00:07 GAGAL FITTING

297 15 1
                                    

"Hallo, Kiran yang cantik mirip Bae Suzy di sini."

Raya dan Gita saling pandang, mereka berdua memasang wajah mual, seperti mau muntah.

"Tingkat kepercayaan diri lo tuh nggak bakalan ada orang yang bisa menandingi, yak! KEREN!"

Ucapan sarkatis Raya membuat Kiran tertawa.

"Biasa aje, Anoa!"

Gita menatap aneh Kiran, yang ditatap kelewat cuek. Dia malah duduk dan makan snacks Gita dengan tidak tahu malunya. Gita berdecak.

"Tumben lo dateng pagi? Kerasukan?"

Kiran terkikik.

"Iya. Kerasukan setan Pak Ajun! WHAHAHAH!"

Gita dan Raya melotot tajam.

"Anjir! Becanda lo makin ekstrim. Pake bawa-bawa Pak Ajun lagi. Kalo ketauan-"

"Saya kasi nilai C."

"BHAHAHAHHAHAH!!!"

Mereka bertiga tertawa. Bahkan Raya nyungsep ke belakang saking bengeknya.

Drrrrttttt Drrrrttttt!

Kiran melirik ponselnya yang menyala, sebuah panggilan masuk. Dia mengernyit saat melihat nama si pemanggil.

Dosen sialan is calling.

Gita dan Raya yang kepo hendak melihat siapa yang menelphone sahabat mereka sepagi ini. Namun, belum sempat melihat namanya, Kiran meraih benda pipih tersebut.

Kiran menatap jengkel mereka.

"Apa? Kepo banget lo berdua."

Kiran menggeser panel hijau pada layar ponsel. Mendekatkan benda itu di depan telinganya.

"Hallo! Kiran adeknya Bae Suzy sepaking!"

"Ugh. Pede banget kamu."

Bola mata Kiran mengerling jengah.

"Bentar. Gue angkat telephone dulu. Snacknya jangan lo abisin, Sat! Awas aja! Gue bentaran."

Raya dan Gita mengangguk mengerti.

Kiran berpindah, menjauh dari kedua sahabat oroknya itu. Kiran melirik ke sana- ke sini, memastikan tidak ada orang yang akan dengar pembicaraan mereka.

"Hallo, Pak? Tadi-"

"Jam delapan ke ruangan saya. Ada hal yang harus kita bicarakan. Jangan sampai telat."

"Tapi-"

BIP!

Panggilan diputuskan sepihak. Kiran terbelalak. Menatap layar ponselnya yang sudah mati, tak menampilkan interface telephone.

"Dia itu ngajak ketemuan atau ngajak ribut?!"

Kiran melihat jam kecil yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. DEG! Kedua matanya membulat sempurna.

07.55 tercetak sempurna di sana.

"Dasar Dosen sialan!"

...

BRAK!

Kiran menahan lututnya. Deru napasnya tidak beraturan. Pundaknya naik-turun dengan cepat. Detak jantungnya tidak beraturan. Dia menyebarkan pandangan di seluruh ruangan.

Kiran melihat lagi jam di tangannya.

"Telat tiga menit." Ujar seseorang di belakang.

MR. ARDJUNA RIGHT [SELESAI]Where stories live. Discover now