MR. ARDJUNA RIGHT [SELESAI]

FINALLY, KOREAN! 2

"PAK! FOTOIN SAYA!"

"Astaga, Kiran. Nggak usah teriak. Malu."

"HAH? APA, PAK? GAK KEDENGARAN!"

"Astagfirullah. Beri hambamu ini kesabaran."

Ajun berhasil mendatangi Kiran setelah menelusup di kerumunan orang-orang yang melintas. Ajun bernapas lega saat dia bisa sampai di sebelah Kiran. Ajun menatap Kiran yang terlihat sangat berbunga-bunga, tatapan mata itu memancarkan cahaya yang cerah. Kebahagiaan yang tidak dapat diungkapkan.

Ajun menggenggam tangan Kiran. Membuat gadis itu menoleh dan mengangkat sebelah alisnya, sebagai pertanyaan.

"Kalo mau jalan-jalan seperti ini, bilang."

"Seriusan?"

Ajun mengangguk pelan.

"Saya senang melihat senyum kamu. Indah."

Kiran memasang wajah ingin muntah. Ajun mulai jago menggombal, dan si gombalannya itu terdengar sangat kolot! Jokes bacpak".

Ajun mengusap pipi Kiran yang berkeringat.

"Kamu gak haus?"

"Haus. Bapak gimana?"

Ajun mengangguk.

"Cari minum, yok!"

...

Kiran dan Ajun sedang duduk di bangku taman dekat sungai Han. Lampu dari jembatan terlihat sangat indah, memantul dari atas permukaan air yang luas itu.

Kiran memakan es krimnya, sedangkan Ajun meneguk es americanonya. Lagi dan lagi, Kiran tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

"Saya masih gak percaya bisa ke sini, Pak."

"Mau saya cemplungin ke sana biar percaya?"

"Bercandanya serem banget, Pak."

Diam sebentar.

"Kiran, kalau misalkan saya melanjutkan studi saya bagaimana?"

"S3?"

Ajun mengangguk hati-hati.

"Kapan?"

"Secepatnya?"

"Dimana?"

Ajun terlihat berfikir sejenak.

"Amerika?"

"Seriusan? Gak lagi bercanda? Kenapa kasih taunya mendadak gini? Kenapa baru bilang sekarang?"

"Eh, saya cuma meminta saran. Bukan pamitan."

Kiran langsung mendekap Ajun.

"Saya kaget, Pak. Sebelumnya, Bapak gak pernah bahas masalah ini sama saya. gak kaget gimana dong?"

Ajun tersenyum tipis.

"Enggak. Saya hanya meminta pendapat kamu.  Jangan dibawa pusing, itu hanya rencana aja."

"Bapak mau dengar pendapat saya?"