"Kak Ella tadi bilang kalau gue harus dioperasi. Gue enggak mau dioperasi kak!" Tutur Adel lembut. Mata Flora songak membulat. Mendengar jawaban dari sang Adik.

"Kok gitu sih Del? Kalau di operasi Adel bisa cepet sembuh. Seenggaknya mengurangi rasa sakit yang Adel rasakan."

"Ada jaminan kalau Adel bakal sembuh? Percuma juga kan kalau operasi akhirnya tetep mati juga."

"Del!"

"Gue sayang sama lo Kak. Lo kakak terbaik yang pernah gue miliki. Lo adalah orang terhebat yang pernah ada dalam hidup gue. Lo juga salah satu favorit gue kak. Gue sayang banget sama lo." Tutur Adel dengan hembusam napas yang begitu berat.

"Kalau Adel sayang Adel harus sembuh ya! Gue enggak mau kehilangan lo Del!" Flora memang tangan pucat Adel. Punggung tangannya terdapat sebuah infus. Mengengam lembut tangan Adel.

Adel tersenyum melihat sang Kakak."Salah satu cara menyayangi orang lain adalah mengikhlaskan Kak! Bukan hanya untuk dimiliki. Aku belajar banyak hal sama Kakak salah satunya tentang keikhlasan."

"Adel boleh minta satu permintaan sama Kakak?" Tanya Adel menatap lekat sang Kakak.

"Apapun pasti kakak kabulin."

"Adel minta kakak harus janji terus bahagia ada ataupun enggak adanya Adel. Adel enggak mau menjadi beban kakak lagi. Meski Adel sudah enggak ada. Adel yakin Kakak ninggalin kantor lagi kan?"

Flora menahan air matanya agar tak keluar. Namun pertahanannya runtuh saat adiknya menuturkan kata yang seperti itu. Pipi Flora basah karena cairan bening itu. Adel tersenyum tipis, mengarahkan tangannya ke pipi Flora mengusap lembut air mata yang membasahi pipi mulus itu.

"Satu lagi jangan nangis ya Kak. Nanti siapa yang ngusap air mata Kakak?"

"Iya! kakak janji enggak akan nangis. Kakak janji akan bahagia ya. Kamu istirahat sekarang. Kakak keluar dulu ya."

"Iya Kakak. Tapi Kakak bisa panggilkan Zee?"

"Sama Fiony juga?" Tanya Fiony juga.

"Boleh."

𝓣𝓪𝔀𝓷𝔂 𝓓𝓪𝔂𝓵𝓲𝓵𝔂 1 𝓭𝓪𝓷 2Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora